Luwu Utara Masuk 20 Besar dengan Realisasi APBD 2022 Tertinggi
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Kabupaten Luwu Utara masuk 20 besar dengan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022 tertinggi.
Bahkan persentase realisasi belanja daerah Luwu Utara masuk 10 tertinggi se-Indonesia, yakni berada di posisi 8 dengan realisasi 32,02 persen.
Hal tersebut dikatakan oleh Sekretaris Daerah Luwu Utara, Armiadi satelah mengikuti Rakor Percepatan Realisasi APBD tahun 2022 secara virtual, di Ruang Command Center Luwu Utara, Senin (20/6/2022).
"Tapi kita tidak boleh lengah, ini menjadi PR kita dan Komitmen kita bagaimana untuk lebih baik lagi dari tahun ke tahun," ungkap Armiadi.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara untuk tidak berbangga, tapi terus melakukan evaluasi sehingga realisasi anggaran bisa lebih ditingkatkan agar perekonomian dapat diperbaiki pascapandemi.
"Penyebab rendahnya realisasi belanja salah satunya adalah adanya keraguan aparat dalam memulai kegiatan akibat perencanaan yang tidak matang, jadi kita berharap kepada teman-teman untuk terus memperhatikan itu," tuturnya.
Turut ikut pada kegiatan yang dihelat secara virtual itu, yakni Asisten Ekonomi Pembangunan Muh Yamin, Asisten Administrasi Umum Eka Rusli, Kepala Bappelitbangda Alauddin Sukri, Kepala Dinas Kesehatan Marhani Katma serta SKPD terkait.
Bahkan persentase realisasi belanja daerah Luwu Utara masuk 10 tertinggi se-Indonesia, yakni berada di posisi 8 dengan realisasi 32,02 persen.
Hal tersebut dikatakan oleh Sekretaris Daerah Luwu Utara, Armiadi satelah mengikuti Rakor Percepatan Realisasi APBD tahun 2022 secara virtual, di Ruang Command Center Luwu Utara, Senin (20/6/2022).
"Tapi kita tidak boleh lengah, ini menjadi PR kita dan Komitmen kita bagaimana untuk lebih baik lagi dari tahun ke tahun," ungkap Armiadi.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara untuk tidak berbangga, tapi terus melakukan evaluasi sehingga realisasi anggaran bisa lebih ditingkatkan agar perekonomian dapat diperbaiki pascapandemi.
"Penyebab rendahnya realisasi belanja salah satunya adalah adanya keraguan aparat dalam memulai kegiatan akibat perencanaan yang tidak matang, jadi kita berharap kepada teman-teman untuk terus memperhatikan itu," tuturnya.
Turut ikut pada kegiatan yang dihelat secara virtual itu, yakni Asisten Ekonomi Pembangunan Muh Yamin, Asisten Administrasi Umum Eka Rusli, Kepala Bappelitbangda Alauddin Sukri, Kepala Dinas Kesehatan Marhani Katma serta SKPD terkait.
(agn)