Akses Jalan Ditutup, Tiga Keluarga di Borong Panjat Tembok untuk Beraktivitas

Jum'at, 04 Februari 2022 - 20:10 WIB
loading...
Akses Jalan Ditutup, Tiga Keluarga di Borong Panjat Tembok untuk Beraktivitas
Salah satu warga yakni Sugeng saat menaiki tembok dengan bantuan tangga, setelah akses jalan mereka ditutup. Foto: Sindonews/Faisal Mustafa
A A A
MAKASSAR - Tiga Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar terisolir lantaran beberapa akses jalan aktivitas kesehariannya ditutup sejak dua tahun terakhir.

Tiga KK menghuni dua rumah semi permanen terkurung tembok milik Perumahan Green Residence dan SPBU Toddopuli Timur. Selain itu salah satu akses milik warga lain ditutup pagar seng .



Rasman Maghrib (49) mengaku, akses utama dulunya ada di lahan milik perumahan, namun setelah dibeli oleh pengembang jalan lebar dua meter sudah ditutup.

"Pengembang ini kasih jalan yang tembus ke penjual coto tapi oleh pemilik lahan ditutup lagi. Karena pemilik lahan namanya H Muchtar itu mengaku kalau punyanya itu," kata bapak tiga anak ini kepada jurnalis, Jumat (4/2/2022).

Dia menjelaskan, pernah berbicara dengan H Muchtar. "Kenapa ditutup itukan akses kami jalan, mau ibadah, anak sekolah, mau cari rejeki. Dia jawab, susah juga karena saya punya lahan ini jadi saya tutup," tutur Rasman.

"Kalau anda mau lewat yah sewa, silakan sewa. Saya membujuk ku bilang amal jariah juga ini pak. Dia bilang janganmi cerita amal, karena saya sudah bangun masjid. Sakit hatiku waktu itu," sambung Rasman meniru perkataan Muchtar.

Kondisi itu, membuat dia dan tetangganya harus memanjat tembok setinggi dua meter, beruntung belum lama ini mereka membuat tangga kayu untuk memudahkan mereka lewati tembok.

"Itu temboknya STIKI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Makassar), motor di simpan di sana. Baru bisa keluar beraktivitas. Iye dua tahun mi ini begini, belum lagi kalau hujan itu tembok licin, tangga juga," tuturnya.

Sedangkan penghuni rumah yang terisolir lain, Yusri mengaku anak perempuannya pernah terjatuh ketika pulang dari sekolahnya. "Waktu itukan hujan, jadi terpeleset," ujar bapak tiga anak ini.



Cerita lain datang dari Sugeng ipar dari Yusri yang awalnya serumah terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabatnya di Kelurahan Antang. Sebab usaha jual beli ikan Sugeng tersendat karena kondisi tersebut.

"Sulit untuk angkat barang, saya usaha ikan lele. Makanya saya mengungsi, pindah dulu di rumah saudara sama anak istri. Itu tadi karena harus manjat tembok kasihan kita," ungkap Sugeng.

Lurang Borong, Muhammad Yahya mengaku baru mengetahui kondisi miris yang dialami warganya. Dia menegaskan akan melakukan upaya-upaya persuasif guna mengatasi masalah tersebut.

"Karena jujur sebagai manusia, miris kita lihat kondisi begini. Segera kami akan lakukan cara-cara humanis dan kekeluarga. Sebentar malam saya akan koordinasi dengan RW, RT dan pemilik lahan (Muchtar)," ucapnya.

Dia menegaskan apa yang dialami tiga KK itu bakal jadi prioritas penanganannya. "Karena ini sudah terkepung mereka, saya betul-betul sedih melihat masih ada warga saya yang terisolir dan itu sudah lama terjadi," ujarnya.



Jika pemilik lahan yang memagari akses jalan masih kukuh dengan kelakuannya, kata Yahya akan diberikan teguran melalui surat peringatan. Kemudian mengecek kembali legalitas kepemilikan lahan tersebut.

"Kami juga akan minta pengembang untuk membuka akses. Untuk yang pemilik lahan yang disewa penjual coto itu kita akan cek administrasi kepemilikan lahannya, jangan sampai hanya mengaku-mengaku saja," tukas Yahya.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2299 seconds (0.1#10.140)