Diduga Korban Rasisme, Tiga Pengusaha China Dibunuh dan Dibakar di Zambia
loading...
A
A
A
Pada hari yang sama, Sampa mengunjungi pabrik semen, di mana dia mengatakan bahwa para pekerja telah ditahan selama dua bulan.
Ketika seorang bos China menjelaskan dalam video yang di-posting Sampa di Facebook bahwa, di pabrik, semua pekerja tidak bisa keluar. Sampa menjawab; “Itu ilegal. Anda menyandera mereka. Ini adalah perbudakan."
Seorang pekerja semen Zambia mengatakan kepada CNN; “Atasan kami (warga China) telah meminta kami untuk tinggal dan bekerja dari sini sampai virus corona berakhir, karena mereka takut bahwa kami akan membuat paparan virus ke masyarakat dan bahwa kami tidak membawanya ke tempat kerja kami."
Wali Kota Lusaka Miles Sampa menanyai staf di pabrik semen Zambia tentang laporan bahwa 100 pekerja Zambia dilarang meninggalkan lokasi selama pandemi Covid-19. "Tapi mereka memberi kami makanan, jaring anti-nyamuk, dan kasur tempat kami tidur. Kami tidur seperti di kamp...tetapi beberapa rekan kami yang menolak telah diberhentikan dan mereka akan mengajukan permohonan kembali setelah perusahaan dibuka lagi," kata seorang pekerja yang tidak disebutkan namanya.
Pegawai Zambia lainnya dari perusahaan yang sama mengatakan bahwa bosnya dari China mengancam akan memukulnya jika dia menolak untuk tinggal. “Kami dipaksa oleh bos China kami dan mereka mengancam akan memukul Anda jika Anda menolak. Ini adalah bagaimana sebagian dari kita melarikan diri—saat ini, kami hanya ingin pemerintah membantu kami mengklaim upah kami yang belum dibayar," ujarnya, yang juga menolak diidentifikasi.
Ketika CNN menghubungi pabrik, seorang staf yang menolak untuk menyebutkan namanya membantah tuduhan melakukan kesalahan.
"Kami tidak mengambil mereka (sebagai) tahanan—kami hanya melindungi mereka dari penyakit corona ini," katanya. “Pekerja dibayar lebih untuk tidur di pabrik." (BACA JUGA: Warga Gaza Gembira dengan Dibukanya Lagi Masjid dan Sekolah)
Dia tidak akan mengatakan jumlah upah tambahan yang diberikan, tetapi seorang karyawan mengatakan pekerja biasanya dibayar 1.600 kwacha Zambia (USD95) per bulan.
Bara Lama yang Dihidupkan Kembali
Kehadiran China di Zambia telah menjadi kontroversi selama beberapa dekade.
Ketika seorang bos China menjelaskan dalam video yang di-posting Sampa di Facebook bahwa, di pabrik, semua pekerja tidak bisa keluar. Sampa menjawab; “Itu ilegal. Anda menyandera mereka. Ini adalah perbudakan."
Seorang pekerja semen Zambia mengatakan kepada CNN; “Atasan kami (warga China) telah meminta kami untuk tinggal dan bekerja dari sini sampai virus corona berakhir, karena mereka takut bahwa kami akan membuat paparan virus ke masyarakat dan bahwa kami tidak membawanya ke tempat kerja kami."
Wali Kota Lusaka Miles Sampa menanyai staf di pabrik semen Zambia tentang laporan bahwa 100 pekerja Zambia dilarang meninggalkan lokasi selama pandemi Covid-19. "Tapi mereka memberi kami makanan, jaring anti-nyamuk, dan kasur tempat kami tidur. Kami tidur seperti di kamp...tetapi beberapa rekan kami yang menolak telah diberhentikan dan mereka akan mengajukan permohonan kembali setelah perusahaan dibuka lagi," kata seorang pekerja yang tidak disebutkan namanya.
Pegawai Zambia lainnya dari perusahaan yang sama mengatakan bahwa bosnya dari China mengancam akan memukulnya jika dia menolak untuk tinggal. “Kami dipaksa oleh bos China kami dan mereka mengancam akan memukul Anda jika Anda menolak. Ini adalah bagaimana sebagian dari kita melarikan diri—saat ini, kami hanya ingin pemerintah membantu kami mengklaim upah kami yang belum dibayar," ujarnya, yang juga menolak diidentifikasi.
Ketika CNN menghubungi pabrik, seorang staf yang menolak untuk menyebutkan namanya membantah tuduhan melakukan kesalahan.
"Kami tidak mengambil mereka (sebagai) tahanan—kami hanya melindungi mereka dari penyakit corona ini," katanya. “Pekerja dibayar lebih untuk tidur di pabrik." (BACA JUGA: Warga Gaza Gembira dengan Dibukanya Lagi Masjid dan Sekolah)
Dia tidak akan mengatakan jumlah upah tambahan yang diberikan, tetapi seorang karyawan mengatakan pekerja biasanya dibayar 1.600 kwacha Zambia (USD95) per bulan.
Bara Lama yang Dihidupkan Kembali
Kehadiran China di Zambia telah menjadi kontroversi selama beberapa dekade.