Corona Membuat 50 Desa Wisata di Sleman Merugi
loading...
A
A
A
SLEMAN - Wabah virus corona jenis baru, COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga pada keberlangsung sektor pariwisata. Hal ini seperti yang dialami desa wisata di Sleman .
Sebanyak 50 desa wisata yang ada di Sleman sejak pertengahan Maret 2020 sudah tidak beroperasi. Kerugian di setiap desa wisata antara Rp200 juta hingga Rp1,2 miliar.
Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Desa Wisata Sleman, Doto Yusgantoro mengatakan, selama menutup kunjungan wisatawan berbagai langkah telah dilakukan, baik untuk perbaikan dan penataan maupun persiapan menyambut new normal. Sehingga saat pembukaan kembali sudah sesuai dengan prosedur dan protokol keamanan dan keselamatan wisata.
“Untuk itu sebelum membuka kembali desa wisata, saat masa tanggap darurat sudah melakukan simulasi,” kata Doto saat menerima kunjungan Bupati Sleman bersama tim gugus tugas percepatan penangganan COVID-19, Sleman di desa wisata Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (19/6/2020).
Doto menjelaskan pembukaan desa wisata sendiri, nantinya akan dilakukan secara bertahap. Selain itu akan ada beberapa perubahan, baik harga paket maupun jumlah kunjungan wisatawan. Untuk itu dirinya akan meminta masukan dari berbagai pihak untuk persiapan ini.
“Struktur harga dan paket nanti berubah. Dulu menerima tamu dengan bus, besok hanya 10-15 orang atau maksimal satu mobil Elf dan satu rombongan hanya lima orang plus satu pemandu,” papar ketua pengelola Desa Wisata Pentingsari itu.
(Baca juga : Mujiyo Senang Kini Rumahnya Sudah Berlistrik dan Berlantai Keramik )
Menurut Doto dari 50 desa wisata di Sleman, terbagi dalam kategori tumbuh, kembang dan mandiri. Mandiri ada 11, kemudian berkembang 14 sisanya tumbuh. Dari jumlah ini ada 20 desa wisata yang sudah dipersiapkan baik sarana dan prasarananya. Untuk itu pembukaan desa wisata paling cepat Agustus. “Para tamu nanti yang dari luar DIY harus pakai surat kesehatan, kalau lokal DIY tidak,” ungkapnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, dari hasil pengecekan, di desa wisata Pentingsari dan destinasi wisata Merapi Park sudah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik. Seperti dengan menyiapkan alat pengecek suhu badan, tempat cuci tangan dengan sabun di air mengalir, adanya pembatasan jumlah pengunjung (physical distancing) dan harus memakai masker. Untuk tiket juga sudah memakai sistem cashless. Termasuk jika ada yang perlu mendapat perawatan sudah menyiapkan tempat karantina.
“Jika ada pengunjung yang kondisinya memburuk, nantinya bisa menghubungi SES119, untuk mendapat perawatan lebih lanjut di tempat isolasi Asrama Haji DIY,” jelasnya.
Sebanyak 50 desa wisata yang ada di Sleman sejak pertengahan Maret 2020 sudah tidak beroperasi. Kerugian di setiap desa wisata antara Rp200 juta hingga Rp1,2 miliar.
Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Desa Wisata Sleman, Doto Yusgantoro mengatakan, selama menutup kunjungan wisatawan berbagai langkah telah dilakukan, baik untuk perbaikan dan penataan maupun persiapan menyambut new normal. Sehingga saat pembukaan kembali sudah sesuai dengan prosedur dan protokol keamanan dan keselamatan wisata.
“Untuk itu sebelum membuka kembali desa wisata, saat masa tanggap darurat sudah melakukan simulasi,” kata Doto saat menerima kunjungan Bupati Sleman bersama tim gugus tugas percepatan penangganan COVID-19, Sleman di desa wisata Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (19/6/2020).
Doto menjelaskan pembukaan desa wisata sendiri, nantinya akan dilakukan secara bertahap. Selain itu akan ada beberapa perubahan, baik harga paket maupun jumlah kunjungan wisatawan. Untuk itu dirinya akan meminta masukan dari berbagai pihak untuk persiapan ini.
“Struktur harga dan paket nanti berubah. Dulu menerima tamu dengan bus, besok hanya 10-15 orang atau maksimal satu mobil Elf dan satu rombongan hanya lima orang plus satu pemandu,” papar ketua pengelola Desa Wisata Pentingsari itu.
(Baca juga : Mujiyo Senang Kini Rumahnya Sudah Berlistrik dan Berlantai Keramik )
Menurut Doto dari 50 desa wisata di Sleman, terbagi dalam kategori tumbuh, kembang dan mandiri. Mandiri ada 11, kemudian berkembang 14 sisanya tumbuh. Dari jumlah ini ada 20 desa wisata yang sudah dipersiapkan baik sarana dan prasarananya. Untuk itu pembukaan desa wisata paling cepat Agustus. “Para tamu nanti yang dari luar DIY harus pakai surat kesehatan, kalau lokal DIY tidak,” ungkapnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, dari hasil pengecekan, di desa wisata Pentingsari dan destinasi wisata Merapi Park sudah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik. Seperti dengan menyiapkan alat pengecek suhu badan, tempat cuci tangan dengan sabun di air mengalir, adanya pembatasan jumlah pengunjung (physical distancing) dan harus memakai masker. Untuk tiket juga sudah memakai sistem cashless. Termasuk jika ada yang perlu mendapat perawatan sudah menyiapkan tempat karantina.
“Jika ada pengunjung yang kondisinya memburuk, nantinya bisa menghubungi SES119, untuk mendapat perawatan lebih lanjut di tempat isolasi Asrama Haji DIY,” jelasnya.
(nun)