China Dituding Manfaatkan COVID-19 untuk Kuasai Laut China Selatan
loading...
A
A
A
TOKYO - Amerika Serikat (AS) kembali menuding China telah memanfatkan pandemi virus corona baru (COVID-19) untuk kepentingan negaranya. Kata komandan pasukan AS di Jepang, Letnan Jenderal Kevin Schneider, kedok pendemi itu digunakan China untuk mendorong klaim teritorial di Laut China Selatan.
Baca : Persenjataan Siaga, China dan India Diambang Perang
Menurut Schneider telah ada lonjakan aktivitas militer oleh China di perairan sengketa tersebut termasuk pengerahan kapal-kapal Angkatan Laut, kapal-kapal penjaga pantai dan kelompok kapal penangkap ikan dalam melecehkan kapal-kapal negara lain yang berada di perairan yang diklaim Beijing.
"Melalui krisis Covid-19 kami melihat lonjakan aktivitas maritim," katanya kepada Reuters dalam wawancara telepon, Jumat, yang dilansir Sabtu (060/6/2020). Dia mengatakan Beijing juga meningkatkan aktivitasnya di Laut China Timur, di mana Beijing terlibat sengketa wilayah dengan Tokyo.
Schneider memprediksi peningkatan aktivitas militer Beijing akan terus berlanjut. "Saya tidak melihat palung, saya melihat dataran tinggi," katanya, merujuk pada gencarnya aktvitas militer China.
China sendiri mengatakan kegiatan maritimnya di Laut China Selatan bertujuan damai. Kantor pers di Kedutaan Besar China di Tokyo belum bersia memberikan komentar di luar jam kerja normal.
Jepang menjadi tuan rumah konsentrasi pasukan AS terbesar di Asia, termasuk kelompok tempur kapal induk, pasukan ekspedisi amfibi dan skuadron tempur. Selain membela Jepang, berbagai peralatan tempur itu dikerahkan untuk mencegah China memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, termasuk di Laut Cina Selatan.
Baca Juga : Bersitegang dengan China, Kapal Perang AS Malah Berlayar ke Selat Taiwan
Kritik terbaru AS terhadap China muncul ketika hubungan kedua negara semakin tegang di tengah tuduhan oleh Washington bahwa Beijing gagal memperingatkannya dengan cukup cepat tentang coronavirus. China menampik kritik itu sebagai upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menutupi kesalahannya sendiri.
Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan militer di atas terumbu di Laut China Selatan yang kaya energi, di atau dekat perairan yang diklaim oleh negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, dan Malaysia. Pihaknya memberlakukan larangan penangkapan ikan secara sepihak sampai 16 Agustus.
Lihat Juga: Imigrasi Ngurah Rai Tangkap Puluhan WNA di Bali, Langgar Izin Tinggal dan Aktivitas Ilegal
Baca : Persenjataan Siaga, China dan India Diambang Perang
Menurut Schneider telah ada lonjakan aktivitas militer oleh China di perairan sengketa tersebut termasuk pengerahan kapal-kapal Angkatan Laut, kapal-kapal penjaga pantai dan kelompok kapal penangkap ikan dalam melecehkan kapal-kapal negara lain yang berada di perairan yang diklaim Beijing.
"Melalui krisis Covid-19 kami melihat lonjakan aktivitas maritim," katanya kepada Reuters dalam wawancara telepon, Jumat, yang dilansir Sabtu (060/6/2020). Dia mengatakan Beijing juga meningkatkan aktivitasnya di Laut China Timur, di mana Beijing terlibat sengketa wilayah dengan Tokyo.
Schneider memprediksi peningkatan aktivitas militer Beijing akan terus berlanjut. "Saya tidak melihat palung, saya melihat dataran tinggi," katanya, merujuk pada gencarnya aktvitas militer China.
China sendiri mengatakan kegiatan maritimnya di Laut China Selatan bertujuan damai. Kantor pers di Kedutaan Besar China di Tokyo belum bersia memberikan komentar di luar jam kerja normal.
Jepang menjadi tuan rumah konsentrasi pasukan AS terbesar di Asia, termasuk kelompok tempur kapal induk, pasukan ekspedisi amfibi dan skuadron tempur. Selain membela Jepang, berbagai peralatan tempur itu dikerahkan untuk mencegah China memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut, termasuk di Laut Cina Selatan.
Baca Juga : Bersitegang dengan China, Kapal Perang AS Malah Berlayar ke Selat Taiwan
Kritik terbaru AS terhadap China muncul ketika hubungan kedua negara semakin tegang di tengah tuduhan oleh Washington bahwa Beijing gagal memperingatkannya dengan cukup cepat tentang coronavirus. China menampik kritik itu sebagai upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menutupi kesalahannya sendiri.
Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan militer di atas terumbu di Laut China Selatan yang kaya energi, di atau dekat perairan yang diklaim oleh negara-negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, dan Malaysia. Pihaknya memberlakukan larangan penangkapan ikan secara sepihak sampai 16 Agustus.
Lihat Juga: Imigrasi Ngurah Rai Tangkap Puluhan WNA di Bali, Langgar Izin Tinggal dan Aktivitas Ilegal
(sri)