Pemprov Sulsel Siapkan Kompensasi Ternak Tertular PMK

Jum'at, 15 Juli 2022 - 23:07 WIB
loading...
Pemprov Sulsel Siapkan...
Pemprov Sulsel sedang mengatur skema kompensasi untuk setiap ternak yang dipotong bersyarat akibat tertular PMK. Foto/Ilustrasi/ANTARA
A A A
MAKASSAR - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) masuk dalam zona merah penularan penyakit mulut dan kuku atau PMK . Per 13 Juli 2022, tercatat ada 173 hewan yang telah terkonfirmasi positif. Kasus itu tersebar di enam kabupaten/kota di Sulsel, yakni Tana Toraja, Toraja Utara, Bone, Makassar, Jeneponto, dan Bantaeng

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel , Nurlina Saking mengatakan, ternak tertular PMK sebenarnya bisa disembuhkan. Hanya saja, penularannya sangat cepat sehingga, diperlukan langkah untuk memutus rantai penularan virus. Salah satunya dengan pemotongan bersyarat.



"Potong bersyarat itu artinya belum waktunya dipotong, ya, harus dipotong. Karena kalau induk semangnya mati, virusnya tidak berkembang. Makanya harus dihilangkan tempat hidup virusnya. Kemudian kaki dan kepala tidak boleh dikonsumsi, dimusnahkan saja karena itu tempat hidup virus," paparnya.

Untuk setiap ternak yang dimusnahkan, pemerintah provinsi harus menyiapkan anggaran penggantian atau kompensasi kepada pemilik ternak. Hanya saja, diakui Nurlina jika Pemprov tak mengalokasikan anggaran khusus untuk itu.

"Tidak ada persiapan untuk anggaran itu namun ada anggaran yang bisa dikelola. Tapi perlu melalui suatu prosedur yang akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan," jelasnya Nurlina.

Pihaknya pun tengah mengatur skema kompensasi untuk setiap ternak yang dipotong bersyarat. Ternak yang berusia di bawah 2 tahun, rencananya akan dikompensasi di bawah Rp7,5 juta per ekor, sementara yang di atas 2 tahun berkisar Rp10 juta per ekor.

"Akan ada kompensasi atas pemotongan bersyarat ini. Kalau ditotal dengan populasi ternak di sulsel, modal yang harus diamankan paling tidak Rp9 sampai Rp10 triliun. Itu estimasi paling rendah," jelasnya.

Nurlina menambahkan, pihaknya juga kini tengah melakukan pelatihan vaksinasi bagi para vaksinator. Mereka yang dilatih adalah medik dan paramedik, yang terdiri atas dokter hewan dan mantri.

"Mereka adalah tenaga harian lepas Kementerian Pertanian yang dioperasionalkan untuk Sulsel . Beberapa petugas dari daerah yang aman PMK juga akan dimobilisasi untuk membantu daerah yang cukup parah seperti Tana Toraja dan Toraja Utara," jelasnya.

Sembari itu, lanjut Nurlina, pihaknya juga masih memetakan wilayah untuk mendata seluruh ternak terutama di 6 kabupaten/kota yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) . Tidak semua hewan ternak bisa divaksinasi karena hewan yang terlanjur terjangkit tidak bisa divaksinasi.

"Kami masih menunggu pemetaan. Tidak bisa hanya melihat dari populasi antar data secara resmi tapi juga harus melihat berapa banyak ternak yang ada sekitar 3 kilometer dari ternak yang terkonfirmasi positif PMK ," urainya.



Sulsel sendiri telah mendapatkan 15.000 dosis vaksin dari Kementan. Vaksin tersebut akan didistribusikan ke semua kabupaten kota, namun saat ini fokus pada enam kabupaten/kota terdampak.

"Semua ternak yang ada di titik sekitar lokasi terdampak akan divaksin. Kami menggunakan model vaksinasi blocking. Ada tim yang bergerak ke arah titik kasus 1 kilometer ke dalam, yang lainnya bergerak keluar. Kami berlomba dengan virus," tandasnya.
(tri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4530 seconds (0.1#10.24)