Mengintip Bawomataluo, Desa Tradisional Nias Asal Lompat Batu yang Mendunia
loading...
A
A
A
NIAS SELATAN - Bawomataluo atau Bukit Matahari merupakan sebuah desa tradisional yang terkenal hingga mendunia karena tradisinya. Di sana ada lompat batu, rumah adat Nias 'Omo Sebua Nifolasara', dan kerajinan tangan warga setempat dengan mengandalkan pahat dalam seni ukirnya.
Selain itu, ada hal lain yang wajib diketahui di mana setiap kendaraan yang melintas di tengah-tengah desa ini dilarang menghidupkan mesin, baik warga setempat maupun orang luar yang masuk.
Sepeda motor harus didorong dan dituntun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebisingan mengingat di sana ada rumah adat besar, rumahnya sang raja pada zaman dahulu sehingga patut untuk dihargai.
Desa ini berada di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara dan letaknya di atas bukit dengan ketinggian 270 meter di atas permukaan laut.
Untuk menikmati keindahan dan kearifan lokalnya, setiap pengunjung terlebih dahulu melewati tangga dengan 86 anak tangga. Kemiringan tangganya 45 derajat.
Saat di tangga terakhir, terlihat ratusan rumah-rumah saling berhadapan dengan bentuk yang sama rumah adat. Di tengah-tengahnya berdiri kokoh batu setinggi kurang lebih 2 meter dengan lebar 1 meter untuk lompat batu.
Tak hanya itu, sebelum melangkah maju ke dalam, memposisikan badan menghadap ke belakang terlihat pemandangan yang cukup indah.
Tampak perumahan warga dengan lautan di bawahnya, hingga Pantai Sorake yang terkenal dengan ombaknya yang tinggi yang sering dijadikan sebagai ajang surfing dunia.
Rumah adat besar Nias ini didirikan pada tahun 1865 dengan tidak menggunakan paku. Rumah ini merupakan rumah seorang raja pada masa dulu.
Selain itu, ada hal lain yang wajib diketahui di mana setiap kendaraan yang melintas di tengah-tengah desa ini dilarang menghidupkan mesin, baik warga setempat maupun orang luar yang masuk.
Sepeda motor harus didorong dan dituntun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebisingan mengingat di sana ada rumah adat besar, rumahnya sang raja pada zaman dahulu sehingga patut untuk dihargai.
Desa ini berada di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara dan letaknya di atas bukit dengan ketinggian 270 meter di atas permukaan laut.
Untuk menikmati keindahan dan kearifan lokalnya, setiap pengunjung terlebih dahulu melewati tangga dengan 86 anak tangga. Kemiringan tangganya 45 derajat.
Saat di tangga terakhir, terlihat ratusan rumah-rumah saling berhadapan dengan bentuk yang sama rumah adat. Di tengah-tengahnya berdiri kokoh batu setinggi kurang lebih 2 meter dengan lebar 1 meter untuk lompat batu.
Tak hanya itu, sebelum melangkah maju ke dalam, memposisikan badan menghadap ke belakang terlihat pemandangan yang cukup indah.
Tampak perumahan warga dengan lautan di bawahnya, hingga Pantai Sorake yang terkenal dengan ombaknya yang tinggi yang sering dijadikan sebagai ajang surfing dunia.
1. Omo Hada Sebua Nifolasara
Rumah adat besar Nias ini didirikan pada tahun 1865 dengan tidak menggunakan paku. Rumah ini merupakan rumah seorang raja pada masa dulu.