Solar di Gresik Kosong, Nelayan dan Petani Kelimpungan

Senin, 18 Oktober 2021 - 01:47 WIB
loading...
Solar di Gresik Kosong, Nelayan dan Petani Kelimpungan
Sejumlah SPBU di Kabupaten Gresik, mengalami kekosongan solar. Salah satunya di SPBU Desa Suci, Kecamatan Manyar. Foto/SINDOnews/Ashadi Iksan
A A A
GRESIK - Para pemilik kendaraan berbahan bakar solar di Kabupaten Gresik, dibuat kelimpungan. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut mengalami kekosongan pasokan.



Pantauan lapangan, kekosongan solar salah satunya terjadi di SPBU Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Kasus kekosongan pasokan solar di SPBU ini, sudah terjadi sejak sepekan terakhir.



Salah satu petugas SPBU Desa Suci, Denny mengatakan, memang benar ada kelangkaan BBM jenis solar. Sedangkan untuk jenis pertalite dan pertamax masih tersedia. "Sudah sekitar seminggu, dikarenakan ada pembatasan pengiriman dari pusat," ucapnya di lokasi, Minggu (17/10/2021).



Sementara itu antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat menghiasi SPBU di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu. Terjadinya antrean panjang di SPBU itu diduga karena BBM jenis solar mengalami kelangkaan.

Pengendara kendaraan berjajar mengantre dengan membawa jerigen beragam ukuran, untuk membeli solar. Rata-rata mereka adalah para petani maupun petambak di wilayah Gresik utara. "Solarnya habis jadi sekarang antre, karena petani waktunya mengairi sawah maupun tambak," kata Haryono, salah satu warga yang tengah mengantre.

Antrean ini sudah terjadi selama beberapa hari terakhir. Bahkan kondisi antrean di SPBU lantaran kelangkaan pasokan solar tersebut juga diunggah di media sosial. "Sudah mulai beberapa hari kemarin tidak ada solar, " ungkap Haryono.



Nelayan asal Campurejo, Solihun mengaku sudah sekitar lima hari persediaan solar kosong di daerahnya. Kendati demikian para nelayan tetap melalut dengan persediaan solar yang masih tersisa. "Kalau harga solarnya tidak ada kenaikan," ucapnya.

Solihun bersama nelayan lainnya mengaku sangat kekurangan solar untuk melalut. "Kita harus bagaimana, hanya pasrah saja," keluhnya. Dalam perhitungannya, nelayan menghabiskan 125 liter solar sekali melalut selama sepekan, untuk kapal di bawah delapan gros ton (GT).



Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Gresik, Abdul Qodir meminta agar pemerintah daerah segera mengintervensi pihak-pihak terkait. Bila perlu Gresik Migas sebagai Badan Usaha Milih Daerah (BUMD) turun tangan mencari solusi.

"Pemerintah harus melakukan intervensi terkait kelangkaan ini, jangan dibiarkan terjadi begitu saja. Kalau perlu perankan GM (Gresik Migas) untuk cari solusi atas kelangkaan solar ini," tegasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2064 seconds (0.1#10.140)