Kitesurfing Jeneponto Terancam Tutup Permanen, Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
"Tidak ada lagi aktivitas, kami sama sekali closed, tidak terima tamu. Walaupun tamu lokal dari Makassar mau weekend juga nggak bisa ngapa-ngapain. Nggak bisa renang, nggak bisa snorkeling karena penuh rumput laut," ungkapnya.
Alfarouq menyayangkan tak ada langkah konkret yang ditempuh pemerintah setempat terkait permasalahan ini. Padahal menurutnya, pemerintah berperan penting untuk menengahi persoalan ini.
Pemerintah seharusnya bisa membantu mencari jalan keluar agar mata pencaharian petani rumput laut tidak hilang, dan potensi pariwisata serta pemasukan daerah tetap bisa dimaksimalkan.
"Mudah-mudahan pemerintah lebih serius, lebih profesional, lebih tanggung jawab. Maksudnya dari segi kinerja, supaya dapat membantu menyelesaikan permasalahan di bawah. Kasih pandangan berwisata supaya masyarakat bisa ikut bekerja sama mengembangkan pariwisata Jeneponto ," bebernya.
Sejak beroperasi pertama kali di tahun 2019, nilai investasi Batikite Resort mencapai Rp7 miliar, dan telah menyetorkan pajak daerah senilai Rp177 juta. Pada tahun 2020 mereka menghentikan aktivitas akibat pandemi Covid-19, dan di tahun 2021 aktivitas mulai tersendat akibat rumput laut yang semakin banyak.
"Jadi sama sekali tidak ada lokasi untuk bisa main kitesurfing dan itu berbahaya untuk tamu kalau mereka membentangkan tali yang mengapung di atas permukaan air. Makanya saya sudah sempat bilang ke pemerintah alangkah sayangnya kalau tutup, ini pajak pendapatan daerah nggak ada lagi," urai Alfarouq.
"Jadi karena pemerintah Jeneponto dan pemerintah Sulsel kurang sigap untuk mengatasi masalah ini, di bulan ini kami terima tamu terakhir dan kami putuskan bulan depan akan tutup sampai waktu yang ditentukan," tegasnya.
Sampai saat ini, pihaknya masih menanti tanggapan dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Jika hingga akhir tahun tak ada kejelasan, maka kemungkinan besar resort tersebut akan dijual, dan aktivitas kitesurfing di Sulsel tak akan ada lagi.
Padahal, kitesurfing Jeneponto sudah cukup dikenal di mancanegara. Sebab lokasi ini memiliki potensi angin dan keamanan pantai yang menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
"Kalau pemerintah tidak mau membantu menyelesaikan, maka tahun depan mungkin kami jual resortnya, dan kemungkinan paling sedih itu kitesurfing gak ada lagi di Jeneponto. Sedangkan ini sudah mulai dikenal dunia karena rata-rata tamu kita dari mancanegara," pungkasnya.
Alfarouq menyayangkan tak ada langkah konkret yang ditempuh pemerintah setempat terkait permasalahan ini. Padahal menurutnya, pemerintah berperan penting untuk menengahi persoalan ini.
Pemerintah seharusnya bisa membantu mencari jalan keluar agar mata pencaharian petani rumput laut tidak hilang, dan potensi pariwisata serta pemasukan daerah tetap bisa dimaksimalkan.
"Mudah-mudahan pemerintah lebih serius, lebih profesional, lebih tanggung jawab. Maksudnya dari segi kinerja, supaya dapat membantu menyelesaikan permasalahan di bawah. Kasih pandangan berwisata supaya masyarakat bisa ikut bekerja sama mengembangkan pariwisata Jeneponto ," bebernya.
Sejak beroperasi pertama kali di tahun 2019, nilai investasi Batikite Resort mencapai Rp7 miliar, dan telah menyetorkan pajak daerah senilai Rp177 juta. Pada tahun 2020 mereka menghentikan aktivitas akibat pandemi Covid-19, dan di tahun 2021 aktivitas mulai tersendat akibat rumput laut yang semakin banyak.
"Jadi sama sekali tidak ada lokasi untuk bisa main kitesurfing dan itu berbahaya untuk tamu kalau mereka membentangkan tali yang mengapung di atas permukaan air. Makanya saya sudah sempat bilang ke pemerintah alangkah sayangnya kalau tutup, ini pajak pendapatan daerah nggak ada lagi," urai Alfarouq.
"Jadi karena pemerintah Jeneponto dan pemerintah Sulsel kurang sigap untuk mengatasi masalah ini, di bulan ini kami terima tamu terakhir dan kami putuskan bulan depan akan tutup sampai waktu yang ditentukan," tegasnya.
Sampai saat ini, pihaknya masih menanti tanggapan dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Jika hingga akhir tahun tak ada kejelasan, maka kemungkinan besar resort tersebut akan dijual, dan aktivitas kitesurfing di Sulsel tak akan ada lagi.
Padahal, kitesurfing Jeneponto sudah cukup dikenal di mancanegara. Sebab lokasi ini memiliki potensi angin dan keamanan pantai yang menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
"Kalau pemerintah tidak mau membantu menyelesaikan, maka tahun depan mungkin kami jual resortnya, dan kemungkinan paling sedih itu kitesurfing gak ada lagi di Jeneponto. Sedangkan ini sudah mulai dikenal dunia karena rata-rata tamu kita dari mancanegara," pungkasnya.