Kasus Penyebaran COVID-19 di Sulsel Mulai Bisa Terkontrol

Minggu, 07 Juni 2020 - 09:21 WIB
loading...
A A A
Ahli Epedemologi dan Guru Besar FKM Unhas, Ridwan Amiruddin, menjelaskan, kurva epidemologi yang merupakan suatu kurva yang mengambarkan tentang tumbuh kembangnya sebuah epidemi atau pandemi. Kurva dikembangkan berdasarkan konsep pengembangan penyakit, konsep ini menggambarkan terpaparnya seseorang sampai munculnya gejala. Sejak 22 atau 23 Maret sampai 4 Juni, timnya sudah membangun kurvanya dan telah ditemukan bentuk kurva pandemi Covid-19 untuk Sulsel.

Hal yang menarik dari kurva ini, bahwa setiap intervensi yang diberikan secara masif itu mampu memberikan daya tekan terhadap pertumbuhan kasus. Intervensi secara masif antara lain, adalah Work From Home, kedua PSBB 1 dan 2 Makassar, PSBB Gowa, Duta Covid-19, intensive tracking dan penambahan laboratorium.

"Memang dengan pertambahan tujuh lab itu, itu menambah dan memberikan daya, kelihatannya pada penambahan jumlah kasus. Tetapi pada satu sisi ini menekan penularan," sebutnya.

Sehingga, dampak realnya adalah pada tanggal 23 Maret Sulsel memiliki Ro (Reproduksi) kasus dari 2,8 sampai 4. Pertumbuhan kasus sejak 19 Maret dengan Ro sebesar 3,8 dengan berbagai intevensi, itu pelan-pelan menurun sesuai dengan intervensi yang diberikan kemudian per 6 Juni sudah berada pada angka 0,9. Artinya, bahwa pelan-pelan Sulsel ini on the track pada interval intervensi yang diberikan. Dengan intervensi yang diberikan tersebut, diharapkan dalam 2-3 pekan ini mampu mengontrol pertambahan kasus.

"Dengan demikian Sulsel ini bisa masuk ke dalam New Normal. Jadi bulan Juni ini meskipun secara kasus harian kelihatan ada fluktuasi jumlah kasus. Tetapi, secara berkelanjutan dari grafik ini menunjukan kestabilan angka di kisaran satu dan di bawah satu," jelasnya.

Dengan demikian, terpenuhi syarat untuk melakukan pelonggaran atau implemetasi dari New Normal Life ke depan.

Sementara itu, Tim Konsultan Covid-19 Sulsel, Ansariadi menjelaskan evaluasi peningkatan kasus dari waktu ke waktu. Kurva yang ditampilkan tidak berdasarkan harian. Sebab hasilnya kadang berbeda, kapan terjadinya penyakit dengan kapan diumumkan.

"Seperti yang kita temukan tadi, ternyata yang diumumkan hari ini terjadi akumulasi dari beberapa hari lalu. Sehingga kita bisa keluarkan kurva epidemologinya. Dan kita lihat ada peningkatan dan penurunan, ini melihat juga kapan PSBB dilakukan dan bagaimana efeknya," paparnya.

Kurva inilah yang menjadi dasar bagaimana menghitung reproductive number dan terlihat dalam dua minggu terakhir sudah ada penurunan, (Rt) 0,9 sampai 1,1.

"Intinya adalah dalam suasana yang bisa dikontrol, terkendali, misalnya ada tiga kasus tetapi terkendali dan tidak menimbulkan wabah luar biasa, maksud saya tidak dalam jumlah di luar ekspektasi kita," jelasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1109 seconds (0.1#10.140)