Berburu Air Suci yang Diyakini Bisa Angkat Pagebluk dari Muka Bumi
loading...
A
A
A
Dijalaskan, bila masuknya Maulana Malik Ibrahim ke Leran merupakan masuknya peradapan Islam pertama di Pulau Jawa atau Pantai Utara. Dan peradapan Islam itu juga ditunjukkan dalam arsitektur Masjid Syech Maulana Malik Ibrahim.
Simbol Islam yang saat ini masih terawat di Masjid Syech Maulana Malik Ibrahim, diantaranya; pucuk kubah masjid dan mimbar penceramah. Hanya saja diantaranya ada yang keropos.
“Konstruksi mimbar penceramah yang ada, bagi kami merasa seperti mimpi. Hanya, emang ada bagian tertentu yang ditambal karena keropos,” ujar Abdul Rouf, Takmir Masjid Syech Maulana Malik Ibrahim yang lain.
Sela itu, pucuk kubah peninggalan wali yang kerap dipanggil Sunan Gresik itu masih terpasang di atas masjid. Beberapa ornamen modern tampak dalam ukiran Arab di gapura masjid.
“Secara keseluruhan bangunan masjid telah mengalami perubahan. Renovasi terakhir kami lakukan 2005. Kini, Masjid Pesucinan tampak seperti masjid baru pada umumnya,” beber Abdul Rouf.
Sebab, lanjut dia, dulu lantai masjid terbuat dari kayu. Kini sudah berubah menjadi keramik dengan penutup karpet. Hanya saja, beberapa peninggalan sudah menjadi koleksi museum. Misalnya kayu-kayu yang dulu digunakan sebagai lantai masjid, kini berada di Museum Gresik.
Tim Arkeologi dan Purbakala dari Trowulan merupakan salah satu barang peninggalan masjid untuk kepentingan penelitian. Salah satunya barang yang dibawa dan dimuseumkan adalah Bedug Masjid.
Tim Arkeologi dan Purbakala dari Trowulan itu juga memberikan sertifikat tanah masjid sebagai peninggalan sejarah. Lokasi masjid diakui sebagai tempat bersejarah, meskipun bangunan masjid sebagian besar sudah dipugar.
Meski begitu, baik Mushollin maupun Abdul Rouf air telaga di dalam masjid yang tetep dan bisa dinikmati kasiatnya sampai kini.
Mushollin menjelaskan, bila Masjid Syech Maulana Malik Ibrahim dulunya bernama Pesucinan. Nama itu dipilih karena pendirian masjid bertujuan untuk menyucikan masyarakat yang hendak masuk Islam.
Simbol Islam yang saat ini masih terawat di Masjid Syech Maulana Malik Ibrahim, diantaranya; pucuk kubah masjid dan mimbar penceramah. Hanya saja diantaranya ada yang keropos.
“Konstruksi mimbar penceramah yang ada, bagi kami merasa seperti mimpi. Hanya, emang ada bagian tertentu yang ditambal karena keropos,” ujar Abdul Rouf, Takmir Masjid Syech Maulana Malik Ibrahim yang lain.
Sela itu, pucuk kubah peninggalan wali yang kerap dipanggil Sunan Gresik itu masih terpasang di atas masjid. Beberapa ornamen modern tampak dalam ukiran Arab di gapura masjid.
“Secara keseluruhan bangunan masjid telah mengalami perubahan. Renovasi terakhir kami lakukan 2005. Kini, Masjid Pesucinan tampak seperti masjid baru pada umumnya,” beber Abdul Rouf.
Sebab, lanjut dia, dulu lantai masjid terbuat dari kayu. Kini sudah berubah menjadi keramik dengan penutup karpet. Hanya saja, beberapa peninggalan sudah menjadi koleksi museum. Misalnya kayu-kayu yang dulu digunakan sebagai lantai masjid, kini berada di Museum Gresik.
Tim Arkeologi dan Purbakala dari Trowulan merupakan salah satu barang peninggalan masjid untuk kepentingan penelitian. Salah satunya barang yang dibawa dan dimuseumkan adalah Bedug Masjid.
Tim Arkeologi dan Purbakala dari Trowulan itu juga memberikan sertifikat tanah masjid sebagai peninggalan sejarah. Lokasi masjid diakui sebagai tempat bersejarah, meskipun bangunan masjid sebagian besar sudah dipugar.
Meski begitu, baik Mushollin maupun Abdul Rouf air telaga di dalam masjid yang tetep dan bisa dinikmati kasiatnya sampai kini.
Mushollin menjelaskan, bila Masjid Syech Maulana Malik Ibrahim dulunya bernama Pesucinan. Nama itu dipilih karena pendirian masjid bertujuan untuk menyucikan masyarakat yang hendak masuk Islam.