Kampus di Surabaya Siap Jalani New Normal? Catat Persiapan Mereka

Senin, 01 Juni 2020 - 10:43 WIB
loading...
Kampus di Surabaya Siap...
Ilustrasi/Okezone
A A A
SURABAYA - Di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), beberapa kampus di Surabaya sudah mulai mempersiapkan diri untuk menjalani new normal. Mereka menyiapkan berbagai cara untuk menyambut era baru di tengah pandemi Covid-19.

Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Mohammad Nasih SE., M.T., Ak, CMA menuturkan, pihaknya siap menghadapi tatanan baru, terutama dengan sejumlah agenda yang dalam waktu dekat dilakukan.

Sejumlah agenda tersebut diantaranya penerimaan mahasiswa baru melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada Juli 2020. Kemudian jalur mandiri pada Agustus dan perkuliahan akan dimulai pada September.

"Beberapa mata kuliah dilakukan secara online, sedangkan mata kuliah yang tidak bisa, kami akan menata perkuliahan mulai dari tempat duduk dan banyak hal lainnya," kata Nasih, Senin (1/6/2020).

Ia melanjutkan, kesiapan Universitas Airlangga ini tentu menjadi bagian penting bagi kampanye penerapan new normal atau tatanan baru yang nantinya menjadi rutinitas baru bagi semua pihak.

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Dr. Muhammad Atoillah Isfandiari dr., M.Kes menuturkan, new normal merupakan pola hidup baru.

“Tahapannya biasanya begini. Awalnya kan terpaksa, kemudian jadi biasa. Baru setelah itu jadi budaya dan jadi bagian dari karakter kita,” kata Atoillah.

Ia melanjutkan, selama pandemi Covid-19 berlangsung, banyak kegiatan di dalam rumah, seperti bekerja, sekolah, belanja, konsultasi dokter, dan diskusi dilakukan secara online. Kebiasaan ini menjadi tolak ukur diterapkannya new normal di Indonesia.

Atoillah menambahkan, new normal memiliki dua dimensi, yaitu personal dan kelompok. Dimensi personal lebih kepada kesadaran diri, seperti bersalaman saat bertemu. Sedangkan dimensi kelompok atau komunitas berupa aturan yang dibuat oleh pemerintah kepada masyarakat agar patuh dan memiliki landasan hukum.

“Kalau dimensi personal tak mungkin diberi aturan, lebih kepada kesadaran setiap orang. Tapi kalau komunitas, harusnya memang bisa dibuat aturan untuk dipatuhi,” ungkapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1357 seconds (0.1#10.140)