Warga Keluhkan Jalan Penghubung Dua Desa di Lutra yang Rusak Parah
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Masyarakat Desa Sadar, Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), mengeluhkan akses jalan Kurrui yang rusak parah.
Jalan tersebut merupakan jalur penghubung dua desa, yaitu Desa Sadar, Kecamatan Bone-Bone dan Desa Pao Macang, Kecamatan Sukamaju Selatan.
Seorang warga, Nurhalifa mengatakan sudah bertahun-tahun jalan yang rusak tersebut menghambat aktivitas warga.
"Siapa mau lewat situ pak, sedangkan jalanannya berlumpur dan susah dijalani," katanya kepada SINDOnews.
"Andai sudah ada pengerasan jalannya mungkin bisa dilalui, kalau begitu siapa mau lewat situ," tambah Nur.
Informasi yang dihimpun, di tengah jalur penghubung dua desa tersebut, telah dibangun jembatan pada tahun 2017 lalu dengan menyerap anggaran yang bersumber dari APBD.
Bahkan Pemerintah Desa Sadar sempat mempertimbangkan untuk memakai ADD (Anggaran Dana Desa) dengan memasukkan ke jalan tani, namun hal tersebut sangat berat bagi Desa.
"Itu juga salah satu akses petani sawit pak, sekarang petani sawit itu mengeluh karena dari tahun 2017 hingga saat ini petani sawait harus keluarkan banyak karena harus menggunakan ojek," ungkap Nur.
"Ojek dibayar per kilo, kalau akses jalan masuk bagus mungkin mobil pemuat sawit bisa masuk dan kami petani sawit tidak usah menyewa ojek lagi," jelas salah seorang petani di Desa Sadar.
Jalan tersebut merupakan jalur penghubung dua desa, yaitu Desa Sadar, Kecamatan Bone-Bone dan Desa Pao Macang, Kecamatan Sukamaju Selatan.
Seorang warga, Nurhalifa mengatakan sudah bertahun-tahun jalan yang rusak tersebut menghambat aktivitas warga.
"Siapa mau lewat situ pak, sedangkan jalanannya berlumpur dan susah dijalani," katanya kepada SINDOnews.
"Andai sudah ada pengerasan jalannya mungkin bisa dilalui, kalau begitu siapa mau lewat situ," tambah Nur.
Informasi yang dihimpun, di tengah jalur penghubung dua desa tersebut, telah dibangun jembatan pada tahun 2017 lalu dengan menyerap anggaran yang bersumber dari APBD.
Bahkan Pemerintah Desa Sadar sempat mempertimbangkan untuk memakai ADD (Anggaran Dana Desa) dengan memasukkan ke jalan tani, namun hal tersebut sangat berat bagi Desa.
"Itu juga salah satu akses petani sawit pak, sekarang petani sawit itu mengeluh karena dari tahun 2017 hingga saat ini petani sawait harus keluarkan banyak karena harus menggunakan ojek," ungkap Nur.
"Ojek dibayar per kilo, kalau akses jalan masuk bagus mungkin mobil pemuat sawit bisa masuk dan kami petani sawit tidak usah menyewa ojek lagi," jelas salah seorang petani di Desa Sadar.
(agn)