Miris! Pasien Ditandu Pakai Kayu dan Sarung Terobos Hutan, Melintasi Perbukitan Sejauh 20 KM demi Selamatkan Nyawa
loading...

Pasien ditandu menggunakan kayu dan sarung menerobos hutan, melintasi jembatan dan perbukitan sejauh 20 KM demi selamatkan nyawa di Luwu Utara, Sulsel. Foto: Istimewa
A A A
MASAMBA - Meski sudah 76 tahun merdeka namun sejumlah daerah belum menikmati infrastruktur yang memadai di Kabupaten Luwu Utara , Sulawesi Selatan.
Warga dan tim medis terpaksa menandu pasien puluhan kilometer menggunakan kayu dan sarung demi mendapat pelayanan kesehatan.
Inilah dedikasi yang tinggi oleh warga dan tim medis dari Nusantara Sehat untuk menyelamatkan nyawa Nurdiana Ntanu (36) warga Desa Bangkok, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara (Lutra).
![Miris! Pasien Ditandu Pakai Kayu dan Sarung Terobos Hutan, Melintasi Perbukitan Sejauh 20 KM demi Selamatkan Nyawa]()
Baca juga: Horor! Pengakuan Suami dari Istri dan 2 Anaknya yang Tewas Sebelum Mobil Terjun ke Jurang
Pasien tersebut ditandu sejauh 20 kilometer menggunakan kayu dan sarung dengan melewati jalan setapak bertanah keluar masuk hutan dan melintasi perbukitan diapit tebing yang curam.
Tak hanya itu, warga dan tim medis juga harus melewati pematang sawah dan jembatan gantung yang terbuat dari papan kayu untuk sampai di ke Puskesmas Rampi.
Proses perjalanan membutuhkan waktu 7 jam dengan perbekalan seadanya. Kondisi ini terjadi karena wilayah tersebut belum memiliki akses untuk roda empat, bahkan jalan yang dibangun oleh warga secara swadaya kondisi cukup memprihatinkan hingga menyerupai kubangan kerbau.
![Miris! Pasien Ditandu Pakai Kayu dan Sarung Terobos Hutan, Melintasi Perbukitan Sejauh 20 KM demi Selamatkan Nyawa]()
Baca juga: Miris! Pagi Masih Terlihat Keliling, Gelandangan di Sukabumi Ditemukan Tewas Sore Hari
Saat musim hujan, akses jalan berlumpur namun saat kemarau lumpur yang mengering membentuk lubang yang licin dan berdebu.
Sebelumnya, warga dan tim medis juga menandu Dorce (43) pasien asal Desa Todoboe.
Jarak yang ditempuh kali ini lebih jauh yakni sekitar 28 km menuju puskesmas.
![Miris! Pasien Ditandu Pakai Kayu dan Sarung Terobos Hutan, Melintasi Perbukitan Sejauh 20 KM demi Selamatkan Nyawa]()
Baca juga: Asyik Main HP, Ibu di Bali Tega Tendang Bayinya hingga Jatuh Sang Suami Naik Pitam
Medan yang dilalui juga lebih berat karena harus melintasi hutan belantara yang masih perawan serta melewati anak sungai.
“Bahkan tim terpaksa melanjutkan perjalanan saat malam hari dalam kondisi gelap dan hanya mengandalkan penerangan seadanya dari cahaya senter dan handphone,” kata Dokter Puskesmas Rampi, Qudrotur Rahman.
Warga berharap agar pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten segera membenahi infrastruktur jalan agar mereka tak lagi terisolir dari dunia luar.
Warga dan tim medis terpaksa menandu pasien puluhan kilometer menggunakan kayu dan sarung demi mendapat pelayanan kesehatan.
Inilah dedikasi yang tinggi oleh warga dan tim medis dari Nusantara Sehat untuk menyelamatkan nyawa Nurdiana Ntanu (36) warga Desa Bangkok, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara (Lutra).

Baca juga: Horor! Pengakuan Suami dari Istri dan 2 Anaknya yang Tewas Sebelum Mobil Terjun ke Jurang
Pasien tersebut ditandu sejauh 20 kilometer menggunakan kayu dan sarung dengan melewati jalan setapak bertanah keluar masuk hutan dan melintasi perbukitan diapit tebing yang curam.
Tak hanya itu, warga dan tim medis juga harus melewati pematang sawah dan jembatan gantung yang terbuat dari papan kayu untuk sampai di ke Puskesmas Rampi.
Proses perjalanan membutuhkan waktu 7 jam dengan perbekalan seadanya. Kondisi ini terjadi karena wilayah tersebut belum memiliki akses untuk roda empat, bahkan jalan yang dibangun oleh warga secara swadaya kondisi cukup memprihatinkan hingga menyerupai kubangan kerbau.

Baca juga: Miris! Pagi Masih Terlihat Keliling, Gelandangan di Sukabumi Ditemukan Tewas Sore Hari
Saat musim hujan, akses jalan berlumpur namun saat kemarau lumpur yang mengering membentuk lubang yang licin dan berdebu.
Sebelumnya, warga dan tim medis juga menandu Dorce (43) pasien asal Desa Todoboe.
Jarak yang ditempuh kali ini lebih jauh yakni sekitar 28 km menuju puskesmas.

Baca juga: Asyik Main HP, Ibu di Bali Tega Tendang Bayinya hingga Jatuh Sang Suami Naik Pitam
Medan yang dilalui juga lebih berat karena harus melintasi hutan belantara yang masih perawan serta melewati anak sungai.
“Bahkan tim terpaksa melanjutkan perjalanan saat malam hari dalam kondisi gelap dan hanya mengandalkan penerangan seadanya dari cahaya senter dan handphone,” kata Dokter Puskesmas Rampi, Qudrotur Rahman.
Warga berharap agar pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten segera membenahi infrastruktur jalan agar mereka tak lagi terisolir dari dunia luar.
(nic)