Biadab! Tukang Kredit Keliling Perkosa Gadis Difabel hingga Hamil 6 Bulan
loading...
A
A
A
MAGELANG - Polres Magelang mengungkap kasus pemerkosaan terhadap AR (25) gadis difabel yang dilakukan oleh tersangka RR (58) tukang kredit keliling sejak 2020 lalu.
Peristiwa keji itu berawal pada Januari 2020 saat korban AR disuruh ibunya untuk menjemput istri tersangka yang bekerja di usaha milik ibu korban.
Sesampainya di rumah tersangka, ternyata istri tersangka sudah berangkat kerja. Korban akhirnya bertemu dengan tersangka.
Tersangka tiba-tiba langsung menarik korban ke dalam kamar dan memerkosa korban sambil membekap mulut korban dan mengancam akan memukul kalau tidak mau melayani.
"Kejadian ini kembali dilakukan tersangka pada korban sebanyak empat kali pada Januari, April, Juni, Agustus tahun 2020 dan dilakukan di rumah tersangka di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Magelang," kata Kapolres Magelang AKBP Mochamad Sajarod Zakun, Rabu (16/2/2022).
Menurut Kapolres, aksi ini dilakukan tersangka saat kondisi rumah sepi atau saat korban bermain di dekat rumah tersangka.
Setelah melakukan aksi asusila, korban diperintah tersangka untuk tidak memberitahukan kejadiannya kepada siapapun.
Korban AR yang menderita disabilitas mental hanya bisa menurut dan takut dengan ancaman tersangka.
Peristiwa keji itu berawal pada Januari 2020 saat korban AR disuruh ibunya untuk menjemput istri tersangka yang bekerja di usaha milik ibu korban.
Baca Juga
Sesampainya di rumah tersangka, ternyata istri tersangka sudah berangkat kerja. Korban akhirnya bertemu dengan tersangka.
Tersangka tiba-tiba langsung menarik korban ke dalam kamar dan memerkosa korban sambil membekap mulut korban dan mengancam akan memukul kalau tidak mau melayani.
"Kejadian ini kembali dilakukan tersangka pada korban sebanyak empat kali pada Januari, April, Juni, Agustus tahun 2020 dan dilakukan di rumah tersangka di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Magelang," kata Kapolres Magelang AKBP Mochamad Sajarod Zakun, Rabu (16/2/2022).
Menurut Kapolres, aksi ini dilakukan tersangka saat kondisi rumah sepi atau saat korban bermain di dekat rumah tersangka.
Setelah melakukan aksi asusila, korban diperintah tersangka untuk tidak memberitahukan kejadiannya kepada siapapun.
Korban AR yang menderita disabilitas mental hanya bisa menurut dan takut dengan ancaman tersangka.