Banjir Luwu Utara Bikin 5 Desa Terisolasi 3 Bulan, Pemerintah Tutup Mata?
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Banjir yang menerjang lima kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, belum juga surut. Hingga kini, banjir masih mengisolasi lima desa. Alhasil, aktivitas warga lumpuh akibat banjir dengan ketinggian hampir 1 meter.
Desa yang terisolis banjir tersebut yakni Desa Beringin Jaya, Desa Lembang-Lembang, Desa Lawewe, Desa Pombakka, dan Desa Limbong Wara. “Pemerintah kemana, tiga bulan kami kebanjiran,” kata Rusli, warga Beringin Jaya, Minggu (2/6/2024).
Selain merendam ribuan rumah warga, banjir juga merendam ribuan hektare lahan pertanian dan perkebunan milik warga, sehingga terancam mengalami gagal panen. “Kami terpaksa bertahan di pengungsian karena rumah sudah tidak bisa dihuni,” ucapnya.
Warga Luwu Utara sangat kecewa dengan pemerintah daerah maupun pusat yang terkesan tutup mata dengan peristiwa banjir ini. Sebab, sudah tiga bulan warga tak bisa berbuat banyak dan hanya tinggal dalam pengungsian. “Kami sangat kecewa,” ujarnya.
Untuk diketahui, bencana banjir yang berkepanjangan di lima kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, membuat warga tak bisa beraktivitas banyak. Selain menghantam permukiman, banjir juga memutus akses jalan, sehingga lima desa terisolasi.
Warga yang rumahnya terendam cukup parah kini masih bertahan di lokasi pengungsian yang dibuat secara mandiri. Selain intensitas curah hujan tinggi, jebolnya tanggul Sungai Rongkong di sejumlah titik menjadi pemicu banjir tersebut.
Meski sudah tiga bulan jebol, kondisi tanggul belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Kondisi ini memicu kekecewaan warga. Untuk itu, warga Luwu Utara meminta pemerintah untuk mencarikan solusi terkait bencana banjir ini.
Desa yang terisolis banjir tersebut yakni Desa Beringin Jaya, Desa Lembang-Lembang, Desa Lawewe, Desa Pombakka, dan Desa Limbong Wara. “Pemerintah kemana, tiga bulan kami kebanjiran,” kata Rusli, warga Beringin Jaya, Minggu (2/6/2024).
Selain merendam ribuan rumah warga, banjir juga merendam ribuan hektare lahan pertanian dan perkebunan milik warga, sehingga terancam mengalami gagal panen. “Kami terpaksa bertahan di pengungsian karena rumah sudah tidak bisa dihuni,” ucapnya.
Warga Luwu Utara sangat kecewa dengan pemerintah daerah maupun pusat yang terkesan tutup mata dengan peristiwa banjir ini. Sebab, sudah tiga bulan warga tak bisa berbuat banyak dan hanya tinggal dalam pengungsian. “Kami sangat kecewa,” ujarnya.
Untuk diketahui, bencana banjir yang berkepanjangan di lima kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, membuat warga tak bisa beraktivitas banyak. Selain menghantam permukiman, banjir juga memutus akses jalan, sehingga lima desa terisolasi.
Warga yang rumahnya terendam cukup parah kini masih bertahan di lokasi pengungsian yang dibuat secara mandiri. Selain intensitas curah hujan tinggi, jebolnya tanggul Sungai Rongkong di sejumlah titik menjadi pemicu banjir tersebut.
Meski sudah tiga bulan jebol, kondisi tanggul belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Kondisi ini memicu kekecewaan warga. Untuk itu, warga Luwu Utara meminta pemerintah untuk mencarikan solusi terkait bencana banjir ini.
(ams)