Selama Mei 2020, Jatim Alami Inflasi 0,18 Persen

Selasa, 02 Juni 2020 - 14:33 WIB
loading...
Selama Mei 2020, Jatim...
ilustrasi
A A A
SURABAYA - Pada Mei 2020, Jawa Timur (Jatim) mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, enam kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi di Malang sebesar 0,27 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kediri sebesar 0,19 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Diantaranya, pakaian dan alas kaki sebesar 0,14 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,01 persen.

Selain itu perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,16 persen, kesehatan 0,18 persen, transportasi 1,50 persen, dan penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,09 persen.

Kelompok yang mengalami deflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau 0,13 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 0,05 persen, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,24 persen. Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei 2020 antara lain, angkuta udara, daging ayam ras, bawang merah, apel, melon, cumi-cumi, tempe, ikan bandeng/ikan bolu, udang basah, dan susu bubuk untuk balita," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo dalam rilisnya, Selasa (2/6/2020).

Data BPS Jatim juga menunjukkan,inflasi tertinggi terjadi di Malang yang mencapai 0,27 persen. Diikuti Surabaya 0,21 persen, Probolinggo0,05 persen, Sumenep dan Banyuwangi 0,02 persen, dan Madiun 0,01 persen. Sedangkan daerah yang mengalami deflasi yaitu Jember 0,03 persen dan Kediri 0,19 persen.

Secara lebih rinci, komoditas daging ayam ras dan bawang merah menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di semua kota IHK di Jatim. Komoditas angkutan udara menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di Jember, Malang, dan Surabaya.

Komoditas apel menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di Kediri, Madiun, dan Surabaya. Sedangkan cumi-cumi menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di Banyuwangi, Sumenep, dan Surabaya.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6055 seconds (0.1#10.140)