IRT Tewas karena Diduga Tersayat Pisau saat Operasi di Rumah Sakit, Perutnya Alami Pembusukan
loading...
A
A
A
GORONTALO - Megawati Abdul Gani seorang wanita warga Desa Lakeya, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo meninggal dunia usai menjalani operasi pengangkatan miom dan kista di Rumah Sakit Multazam . Pasca-operasi selama dirawat di rumah sakit korban mengalami luka bekas operasi dan mengeluarkan bau busuk dari perut korban bahkan pasien tidak diberikan resep obat apapun dari rumah sakit.
Merasa tak puas dengan hasil operasi di Rumah Sakit Multazam, Yanto Antu suami korban meminta agar pasien segera dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo. Namun tak lama menjalani perawatan di rumah sakit tersebut korban meninggal dunia pada Jumat 15 Oktober 2021.
Menurut Yanto dugaan tindakan malapraktik dokter tersebut terjadi setelah dirinya dan istrinya dan berobat ke RS Multazam pada 16 September 2021 lalu.
"Saya dan istri melakukan konsultasi ke oknum dokter kandungan di RS Multazam dengan keluhan nyeri di bagian perut dan dengan gejala haid kurang lancar. Setelah dilakukan sejumlah pemeriksaan dokter mengatakan bahwa istri saya didiagnosa memiliki kista berukuran 5,0 dan dan miom berukuran 9,8," ujar Yanto, Senin (18/10/2021).
Lalu dilakukan tindakan operasi namun tanpa ditemani oleh keluarga pada 20 September 2021 lalu. Namun dia menerima kabar kalau operasi tersebut diduga gagal akibat sayatan operasi di bagian usus .
"Dokter AW menyampaikan bahwa ini sudah sulit disembuhkan, terus saya tanya kenapa dokter, disini terungkap bahwa usus istri saya bocor karena ada sayatan di usus kecil, begitu juga usus besar. Saya sempat tanyakan ke dokter berarti ini operasinya gagal dok, terus dokternya sempat ngamuk. Katanya ini bukan gagal operasi tapi komplikasi atau resiko dari operasi. Terus saya minta lagi untuk dioperasi, tapi dibilang tidak bisa lagi dioperasi. Katanya sudah tidak bisa disembuhkan. Kemudian dokter yang melakukan operasi sudah tidak masuk lagi keesokan harinya. Dokter satunya mengatakan istri anda tidak ada tindakan medis lagi, bawa pulang ke rumah saja dan banyak berdoa. Saya mau dirujuk, tapi dia bilang kalau dirujuk sekalian nanti ada sayatan-sayatan baru sebab usus istri anda ini bermasalah," ungkap Yanto
Sehingga pasca operasi istrinya, kata Yanto, mengalami luka bekas operasi dan mengeluarkan bau busuk dari perutnya.
"Karena tak puas dengan hasil operasi di Rumah Sakit Multazam saya meminta agar pasien segera dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo. Anehnya saat dokter yang menangani korban di Rumah Sakit Aloe Saboe mengatakan bahwa dalam perut korban tidak ada kista dan miom seperti yang disampaikan dokter sebelumnya di Rumah Sakit Multazam," kata dia.
Semantara itu pihak Rumah Sakit Multazam membantah adanya tindakan malapraktik yang dilakukan dokternya saat mengoperasi pasien bernama Megawati Abdul Gani.
Bantahan itu disampaikan dr Alfred Wuisana dokter spesialis kandungan yang menangani pasien Megawati Abdul Gani.
Dalam hearing yang digelar DPRD Kota Gorontalo pada Selasa siang kemarin dr Alfred mengaku tak ada niat untuk mencelakakan pasiennya saat tindakan medis.
Merasa tak puas dengan hasil operasi di Rumah Sakit Multazam, Yanto Antu suami korban meminta agar pasien segera dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo. Namun tak lama menjalani perawatan di rumah sakit tersebut korban meninggal dunia pada Jumat 15 Oktober 2021.
Menurut Yanto dugaan tindakan malapraktik dokter tersebut terjadi setelah dirinya dan istrinya dan berobat ke RS Multazam pada 16 September 2021 lalu.
"Saya dan istri melakukan konsultasi ke oknum dokter kandungan di RS Multazam dengan keluhan nyeri di bagian perut dan dengan gejala haid kurang lancar. Setelah dilakukan sejumlah pemeriksaan dokter mengatakan bahwa istri saya didiagnosa memiliki kista berukuran 5,0 dan dan miom berukuran 9,8," ujar Yanto, Senin (18/10/2021).
Lalu dilakukan tindakan operasi namun tanpa ditemani oleh keluarga pada 20 September 2021 lalu. Namun dia menerima kabar kalau operasi tersebut diduga gagal akibat sayatan operasi di bagian usus .
"Dokter AW menyampaikan bahwa ini sudah sulit disembuhkan, terus saya tanya kenapa dokter, disini terungkap bahwa usus istri saya bocor karena ada sayatan di usus kecil, begitu juga usus besar. Saya sempat tanyakan ke dokter berarti ini operasinya gagal dok, terus dokternya sempat ngamuk. Katanya ini bukan gagal operasi tapi komplikasi atau resiko dari operasi. Terus saya minta lagi untuk dioperasi, tapi dibilang tidak bisa lagi dioperasi. Katanya sudah tidak bisa disembuhkan. Kemudian dokter yang melakukan operasi sudah tidak masuk lagi keesokan harinya. Dokter satunya mengatakan istri anda tidak ada tindakan medis lagi, bawa pulang ke rumah saja dan banyak berdoa. Saya mau dirujuk, tapi dia bilang kalau dirujuk sekalian nanti ada sayatan-sayatan baru sebab usus istri anda ini bermasalah," ungkap Yanto
Sehingga pasca operasi istrinya, kata Yanto, mengalami luka bekas operasi dan mengeluarkan bau busuk dari perutnya.
"Karena tak puas dengan hasil operasi di Rumah Sakit Multazam saya meminta agar pasien segera dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo. Anehnya saat dokter yang menangani korban di Rumah Sakit Aloe Saboe mengatakan bahwa dalam perut korban tidak ada kista dan miom seperti yang disampaikan dokter sebelumnya di Rumah Sakit Multazam," kata dia.
Semantara itu pihak Rumah Sakit Multazam membantah adanya tindakan malapraktik yang dilakukan dokternya saat mengoperasi pasien bernama Megawati Abdul Gani.
Bantahan itu disampaikan dr Alfred Wuisana dokter spesialis kandungan yang menangani pasien Megawati Abdul Gani.
Dalam hearing yang digelar DPRD Kota Gorontalo pada Selasa siang kemarin dr Alfred mengaku tak ada niat untuk mencelakakan pasiennya saat tindakan medis.