Karomah Sunan Gunung Jati, Sembuhkan Tumor Tanpa Operasi hingga Kuasai 99 Bahasa

Kamis, 20 Januari 2022 - 05:09 WIB
loading...
Karomah Sunan Gunung Jati, Sembuhkan Tumor Tanpa Operasi hingga Kuasai 99 Bahasa
Sunan Gunung Jati memiliki sejumlah karomah yang tak dimiliki orang biasa. Foto/Ist
A A A
Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, khususnya wilayah Cirebon dan sekitarnya memiliki sejumlah karomah yang tak dimiliki orang biasa.

Karomah inilah yang digunakan dalam menyebarkan ajaran Islam secara damai. Sunan Gunung Jati yang saat muda dikenal dengan nama Syarif Hidayatullah merupakan salah satu Walisongo yang berdakwah di Pulau Jawa.


Selain memiliki karomah, dalam berbagai kisah juga dituturkan bahwa Sunan Gunung Jati memiliki kepandaian di atas rata-rata orang pada umumnya.

Karomah Sunan Gunung Jati yang terkenal dan menjadi kisah yang diceritajan masyarakat turun temurun di antaranya saat mengobati seorang ibu yang sakit tumor di perutnya.

Kalau itu, sang ibu dan suaminya berselisih lantaran ada keganjilan. Sang suami curiga istrinya hamil dengan orang lain. Kecurigaan itu lantaran perut istrinya yang semakin besar dan membuncit.

Sementara istrinya bersikukuh setia dan tak pernah berhubungan dengan laki-laki lain. Hingga akhirnya pasangan suami-istri ini bertemu Sunan Gunung Jati.



Dengan karomah disertai pengetahuan yang luas tentang penyakit, Wali Allah ini menjelaskan kepada pasangan suami-istri yang resah tersebut bahwa yang mereka perbebatkan itu sebenarnya tumor dan bukan suatu kehamilan.

Selanjutnya dengan berdoa kepada Allah dan dengan karomah serta kesaktiannya, Sunan Gunung Jati mengobati ibu yang perutnya membuncit tersebut tanpa dioperasi. Ajaibnya, tumor di perut si ibu bisa dikeluarkan. Perut si ibu pun bisa kembali normal seperti biasanya.

Wali Allah yang lahir pada 1448 di Kairo, Mesir itu memiliki karomah menguasai 99 bahasa, terutama berbagai bahasa daerah. Kelebihan ini memudahkannya dalam melakukan syiar Islam ke berbagai daerah, termasuk di pedalaman.

Sunan Gunung dikenal juga memiliki karomah dalam bidang ilmu pemerintahan dan politik serta ahli dalam strategi perang. Hal ini terbukti dengan sejumlah analisanya saat itu. Di anyatanya datangnya mara bahaya jika Portugis sampai menguasai kawasan Sunda Kelapa.

Selain itu mengenai runtuhnya Kerajaan Pajajaran dan selanjutnya Islam akan berkembang pesat Islam di Cirebon. Hingga akhirnya Keraton Kasepuhan Cirebon mencapai puncak kejayaan.

Dikisahkan juga, Sunan Gunung Jati dengan karomah dan ilmu strategi perang yang dimilinya berhasil mengalahkan Kerajaan Galuh, Kuningan, Talaga, dan bahkan menaklukkan Sunda Kelapa. Saat memimpin Kasultanan Cirebon, wilayahnya membentang dari pesisir utara Jawa Barat bagian barat hingga Cilacap di selatan Pulau Jawa.

Karomah lainnya yang dimiliki Wali Allah ini adalah guru yang dihormati dalam mendidik dan menyebarkan Islam. Sunan Gunung Jati dikenal terjun langsung ke berbagai daerah, hingga ke pedalaman untuk mengenalkan ajaran Islam secara damai.



Selain itu, Sunan Gunung Jati memiliki istri bernama Ong Tien Nio yang merupakan putri kaisar China di zaman Dinasti Ming. Setelah menikah, Ong Tien membantu Sunan Gunung Jati melakukan syiar Islam.

Kisah cinta Syarif Hidayatullah dan putri Ong Tien Nio bermula saat keduanya bertemu di Istana Kaisar China. Saat itu, Syarif Hidayatullah berkunjung ke China atas undangan kaisar dari Dinasti Ming yang berkuasa saat itu. Kunjungan itu berlangsung pada sekitar tahun 1471.

Dikisahkan Syarif Hidayatullah mendapat kesempatan bertemu dengan Kaisar Hong Gie yang merupakan putra mahkota Kaisar Yung Lo. Nah, saat mengikuti acara di istana itulah Syarif Hidayatullah bertemu dengan putri Ong Tien. Pertemuan ini membekas dan tumbuh benih cinta dalam diri keduanya. Namun sang Kaisar saat itu tidak menyetujuinya.

Hingga akhirnya Syarif Hidayatullah pulang ke Cirebon. Beberapa waktu kemudian, sang putri yang diliputi perasaan cinta menyusul Syarif Hidayatullah ke Tanah Jawa.

Selanjutnya Maulana Syarif Hidayatullah yang sudah menjadi Sunan Gunung Jati menikahi Putri Tan Hong Tien Nio pada sekitar tahun 1481. Putri Tan Hong Tien Nio setelah menikah menjadi mualaf atau pindah agama Islam dan mendapat gelar Rara Sumanding.

Sumber: kisah dan ajaran walisanga, historyofcirebon, athisa88.wordpress dan berbagai sumber diolah
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2126 seconds (0.1#10.140)