Pembebasan Lahan di Margaasih Jadi Kendala Pengentasan Banjir Melong Cimahi
loading...
A
A
A
CIMAHI - Pemkot Cimahi masih terkendala pembebasan lahan sebagai upaya untuk menyelesaikan persoalan banjir di wilayah Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, yang setiap tahunnya selalu terjadi.
Lahan yang dimaksud berada di daerah Margaasih, Kabupaten Bandung. Sementara pembebasan lahan di wilayah Cigugur dan Cilember untuk mengatasi banjir di Melong tersebut sudah dilakukan.
"Kendala kita di sana (Margaasih), karena memang lahan di titik tersebut dibutuhkan untuk menanggulangi masalah banjir," kata Plt Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, Rabu (21/7/2021).
Dia mengatakan, pada pekan lalu pihaknya telah melaksanakan rapat secara virtual dengan Badan Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Barat, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jawa Barat, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya menanyakan kembali bagaimana proses pembebasan lahan atau program penanganan banjir Melong. Harapannya BBWS dan Dinas SDA Jabar sanggup dan siap membantu mengatasi banjir di wilayah Melong, Cimahi Selatan yang kerap terjadi setiap musim hujan.
"Margaasih harus dibebaskan dulu oleh provinsi, kemudian baru lahan di Melong. Semoga saja tidak ada refocusing lagi dari provinsi walaupun kondisinya masih COVID-19," tuturnya.
Disebutkannya, anggaran pembebasan lahan di Margaasih dan Melong dari provinsi totalnya Rp90 miliar. Kota Cimahi kebagian Rp20 miliar, sementara Kabupaten Bandung Rp70 miliar. Targetnya persoalan itu bisa terselesaikan pada tahun 2021-2022 mendatang. Baca: Asyik Pesta Miras, Pelaku Penganiayaan di Minsel Tak Berkutik Diciduk Polisi.
Upaya lain dalam mengatasi persoalan tersebut, pihaknya juga akan membangun kolam retensi di kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, sebagai pengendali banjir di kawasan hulu.
Untuk pembebasan lahan pembuatan kolam retensi di Pasirkaliki sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. "Pembebasan lahan untuk kolam retensi sudah selesai. Tinggal dibangun saja karena desainnya juga sudah ada," pungkasnya. Baca Juga: Suara Gemuruh Kagetkan Warga Mamasa saat Gempa M5,3, Juga Picu Longsor.
Lahan yang dimaksud berada di daerah Margaasih, Kabupaten Bandung. Sementara pembebasan lahan di wilayah Cigugur dan Cilember untuk mengatasi banjir di Melong tersebut sudah dilakukan.
"Kendala kita di sana (Margaasih), karena memang lahan di titik tersebut dibutuhkan untuk menanggulangi masalah banjir," kata Plt Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, Rabu (21/7/2021).
Dia mengatakan, pada pekan lalu pihaknya telah melaksanakan rapat secara virtual dengan Badan Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Barat, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jawa Barat, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya menanyakan kembali bagaimana proses pembebasan lahan atau program penanganan banjir Melong. Harapannya BBWS dan Dinas SDA Jabar sanggup dan siap membantu mengatasi banjir di wilayah Melong, Cimahi Selatan yang kerap terjadi setiap musim hujan.
"Margaasih harus dibebaskan dulu oleh provinsi, kemudian baru lahan di Melong. Semoga saja tidak ada refocusing lagi dari provinsi walaupun kondisinya masih COVID-19," tuturnya.
Disebutkannya, anggaran pembebasan lahan di Margaasih dan Melong dari provinsi totalnya Rp90 miliar. Kota Cimahi kebagian Rp20 miliar, sementara Kabupaten Bandung Rp70 miliar. Targetnya persoalan itu bisa terselesaikan pada tahun 2021-2022 mendatang. Baca: Asyik Pesta Miras, Pelaku Penganiayaan di Minsel Tak Berkutik Diciduk Polisi.
Upaya lain dalam mengatasi persoalan tersebut, pihaknya juga akan membangun kolam retensi di kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, sebagai pengendali banjir di kawasan hulu.
Untuk pembebasan lahan pembuatan kolam retensi di Pasirkaliki sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. "Pembebasan lahan untuk kolam retensi sudah selesai. Tinggal dibangun saja karena desainnya juga sudah ada," pungkasnya. Baca Juga: Suara Gemuruh Kagetkan Warga Mamasa saat Gempa M5,3, Juga Picu Longsor.
(nag)