Pria Ini Terharu Temukan Jejak Leluhur Pejuang Kemerdekaan di Majalengka lewat Unggahan di Medsos
loading...
A
A
A
Dari penuturan Isa, Kuswa adalah salah satu warga yang menjadi korban penjajahan. Kuswa, yang saat hidup bekerja di PTT (Post Telephon Telegraf Dienst) meninggal setelah diberondong penjajah pada 1947.
"Saat itu saya berusia 8 tahun. Ayah meninggal dengan kondisi mengenaskan diberondong tank Belanda," kata Isa.
Merunut keterangan Isa, kantor PTT tempat ayahnya bertugas itu, saat ini lokasinya mirip tempat kantor PT Pos Jatiwangi berada.
Yuke, anak dari Isa, atau cucu dari Kuswa menjelaskan, dari beberapa foto sekitar kecamatan Jatiwangi, memiliki kemiripan dengan rumah dinas kakeknya.
"Dilihat dari gambar, mirip dengan rumah dinas kakek Kuswa Sujana Atmaja, saat beliau bertugas di Jatiwangi," kata Yuke.
Selain sosok Kuswa, berawal dari unggahan Yuke di fanpage itu juga sedikit terungkap tentang sosok Kapten Angkat Arzain, yang juga diabadikan sebagai nama jalan, bersebalahan dengan jalan Kuswa.
Namun, tidak banyak keterangan yang bisa mengungkap siapa sosok sang Kapten Angkat itu. Jojo Subagdja Nitiatmadja, keponakan dari Kapten A Arzain menyebutkan bahwa almarhum tidak memiliki keturunan.
"Om Angkat (Kapten A Arzain) meninggal masih bujang (belum menikah). Jadi nggak ada keturunannya," kata Jojo, yang juga masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Kuswa itu.
Baik Kuswa maupun A Arzain, keduanya dimakamkan di pemakaman umum Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, tidak jauh dari kantor kecamatan. "Ada beberapa peninggalan dari Om, seperti batu cincin," jelas dia.
Namun, ketika ditanya, tugas terakhir Kapten A Arzain, Jojo mengaku tidak mengetahuinya secara pasti. Dari batu nisan tertulis Angkat Arzain wafat Nopember 1955.
"Saat itu saya berusia 8 tahun. Ayah meninggal dengan kondisi mengenaskan diberondong tank Belanda," kata Isa.
Merunut keterangan Isa, kantor PTT tempat ayahnya bertugas itu, saat ini lokasinya mirip tempat kantor PT Pos Jatiwangi berada.
Yuke, anak dari Isa, atau cucu dari Kuswa menjelaskan, dari beberapa foto sekitar kecamatan Jatiwangi, memiliki kemiripan dengan rumah dinas kakeknya.
"Dilihat dari gambar, mirip dengan rumah dinas kakek Kuswa Sujana Atmaja, saat beliau bertugas di Jatiwangi," kata Yuke.
Selain sosok Kuswa, berawal dari unggahan Yuke di fanpage itu juga sedikit terungkap tentang sosok Kapten Angkat Arzain, yang juga diabadikan sebagai nama jalan, bersebalahan dengan jalan Kuswa.
Namun, tidak banyak keterangan yang bisa mengungkap siapa sosok sang Kapten Angkat itu. Jojo Subagdja Nitiatmadja, keponakan dari Kapten A Arzain menyebutkan bahwa almarhum tidak memiliki keturunan.
"Om Angkat (Kapten A Arzain) meninggal masih bujang (belum menikah). Jadi nggak ada keturunannya," kata Jojo, yang juga masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Kuswa itu.
Baik Kuswa maupun A Arzain, keduanya dimakamkan di pemakaman umum Desa Sutawangi, Kecamatan Jatiwangi, tidak jauh dari kantor kecamatan. "Ada beberapa peninggalan dari Om, seperti batu cincin," jelas dia.
Namun, ketika ditanya, tugas terakhir Kapten A Arzain, Jojo mengaku tidak mengetahuinya secara pasti. Dari batu nisan tertulis Angkat Arzain wafat Nopember 1955.