Bikin Kaget! Malam-malam Jenderal Kopassus Datangi Tambang Emas Dengar Suara Kodok, untuk Apa?
loading...
A
A
A
Tailing adalah kombinasi dari butiran halus (biasanya berukuran endapan dalam kisaran 0,001-0,6 mm). Bahan padat ini tersisa setelah logam mulia dan mineral telah diekstraksi dari bijih yang ditambang, bersama-sama dengan air yang digunakan dalam proses pemulihan. Di titik itu, Doni turun dan berjalan menjauh dari parkiran kendararan.
Kurang dari satu jam, rombongan kembali ke lokasi kedatangan pertama, tempat dilangsungkannya rapat dengan jajaran PT NHM. Di dalam ruang, telah terhidang aneka menu makan malam.
Setelah mengambil sesendok nasi dengan lauk ikan dan sayur, Doni tiba-tiba membuka pembicaraan, “Apakah tadi ada yang memperhatikan suara apa yang kita dengar di lokasi tailing?”
“Kodok ngorek…,” sahut beberapa orang bersamaan. Doni tertawa dan menyahut, “Benar. Jadi saya tidak perlu harus melihat kondisi tambang di siang hari, untuk mengetahui bahwa proses tambang di Gosowong ini sudah benar. Tidak ada limbah beracun atau bahan bekas tambang yang berbahaya. Kodok ngorek itu adalah bukti, bahwa ekosistem di lokasi tambang tadi terjaga dan telah pulih dengan baik.”
Mendengar itu, tampak beberapa orang berhenti menyuapkan sendok makan ke dalam mulut, dan melongo mendengar ucapan Doni Monardo. “Ditambah keterangan dari orang NHM, bahwa di lokasi tambang juga masih banyak ular, dan manajemen melarang siapa pun membunuh ular. Bahkan jika ketahuan, akan mendapatkan sanksi,” ujar Doni.
Hewan-hewan itu adalah indikator nyata tentang baik-buruknya sebuah ekosistem. “Jika lokasi tailing tadi beracun atau mengandung limbah berbahaya, saya pastikan tidak akan ada kodok dan ular yang mendekat. Sama seperti air sungai. Kalau sudah tidak ada ikan, itu tandanya air sungai tadi mengandung limbah beracun. Pernah ada video pendek beredar, di sebuah daerah banyak jenis ikan sapu-sapu yang mati. Padahal ikan sapu sapu jenis yang tahan banting. Artinya ada limbah yang fatal di wilayah itu,” ujar Kepala BNPB 2019 – 2021 itu.
Hilang saat Memancing Ikan, Nelayan di Maluku Ditemukan Tewas Mengapung
Akrab dengan Maluku
Lebih lanjut lulusan Akmil 1985 itu, mengatakan, dirinya sangat akrab dengan wilayah kepulauan Maluku dan Maluku Utara. Sebab, lebih dua tahun ia bertugas sebagai Panglima Kodam XVI/Pattimura (2015 – 2017).
Sejarah PT NHM berawal di tahun 1994 ketika Newcrest Mining Ltd., perusahaan pertambangan dari Australia dan PT Antam, membentuk usaha bersama untuk menemukan kandungan emas di Pulau Halmahera. Pada tahun yang sama, usaha gabungan tersebut berhasil mengolah kandungan emas di Gosowong.
Kemudian Newcrest dan Antam bersama-sama mendirikan PT Nusa Halmahera Minerals, yang berlanjut dengan ditandatanganinya Kontrak Karya Bersama Pemerintah Indonesia pada tanggal 28 April 1997. Produk emas pertama, dihasilkan dari tambang terbuka Gosowong di bulan Juli 1999.
Kurang dari satu jam, rombongan kembali ke lokasi kedatangan pertama, tempat dilangsungkannya rapat dengan jajaran PT NHM. Di dalam ruang, telah terhidang aneka menu makan malam.
Setelah mengambil sesendok nasi dengan lauk ikan dan sayur, Doni tiba-tiba membuka pembicaraan, “Apakah tadi ada yang memperhatikan suara apa yang kita dengar di lokasi tailing?”
“Kodok ngorek…,” sahut beberapa orang bersamaan. Doni tertawa dan menyahut, “Benar. Jadi saya tidak perlu harus melihat kondisi tambang di siang hari, untuk mengetahui bahwa proses tambang di Gosowong ini sudah benar. Tidak ada limbah beracun atau bahan bekas tambang yang berbahaya. Kodok ngorek itu adalah bukti, bahwa ekosistem di lokasi tambang tadi terjaga dan telah pulih dengan baik.”
Mendengar itu, tampak beberapa orang berhenti menyuapkan sendok makan ke dalam mulut, dan melongo mendengar ucapan Doni Monardo. “Ditambah keterangan dari orang NHM, bahwa di lokasi tambang juga masih banyak ular, dan manajemen melarang siapa pun membunuh ular. Bahkan jika ketahuan, akan mendapatkan sanksi,” ujar Doni.
Hewan-hewan itu adalah indikator nyata tentang baik-buruknya sebuah ekosistem. “Jika lokasi tailing tadi beracun atau mengandung limbah berbahaya, saya pastikan tidak akan ada kodok dan ular yang mendekat. Sama seperti air sungai. Kalau sudah tidak ada ikan, itu tandanya air sungai tadi mengandung limbah beracun. Pernah ada video pendek beredar, di sebuah daerah banyak jenis ikan sapu-sapu yang mati. Padahal ikan sapu sapu jenis yang tahan banting. Artinya ada limbah yang fatal di wilayah itu,” ujar Kepala BNPB 2019 – 2021 itu.
Hilang saat Memancing Ikan, Nelayan di Maluku Ditemukan Tewas Mengapung
Akrab dengan Maluku
Lebih lanjut lulusan Akmil 1985 itu, mengatakan, dirinya sangat akrab dengan wilayah kepulauan Maluku dan Maluku Utara. Sebab, lebih dua tahun ia bertugas sebagai Panglima Kodam XVI/Pattimura (2015 – 2017).
Sejarah PT NHM berawal di tahun 1994 ketika Newcrest Mining Ltd., perusahaan pertambangan dari Australia dan PT Antam, membentuk usaha bersama untuk menemukan kandungan emas di Pulau Halmahera. Pada tahun yang sama, usaha gabungan tersebut berhasil mengolah kandungan emas di Gosowong.
Kemudian Newcrest dan Antam bersama-sama mendirikan PT Nusa Halmahera Minerals, yang berlanjut dengan ditandatanganinya Kontrak Karya Bersama Pemerintah Indonesia pada tanggal 28 April 1997. Produk emas pertama, dihasilkan dari tambang terbuka Gosowong di bulan Juli 1999.