Dukung Indonesia Menuju 5G, Netizen Suarakan #IndonesiaRoadTo5G
loading...
A
A
A
JAKARTA - Netizen atau warganet mendukung penuh langkah pemerintah khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mempercepat penggunaan jaringan 5G di Indonesia. Dengan penggunaan jaringan 5G tersebut, maka transfromasi digital bisa dipercepat.
Dukungan netizen ini terlihat dari tagar #IndonesiaRoadTo5G dan keyword ‘Transformasi Digital’ yang menjadi trending topik twitter hingga siang hari ini, Sabtu (23/10/2021). Tagar #IndonesiaRoadTo5G dan keyword ‘Transformasi Digital’ ini telah ditwit oleh belasan ribu warganet.
Twitter atas nama akun @kuyangmanis, mengapresiasi langkah Menteri Kominfo Johnny G Plate yang telah mempersiapkan implementasi jaringan 5G. Pasalnya, Kominfo baru saja tuntas menggelar lelang frekuensi 2,3 Ghz, yakni frekuensi yang disebut sebagai layanan teknologi komunikasi generasi ke-5 atau 5G.
Dua operator selular, masing-masing PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan dan PT Smartfren Telecom Tbk, dipastikan mendapat tambahan spektrum frekuensi di pita 2,3 GHz masing-masing 20 MHz dan 10 MHz. Ini setelah kedua entitas tersebut lolos seleksi harga dalam lelang yang digelar belum lama ini.
“Sudah ada beberapa operator seluler di Indonesia yg mengadaptasi jaringan 5G. Bisa dibayangkan bagaimana kecepatan internet dgn menggunakan jaringan 5G, tentunya juga bisa mempercepat Transformasi Digital di Indonesia,” tulis akun @kuyangmanis.
Netizen juga menilai jaringan 5G juga akan memudahkan transformasi dan penggunaan televisi digital dengan kualitas suara dan gambar yang yang tidak perlu diragukan. “Siaran televisi digital menggunakan sinyal digital dan sistem kompresi akan menghadirkan kualitas gambar yang lebih bersih, suara yang lebih jernih dan teknologinya yang canggih bagi masyarakat Indonesia,” ciut akun @FlobamoraGlobal.
Meskipun demikian, netizen yang lain justru mengingatkan adanya pihak-pihak atau kelompok-kelompok tertentu yang akan memanfaatkan jaringan 5G dengan tujuan yang negatif. Salah satu contohnya memanfaatkan jaringan 5G untuk penyebaran paham radikal atau paham transnasional lainnya.
“Jokowi Singgung Koneksi 5G dengan Penyebaran Paham Radikal. @jokowi menyebutkan, kemudahan komunikasi melalui konektivitas 5G bisa saja dimanfaatkan untuk menyebarkan ideologi transnasional radikal,” tulis @AryPrasetyo_85. Baca: Warga Kembali Serbu Vaksinasi Massal Perindo Jabar, 1.000 Dosis Vaksin Ludes dalam Hitungan Jam.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan akan tantangan baru dari munculnya konektivitas 5G. Menurut Jokowi, kemudahan komunikasi melalui konektivitas 5G yang mempermudah dan mempercepat interaksi, bisa saja dimanfaatkan untuk menyebarkan ideologi transnasional radikal.
“Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia ke seluruh kalangan dan keseluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," kata Jokowi dalam sambutan peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6/2021) lalu. Baca Juga: Pelaku Ekraf Diminta Proaktif Tingkatkan Daya Saing.
Karena itu, Jokowi minta di tengah teknologi yang semakin canggih, maka perlu diimbangi dengan penanaman nilai-nilai Pancasila yang masif termasuk menggunakan jaringan 5G tersebut. Jokowi pun mengajak semua elemen bangsa mulai dari aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, kaum profesional, generasi muda Indonesia, dan seluruh rakyat indonesia untuk bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai Pancasila khususnya melalui dunia digital.
Dukungan netizen ini terlihat dari tagar #IndonesiaRoadTo5G dan keyword ‘Transformasi Digital’ yang menjadi trending topik twitter hingga siang hari ini, Sabtu (23/10/2021). Tagar #IndonesiaRoadTo5G dan keyword ‘Transformasi Digital’ ini telah ditwit oleh belasan ribu warganet.
Twitter atas nama akun @kuyangmanis, mengapresiasi langkah Menteri Kominfo Johnny G Plate yang telah mempersiapkan implementasi jaringan 5G. Pasalnya, Kominfo baru saja tuntas menggelar lelang frekuensi 2,3 Ghz, yakni frekuensi yang disebut sebagai layanan teknologi komunikasi generasi ke-5 atau 5G.
Dua operator selular, masing-masing PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan dan PT Smartfren Telecom Tbk, dipastikan mendapat tambahan spektrum frekuensi di pita 2,3 GHz masing-masing 20 MHz dan 10 MHz. Ini setelah kedua entitas tersebut lolos seleksi harga dalam lelang yang digelar belum lama ini.
“Sudah ada beberapa operator seluler di Indonesia yg mengadaptasi jaringan 5G. Bisa dibayangkan bagaimana kecepatan internet dgn menggunakan jaringan 5G, tentunya juga bisa mempercepat Transformasi Digital di Indonesia,” tulis akun @kuyangmanis.
Netizen juga menilai jaringan 5G juga akan memudahkan transformasi dan penggunaan televisi digital dengan kualitas suara dan gambar yang yang tidak perlu diragukan. “Siaran televisi digital menggunakan sinyal digital dan sistem kompresi akan menghadirkan kualitas gambar yang lebih bersih, suara yang lebih jernih dan teknologinya yang canggih bagi masyarakat Indonesia,” ciut akun @FlobamoraGlobal.
Meskipun demikian, netizen yang lain justru mengingatkan adanya pihak-pihak atau kelompok-kelompok tertentu yang akan memanfaatkan jaringan 5G dengan tujuan yang negatif. Salah satu contohnya memanfaatkan jaringan 5G untuk penyebaran paham radikal atau paham transnasional lainnya.
“Jokowi Singgung Koneksi 5G dengan Penyebaran Paham Radikal. @jokowi menyebutkan, kemudahan komunikasi melalui konektivitas 5G bisa saja dimanfaatkan untuk menyebarkan ideologi transnasional radikal,” tulis @AryPrasetyo_85. Baca: Warga Kembali Serbu Vaksinasi Massal Perindo Jabar, 1.000 Dosis Vaksin Ludes dalam Hitungan Jam.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan akan tantangan baru dari munculnya konektivitas 5G. Menurut Jokowi, kemudahan komunikasi melalui konektivitas 5G yang mempermudah dan mempercepat interaksi, bisa saja dimanfaatkan untuk menyebarkan ideologi transnasional radikal.
“Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia ke seluruh kalangan dan keseluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," kata Jokowi dalam sambutan peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6/2021) lalu. Baca Juga: Pelaku Ekraf Diminta Proaktif Tingkatkan Daya Saing.
Karena itu, Jokowi minta di tengah teknologi yang semakin canggih, maka perlu diimbangi dengan penanaman nilai-nilai Pancasila yang masif termasuk menggunakan jaringan 5G tersebut. Jokowi pun mengajak semua elemen bangsa mulai dari aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, kaum profesional, generasi muda Indonesia, dan seluruh rakyat indonesia untuk bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai Pancasila khususnya melalui dunia digital.
(nag)