Karomah Sunan Gunung Jati, Sembuhkan Tumor Tanpa Operasi hingga Kuasai 99 Bahasa
loading...
A
A
A
Sunan Gunung dikenal juga memiliki karomah dalam bidang ilmu pemerintahan dan politik serta ahli dalam strategi perang. Hal ini terbukti dengan sejumlah analisanya saat itu. Di anyatanya datangnya mara bahaya jika Portugis sampai menguasai kawasan Sunda Kelapa.
Selain itu mengenai runtuhnya Kerajaan Pajajaran dan selanjutnya Islam akan berkembang pesat Islam di Cirebon. Hingga akhirnya Keraton Kasepuhan Cirebon mencapai puncak kejayaan.
Dikisahkan juga, Sunan Gunung Jati dengan karomah dan ilmu strategi perang yang dimilinya berhasil mengalahkan Kerajaan Galuh, Kuningan, Talaga, dan bahkan menaklukkan Sunda Kelapa. Saat memimpin Kasultanan Cirebon, wilayahnya membentang dari pesisir utara Jawa Barat bagian barat hingga Cilacap di selatan Pulau Jawa.
Karomah lainnya yang dimiliki Wali Allah ini adalah guru yang dihormati dalam mendidik dan menyebarkan Islam. Sunan Gunung Jati dikenal terjun langsung ke berbagai daerah, hingga ke pedalaman untuk mengenalkan ajaran Islam secara damai.
Selain itu, Sunan Gunung Jati memiliki istri bernama Ong Tien Nio yang merupakan putri kaisar China di zaman Dinasti Ming. Setelah menikah, Ong Tien membantu Sunan Gunung Jati melakukan syiar Islam.
Kisah cinta Syarif Hidayatullah dan putri Ong Tien Nio bermula saat keduanya bertemu di Istana Kaisar China. Saat itu, Syarif Hidayatullah berkunjung ke China atas undangan kaisar dari Dinasti Ming yang berkuasa saat itu. Kunjungan itu berlangsung pada sekitar tahun 1471.
Dikisahkan Syarif Hidayatullah mendapat kesempatan bertemu dengan Kaisar Hong Gie yang merupakan putra mahkota Kaisar Yung Lo. Nah, saat mengikuti acara di istana itulah Syarif Hidayatullah bertemu dengan putri Ong Tien. Pertemuan ini membekas dan tumbuh benih cinta dalam diri keduanya. Namun sang Kaisar saat itu tidak menyetujuinya.
Hingga akhirnya Syarif Hidayatullah pulang ke Cirebon. Beberapa waktu kemudian, sang putri yang diliputi perasaan cinta menyusul Syarif Hidayatullah ke Tanah Jawa.
Selanjutnya Maulana Syarif Hidayatullah yang sudah menjadi Sunan Gunung Jati menikahi Putri Tan Hong Tien Nio pada sekitar tahun 1481. Putri Tan Hong Tien Nio setelah menikah menjadi mualaf atau pindah agama Islam dan mendapat gelar Rara Sumanding.
Selain itu mengenai runtuhnya Kerajaan Pajajaran dan selanjutnya Islam akan berkembang pesat Islam di Cirebon. Hingga akhirnya Keraton Kasepuhan Cirebon mencapai puncak kejayaan.
Dikisahkan juga, Sunan Gunung Jati dengan karomah dan ilmu strategi perang yang dimilinya berhasil mengalahkan Kerajaan Galuh, Kuningan, Talaga, dan bahkan menaklukkan Sunda Kelapa. Saat memimpin Kasultanan Cirebon, wilayahnya membentang dari pesisir utara Jawa Barat bagian barat hingga Cilacap di selatan Pulau Jawa.
Karomah lainnya yang dimiliki Wali Allah ini adalah guru yang dihormati dalam mendidik dan menyebarkan Islam. Sunan Gunung Jati dikenal terjun langsung ke berbagai daerah, hingga ke pedalaman untuk mengenalkan ajaran Islam secara damai.
Selain itu, Sunan Gunung Jati memiliki istri bernama Ong Tien Nio yang merupakan putri kaisar China di zaman Dinasti Ming. Setelah menikah, Ong Tien membantu Sunan Gunung Jati melakukan syiar Islam.
Kisah cinta Syarif Hidayatullah dan putri Ong Tien Nio bermula saat keduanya bertemu di Istana Kaisar China. Saat itu, Syarif Hidayatullah berkunjung ke China atas undangan kaisar dari Dinasti Ming yang berkuasa saat itu. Kunjungan itu berlangsung pada sekitar tahun 1471.
Dikisahkan Syarif Hidayatullah mendapat kesempatan bertemu dengan Kaisar Hong Gie yang merupakan putra mahkota Kaisar Yung Lo. Nah, saat mengikuti acara di istana itulah Syarif Hidayatullah bertemu dengan putri Ong Tien. Pertemuan ini membekas dan tumbuh benih cinta dalam diri keduanya. Namun sang Kaisar saat itu tidak menyetujuinya.
Hingga akhirnya Syarif Hidayatullah pulang ke Cirebon. Beberapa waktu kemudian, sang putri yang diliputi perasaan cinta menyusul Syarif Hidayatullah ke Tanah Jawa.
Selanjutnya Maulana Syarif Hidayatullah yang sudah menjadi Sunan Gunung Jati menikahi Putri Tan Hong Tien Nio pada sekitar tahun 1481. Putri Tan Hong Tien Nio setelah menikah menjadi mualaf atau pindah agama Islam dan mendapat gelar Rara Sumanding.