Hotel Dinilai Lebih Layak untuk Pasien Covid-19 Dibanding Isolasi Apung
loading...
A
A
A
Diketahui, pengoperasian isolasi apung KM Umsini ditandai dengan penandatangan Momerandum of Understanding (MoU) antara Pemkot Makassar bersama Kementerian Perhubungan ( Kemenhub ) dan PT Pelni.
Pengisian BOR pun sudah dimulai, rencananya akan diambil dari 47 puskesmas kecamatan. "Saya mau sampaikan bahwa isolasi apung terpadu ini tidak berdiri sendiri. Juga bersama-sama dengan FIT (Fasilitas Terintegrasi Sulsel) yang telah disiapkan Pak Gub dan teman-teman relawan di Bapelkes," ucap Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.
Dia mengatakan isolasi apung dengan kapasitas kurang lebih 900 BOR tersebut akan menelan Rp1,5 miliar per bulan dari APBD. Anggaran tersebut akan digunakan sebagai biaya tambahan operasional KM Umsini, salah satunya untuk kebutuhan bahan bakar kapal.
"Anggarannya Rp1,5 miliar per bulan dengan kapasitas bed itu 804 ditambah 64, jadi kurang lebih ada 900 bed yang bisa kita pakai," katanya lagi.
Dia mengatakan biaya tersebut jauh lebih murah dibanding biaya operasional untuk sewa hotel sebagai tempat isolasi. "1,5 itu bagi 30 bagi 90 kira-kira berapa itu, itu jauh itu. Hotel losemen punya, juga di bawahnya hotel losemen," terang Danny.
Sementara itu Kepala Puskesmas Makkassau, dr Muhammad Ashari mengaku telah mendapatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Pemkot terkait penjaringan untuk isolasi apung. Dia mengatakan SOP tersebut kurang lebih sama dengan hotel wisata Covid-19.
"Puskesmas men-screening peserta yang akan ikut, seperti benar-benar dia tanpa gejala diusahakan di usia 50 tahun ke bawah dan bisa mandiri. Dalam arti namanya isolasi begitu otomatis dia bisa mengurus diri sendiri, makan sendiri," ujarnya.
Sementara alat screening yang akan digunakan tetap menggunakan gold standar yaitu PCR ataupun Swab Antigen. Selain itu pihaknya juga mengutamakan masyarakat yang tak memiliki tempat isolasi yang memungkinkan di rumahnya.