Mulai Bentuk Mal, Restoran, dan Kafe Tangguh di Surabaya
loading...
A
A
A
"Yang harus kita lakukan adalah disiplin untuk aturan protokol kita. Kalau kita mau tidak lockdown, maka kita harus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan," jelasnya.
Akan tetapi, ia menyebut, permasalahannya adalah Pemkot Surabaya tidak bisa memantau setiap pengunjung mal atau restoran yang datang. Makanya, ia meminta dukungan pengelola pusat perbelanjaan dan restoran itu untuk bekerjasama dalam menerapkan protokol-protokol itu.
"Karena pengunjung tidak bisa saya pantau seperti warga dalam kantong (ODP) yang kami awasi day per day. Karena itu atas inisiatif Pak Kapolda itu ada kampung tangguh yang kita buat sekarang ini. Nah, karena itu ada ide dari Pak Kapolrestabes bahwa kita bisa membuat Mal Tangguh Surabaya," jelasnya.
(Baca juga: Ini Saran Dokter Cantik Reisa untuk Penggunaan Masker Kain )
Presiden UCLG Aspac ini juga menyatakan bahwa upaya tersebut adalah salah satu bentuk investasi masa depan. Dengan cara tetap disiplin seperti ini, maka roda perekonomian di Surabaya bisa tetap berjalan.
"Sebetulnya ini tantangan ke depan. Ayo kita bersama-sama harus yakin bahwa kita bisa melakukan ini. Kepercayaan ini kita jaga penuh dan seluruh elemen masyarakat harus mengerti protokol kesehatan ini dengan sempurna," jelasnya.
Dia mencontohkan, seperti di pusat perbelanjaan, akses jalan itu bisa dibuat one way (satu arah) serta konsumen juga diwajibkan saling jaga jarak. Selain itu, di kasir atau tempat pembayaran bisa pula dilengkapi dengan tirai plastik untuk pembatas antara penjual dan pembeli. Di samping itu, setiap pengunjung diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum memasuki area pusat perbelanjaan.
"Sekali lagi kepercayaan dari konsumen ini tolong harus benar-benar dijaga. Supaya mereka percaya, supaya kalau mereka belanja di sini mereka aman. Kalau konsumen ini percaya bukan tidak mungkin kita akan jauh lebih baik dari sebelumnya," ungkapnya.
Akan tetapi, ia menyebut, permasalahannya adalah Pemkot Surabaya tidak bisa memantau setiap pengunjung mal atau restoran yang datang. Makanya, ia meminta dukungan pengelola pusat perbelanjaan dan restoran itu untuk bekerjasama dalam menerapkan protokol-protokol itu.
"Karena pengunjung tidak bisa saya pantau seperti warga dalam kantong (ODP) yang kami awasi day per day. Karena itu atas inisiatif Pak Kapolda itu ada kampung tangguh yang kita buat sekarang ini. Nah, karena itu ada ide dari Pak Kapolrestabes bahwa kita bisa membuat Mal Tangguh Surabaya," jelasnya.
(Baca juga: Ini Saran Dokter Cantik Reisa untuk Penggunaan Masker Kain )
Presiden UCLG Aspac ini juga menyatakan bahwa upaya tersebut adalah salah satu bentuk investasi masa depan. Dengan cara tetap disiplin seperti ini, maka roda perekonomian di Surabaya bisa tetap berjalan.
"Sebetulnya ini tantangan ke depan. Ayo kita bersama-sama harus yakin bahwa kita bisa melakukan ini. Kepercayaan ini kita jaga penuh dan seluruh elemen masyarakat harus mengerti protokol kesehatan ini dengan sempurna," jelasnya.
Dia mencontohkan, seperti di pusat perbelanjaan, akses jalan itu bisa dibuat one way (satu arah) serta konsumen juga diwajibkan saling jaga jarak. Selain itu, di kasir atau tempat pembayaran bisa pula dilengkapi dengan tirai plastik untuk pembatas antara penjual dan pembeli. Di samping itu, setiap pengunjung diwajibkan menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum memasuki area pusat perbelanjaan.
"Sekali lagi kepercayaan dari konsumen ini tolong harus benar-benar dijaga. Supaya mereka percaya, supaya kalau mereka belanja di sini mereka aman. Kalau konsumen ini percaya bukan tidak mungkin kita akan jauh lebih baik dari sebelumnya," ungkapnya.
(eyt)