Kemendikbud Diminta Gandeng Perusahaan Multimedia Nasional-Kampus
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta menggandeng perusahaan multimedia nasional dan kampus dalam mendukung program Belajar dari Rumah.
Permintaan tersebut disampaikan Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah menyusul kerja sama yang mulai dijalin Kemendikbud dengan Netflix untuk menghadirkan film-film dokumenter di TVRI sebagai penunjang program Belajar Dari Rumah, akhir pekan lalu. (Baca juga: Tak Bayar Pajak ke Negara, Gerindra Kritik Kerja Sama Kemendikbud-Netflix )
Menurut anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) Kota Bandung dan Cimahi itu, kerja sama dengan perusahaan asing tersebut sebaiknya dijalin dalam waktu yang singkat saja dan Kemendikbud sebaiknya memprioritaskan hasil kreasi anak bangsa dan mulai memikirkan langkah bermitra dengan pihak kampus.
"Sebagai lembaga negara, alangkah lebih baik bila Kemendikbud memprioritaskan produk-produk kreasi anak bangsa. Saya percaya kita punya banyak sumber daya hebat dan kreatif yang bisa menyajikan tayangan-tayangan penunjang pendidikan dan informasi bermutu bagi masyarakat," kata Ledia di Bandung, Selasa (23/6/2020).
Ledia menilai, karya-karya multimedia yang dihasilkan anak bangsa layak diapresiasi dan didukung. Apresiasi dan dukungan tersebut, salah satunya dapat diwujudkan Kemendikbud dengan menggandeng perusahaan multimedia nasional sebagai mitra penyuplai bahan tayangan.
Selain dengan perusahaan multimedia nasional, lanjut Ledia, Kemendikbud juga seharusnya bisa menggandeng pihak kampus untuk turut serta memenuhi kebutuhan tayangan yang mendidik sekaligus melakukan penguatan program Kampus Merdeka yang juga digagas oleh Mendikbud, Nadiem Makarim.
Ledia memaparkan, dalam penjelasannya di berbagai media, Menteri Nadiem kerap mengatakan jika gagasan Kampus Merdeka memberi keleluasaan bagi beraneka kegiatan mahasiswa, seperti belajar lintas program studi (prodi), belajar di luar kampus, hingga magang untuk diperhitungkan sebagai bagian dari penilaian yang menunjang kelulusan.
Mengingat saat ini sudah banyak kampus yang memiliki jurusan terkait multimedia, desain visual, maupun sinematografi, kata Ledia, tentu menjadi sangat logis bila Kemendikbud menyinergikan kebutuhan bahan tayangan penunjang program Belajar dari Rumah dengan memberi kesempatan kepada para mahasiswa multimedia, desain visual, sinematografi atau jurusan lain yang berkaitan dengan produksi film.
Dengan begitu, mereka bakal mendapatkan kesempatan magang, pembuatan tugas akhir, dan penugasan lainya untuk menghasilkan tayangan yang sesuai kebutuhan di bawah supervisi dari pihak kampus dan Kemendikbud sendiri.
"Ini akan menjadi satu proses saling memberi manfaat antara pihak Kementerian, kampus dan mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa akan mampu mengasah dan menerapkan ilmu, mendapat pengalaman praktek kerja lapangan, sekaligus memenuhi kebutuhan penilaian kuliah," jelas dia.
Permintaan tersebut disampaikan Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah menyusul kerja sama yang mulai dijalin Kemendikbud dengan Netflix untuk menghadirkan film-film dokumenter di TVRI sebagai penunjang program Belajar Dari Rumah, akhir pekan lalu. (Baca juga: Tak Bayar Pajak ke Negara, Gerindra Kritik Kerja Sama Kemendikbud-Netflix )
Menurut anggota legislatif dari daerah pemilihan (dapil) Kota Bandung dan Cimahi itu, kerja sama dengan perusahaan asing tersebut sebaiknya dijalin dalam waktu yang singkat saja dan Kemendikbud sebaiknya memprioritaskan hasil kreasi anak bangsa dan mulai memikirkan langkah bermitra dengan pihak kampus.
"Sebagai lembaga negara, alangkah lebih baik bila Kemendikbud memprioritaskan produk-produk kreasi anak bangsa. Saya percaya kita punya banyak sumber daya hebat dan kreatif yang bisa menyajikan tayangan-tayangan penunjang pendidikan dan informasi bermutu bagi masyarakat," kata Ledia di Bandung, Selasa (23/6/2020).
Ledia menilai, karya-karya multimedia yang dihasilkan anak bangsa layak diapresiasi dan didukung. Apresiasi dan dukungan tersebut, salah satunya dapat diwujudkan Kemendikbud dengan menggandeng perusahaan multimedia nasional sebagai mitra penyuplai bahan tayangan.
Selain dengan perusahaan multimedia nasional, lanjut Ledia, Kemendikbud juga seharusnya bisa menggandeng pihak kampus untuk turut serta memenuhi kebutuhan tayangan yang mendidik sekaligus melakukan penguatan program Kampus Merdeka yang juga digagas oleh Mendikbud, Nadiem Makarim.
Ledia memaparkan, dalam penjelasannya di berbagai media, Menteri Nadiem kerap mengatakan jika gagasan Kampus Merdeka memberi keleluasaan bagi beraneka kegiatan mahasiswa, seperti belajar lintas program studi (prodi), belajar di luar kampus, hingga magang untuk diperhitungkan sebagai bagian dari penilaian yang menunjang kelulusan.
Mengingat saat ini sudah banyak kampus yang memiliki jurusan terkait multimedia, desain visual, maupun sinematografi, kata Ledia, tentu menjadi sangat logis bila Kemendikbud menyinergikan kebutuhan bahan tayangan penunjang program Belajar dari Rumah dengan memberi kesempatan kepada para mahasiswa multimedia, desain visual, sinematografi atau jurusan lain yang berkaitan dengan produksi film.
Dengan begitu, mereka bakal mendapatkan kesempatan magang, pembuatan tugas akhir, dan penugasan lainya untuk menghasilkan tayangan yang sesuai kebutuhan di bawah supervisi dari pihak kampus dan Kemendikbud sendiri.
"Ini akan menjadi satu proses saling memberi manfaat antara pihak Kementerian, kampus dan mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa akan mampu mengasah dan menerapkan ilmu, mendapat pengalaman praktek kerja lapangan, sekaligus memenuhi kebutuhan penilaian kuliah," jelas dia.