Rayakan Yadnya Kasada untuk Hormati Leluhur, Suku Tengger Larung Sesaji di Kawah Bromo
loading...
A
A
A
PROBOLINGGO - Warga Suku Tengger, yang bermukin di wilayah Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang, menggelar upacara perayaan Yadnya Kasada. Upacara untuk menghormati para leluhur ini, digelar setiap tanggal 14-15 Bulan Kasada.
Baca Juga: Pandemi Corona Tak Surutkan Semangat Suku Tengger Rayakan Yadnya Kasada
Dengan penuh kekhusyukan, warga Suku Tengger melakukan upacara puja suci dukun yang dipimpin para dukun Suku Tengger di Pura Poten Agung yang ada di lautan pasir Gunung Bromo. Selanjutnya, warga Suku Tengger mengangkut seluruh sesaji untuk dilarung di kawah Gunung Bromo.
Tokoh masyarakat Tengger, Supoyo menjelaskan, Yadnya Kasada merupakan bagian dari implementasi pedoman hidup masyarakat Suku Tengger. "Masyarakat Suku Tengger, memiliki pedoman catur guru bekti," terangnya.
Catur guru bekti ini, adalah bakti kepada Tuhan, bakti kepada para orang tua dan leluhur, bakti kepada guru, serta bakti kepada pemerintah. Larung sesaji di kawah Gunung Bromo, yang berisikan berbagai hasil bumi, merupakan bentuk penghormatan kepada Tuhan.
Berbagai hasil bumi tersebut, diangkut ke kawah Gunung Bromo, menggunakan ongkek. Selain hasil pertanian, mereka juga membawa berbagai hewan ternak, bahkan ada pula yang membawa sapi.
Pada perayaan Yadya Kasada kali ini, dilaksanakan oleh warga Suku Tengger, secara tertutup. Kawasan Gunung Bromo, tidak dibuka untuk wisatawan, dengan tujuan pelaksanaan upacara Yadya Kasada dapat berjalan dengan khusyuk.
Baca Juga: Pandemi Corona Tak Surutkan Semangat Suku Tengger Rayakan Yadnya Kasada
Dengan penuh kekhusyukan, warga Suku Tengger melakukan upacara puja suci dukun yang dipimpin para dukun Suku Tengger di Pura Poten Agung yang ada di lautan pasir Gunung Bromo. Selanjutnya, warga Suku Tengger mengangkut seluruh sesaji untuk dilarung di kawah Gunung Bromo.
Tokoh masyarakat Tengger, Supoyo menjelaskan, Yadnya Kasada merupakan bagian dari implementasi pedoman hidup masyarakat Suku Tengger. "Masyarakat Suku Tengger, memiliki pedoman catur guru bekti," terangnya.
Baca Juga
Catur guru bekti ini, adalah bakti kepada Tuhan, bakti kepada para orang tua dan leluhur, bakti kepada guru, serta bakti kepada pemerintah. Larung sesaji di kawah Gunung Bromo, yang berisikan berbagai hasil bumi, merupakan bentuk penghormatan kepada Tuhan.
Berbagai hasil bumi tersebut, diangkut ke kawah Gunung Bromo, menggunakan ongkek. Selain hasil pertanian, mereka juga membawa berbagai hewan ternak, bahkan ada pula yang membawa sapi.
Pada perayaan Yadya Kasada kali ini, dilaksanakan oleh warga Suku Tengger, secara tertutup. Kawasan Gunung Bromo, tidak dibuka untuk wisatawan, dengan tujuan pelaksanaan upacara Yadya Kasada dapat berjalan dengan khusyuk.
(eyt)