Petani Cabai Rawit di Lembang Gagal Panen, Harga Melonjak Rp60 Ribu Per Kilogram
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Para petani cabai rawit di daerah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami kerugian akibat gagal panen. Tanaman cabai rusak dan buahnya busuk disebabkan cuaca ekstrem dan kondisi hujan yang terjadi hampir setiap hari.
"Iya, tanaman cabai rawit banyak yang busuk, tak bisa dipanen, pengaruh dari cuaca yang hujan terus," kata petani asal Desa Suntenjaya, Lembang, Yayan (47), Kamis (9/12/2021).
Dia mengatakan, pada musim hujan, banyak penyakit yang menyerang tanaman, terutama tanaman cabai rawit sehingga menyebabkan buah cepat busuk. Kondisi itu membuat hasil panen menurun drastis. "Kalau kondisi normal, panen bisa 1 kuintal, sekarang turun drastis paling sekitar 20 kilogram," keluhnya.
Dirinya tidak bisa menyiasati rusaknya tanaman dengan pemberian obat hama, karena harga pestisida juga melonjak dua kali lipat. Jika itu dilakukan maka setiap kali panen, biaya perawatan yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasilnya.
"Lebih banyak cabai yang busuk dibanding yang bagus. Saya juga daripada dipanen lebih baik membiarkan tanamannya busuk di kebun," kata dia.
Dirinya belum bisa memprediksi kapan kondisi ini akan kembali normal, sebab cuaca buruk diperkirakan masih akan berlangsung cukup lama. Imbas dari kejadian ini harga cabai rawit di pasar bisa tembus Rp60.000/kg akibat stok dan pasokan barang dari petani minim.
Dirinya khawatir jika kondisi cuaca terus seperti ini maka panen cabai rawit di kalangan petani akan semakin sulit. Apalagi sebentar lagi menjelang Natal dan Tahun Baru sehingga bisa saja harga di pasar akan terus naik karena tidak adanya petani yang panen.
"Di sini kan kebanyakan petani kecil, buat beli pestisida mahal agak berat. Jadi biasanya petani pasrah dengan keadaan dan berharap cuaca kembali normal," pungkasnya.
"Iya, tanaman cabai rawit banyak yang busuk, tak bisa dipanen, pengaruh dari cuaca yang hujan terus," kata petani asal Desa Suntenjaya, Lembang, Yayan (47), Kamis (9/12/2021).
Dia mengatakan, pada musim hujan, banyak penyakit yang menyerang tanaman, terutama tanaman cabai rawit sehingga menyebabkan buah cepat busuk. Kondisi itu membuat hasil panen menurun drastis. "Kalau kondisi normal, panen bisa 1 kuintal, sekarang turun drastis paling sekitar 20 kilogram," keluhnya.
Dirinya tidak bisa menyiasati rusaknya tanaman dengan pemberian obat hama, karena harga pestisida juga melonjak dua kali lipat. Jika itu dilakukan maka setiap kali panen, biaya perawatan yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasilnya.
"Lebih banyak cabai yang busuk dibanding yang bagus. Saya juga daripada dipanen lebih baik membiarkan tanamannya busuk di kebun," kata dia.
Dirinya belum bisa memprediksi kapan kondisi ini akan kembali normal, sebab cuaca buruk diperkirakan masih akan berlangsung cukup lama. Imbas dari kejadian ini harga cabai rawit di pasar bisa tembus Rp60.000/kg akibat stok dan pasokan barang dari petani minim.
Dirinya khawatir jika kondisi cuaca terus seperti ini maka panen cabai rawit di kalangan petani akan semakin sulit. Apalagi sebentar lagi menjelang Natal dan Tahun Baru sehingga bisa saja harga di pasar akan terus naik karena tidak adanya petani yang panen.
"Di sini kan kebanyakan petani kecil, buat beli pestisida mahal agak berat. Jadi biasanya petani pasrah dengan keadaan dan berharap cuaca kembali normal," pungkasnya.
(don)