Demam Citayam Fashion Week di Tunjungan Surabaya Dibubarkan Satpol PP
loading...
A
A
A
SURABAYA - Aksi fashion di jalur penyeberangan di Jalan Tunjungan Kota Surabaya, akibat demam Citayam Fashion Week Jakarta, dibubarkan Satpol PP Kota Surabaya. Pagelaran peragaan buasana di jalanan ini, dianggap menimbulkan kerumunan dan mengganggu lalu lintas.
Awalnya, pagelaran peragaan busana di jalur penyeberangan pejalan kaki layaknya Citayam Fashion Week tersebut berlangsung meriah. Mulai dari remaja, hingga ibu rumah tangga nampak asyik berjalan layaknya di cat walk di tengah Jalan Tunjungan.
Mereka yang hadir mengenakan berbagai pakaian, dan tampil modis. Lalu, berjalan berlenggak-lenggok di jalur penyeberangan untuk pejalan kaki, layaknya Citayam Fashion Week.
Salah satu peserta Tunjungan Street Fashion Week, Aji Vagasto (21) mengaku sengaja ikut meramaikan Tunjungan Street Fashion Week, dengan pakaian java style. "Saya ingin berekspresi dengan fashion budaya kita," ungkapnya.
Demam Citayam Fashion Week, juga membuat Sutarmi hadir di Tunjungan Street Fashion Week. Wanita berusia 66 tahun asal Nginden, Kota Surabaya tersebut, hadir dengan baju ala Indian. "Saya senang ikut acara ini, dan ternyata diterima oleh anak-anak di sini," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Ochi, peserta peragaan busana di jalanan ini mengaku tertarik ikut karena sedang demam Citayam Fashion Week. "Ada sensasi tersendiri saat jalan memeragakan busana di tengah jalan," ungkapnya.
Kegiatan Tunjungan Street Fashion Week tersebut, akhirnya dibubarkan oleh Satpol PP dan Dishub Kota Surabaya, karena dinilai menciptakan kerumunan dan memicu terjadinya kemacetan parah di pusat Kota Surabaya.
Awalnya, pagelaran peragaan busana di jalur penyeberangan pejalan kaki layaknya Citayam Fashion Week tersebut berlangsung meriah. Mulai dari remaja, hingga ibu rumah tangga nampak asyik berjalan layaknya di cat walk di tengah Jalan Tunjungan.
Mereka yang hadir mengenakan berbagai pakaian, dan tampil modis. Lalu, berjalan berlenggak-lenggok di jalur penyeberangan untuk pejalan kaki, layaknya Citayam Fashion Week.
Salah satu peserta Tunjungan Street Fashion Week, Aji Vagasto (21) mengaku sengaja ikut meramaikan Tunjungan Street Fashion Week, dengan pakaian java style. "Saya ingin berekspresi dengan fashion budaya kita," ungkapnya.
Demam Citayam Fashion Week, juga membuat Sutarmi hadir di Tunjungan Street Fashion Week. Wanita berusia 66 tahun asal Nginden, Kota Surabaya tersebut, hadir dengan baju ala Indian. "Saya senang ikut acara ini, dan ternyata diterima oleh anak-anak di sini," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Ochi, peserta peragaan busana di jalanan ini mengaku tertarik ikut karena sedang demam Citayam Fashion Week. "Ada sensasi tersendiri saat jalan memeragakan busana di tengah jalan," ungkapnya.
Kegiatan Tunjungan Street Fashion Week tersebut, akhirnya dibubarkan oleh Satpol PP dan Dishub Kota Surabaya, karena dinilai menciptakan kerumunan dan memicu terjadinya kemacetan parah di pusat Kota Surabaya.
(eyt)