Januari-Mei, Neraca Perdagangan Jatim Defisit USD107,53 Juta

Jum'at, 19 Juni 2020 - 14:28 WIB
loading...
Januari-Mei, Neraca...
Neraca Perdagangan Jatim Januari-Mei 2020 defisit USD107,53 juta. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Selama Januari-Mei 2020, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD107,53 juta.

Defisit ini terjadi akibat selisih perdagangan ekspor-impor di sektor non migas yang surplus sebesar USD1,20 miliar. Namun, selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas justru defisit USD1,31 miliar. (Baca juga: Januari-April 2020, Neraca Perdagangan Jatim Defisit USD95,88 Juta )

Neraca perdagangan Jatim selama bulan Mei 2020 defisit USD9,18 juta. Defisit ini disebabkan adanya selisih perdagangan yang negatif pada sektor migas yang lebih besar dibanding sektor nonmigas. Sehingga secara agregat neraca perdagangan menjadi defisit. Sektor non migas mengalami surplus sebesar USD126,19 juta. Sedangkan sektor migas mengalami defisit sebesar USD135,37 juta.

“Surplus sektor nonmigas ini perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jawa Timur kembali surplus di periode berikutnya. Disamping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo dalam rilisnya, Jumat (19/6/2020).

Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2020, impor yang masuk ke Jatim sebesar USD8,50 miliar atau turun 13,54% dibandingkan Januari-Mei 2019, yakni sebesar USD9,83 miliar. Sedangkan ekspor Jatim sebesar USD8,39 miliar atau turun 0,15% dibandingkan Januari-Mei 2019, sebesar USD8,40 miliar.

Selama Januari-Mei 2020, komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, berkontribusi 5,93% dari total impor. Nilainya mencapai USD504,09 juta. Disusul komoditas kondensat dengan kontribusi 4,48% atau setara USD381,14 juta. Berikutnya komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan kontribusi 4,32% atau setara USD366,88 juta.

Sedangkan komoditas ekspor selama Januari-Mei 2020, terbesar adalah emas perhiasan dengan kontribusi 16% atau USD1,3 miliar. Disusul komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda, dengan kontribusi 5,82% atau sebesar USD488,22 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,94% atau dengan nilai sebesar USD414,85 juta.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1832 seconds (0.1#10.140)