Dakwah Syekh Maulana Ishaq, Mulai Bangun Masjid Hingga Gali Sumur
loading...
A
A
A
Meski Syekh Maulana Ishaq tidak termasuk anggota Wali Songo , namun namanya sudah dikenal bahwa dia adalah ayahanda Sunan Giri alias Raden Paku.
Makam Syekh Maulana Ishaq ada yang meyakini berada di Gresik, tidak jauh dari alun alun tepatnya di kompleks makam Maulana Malik Ibrahim di Desa Gapurosukolilo Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Makam tersebut sering dikunjungi peziarah.
Namun ada juga yang berkeyakinan bahwa makam Syech Maulana Ishaq berada di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Berdasarkan penelitian Fasih Ulum, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, kedatangan Syekh Maulana Ishaq ke desa Kemantren terjadi selama dua kali. Pertama di tahun 1443 M bertepatan dengan kelahiran anaknya yang bernama Raden Paku. Kedua sekitar tahun 1473 M setelah kembali dari Pasai.
Baca juga: Kisah Pangeran Soka, Syekh Magelung dan Sunan Gunung Jati
Syekh Maulana Ishaq menetap di Desa Kemantren dan menyebarkan Islam kepada masyarakat setempat dengan cara-cara yang damai, sopan dan santun, tidak dengan kekerasan, dan juga dengan cara-cara yang sesuaidengan keadaan sosial budaya yang menjadi kesukaan dari masyarakat pada saat itu.
Dalam hal ini metode dakwah yang dilakukan oleh Syekh Maulana Ishaq adalah mengajak masyarakat untuk mengikuti agama Islam secara bijaksana (dakwah bil-hikmah). Dengan menggunakan metode dakwah bilhikmah yang mempunyai arti bijaksana, dengan menggunakan akal budi yang mulia, dan hati yang bersih.
Ada beragam cara yang dilakukan oleh Syekh Maulana Ishaq dalam berdakwah menyebarkan agama Islam di desa Kemantren. Pada bidang pendidikan, sebagaimana yang pernah dilakukan di Kerajaan Blambangan dalam berdakwah yaitu mendirikan masjid.
Baca juga: Perjuangan Sunan Giri dalam Berdakwah, Merangkul Bukan Memukul
Syekh Maulana Ishaq dalam menyebarkan Islam di desa Kemantren juga mendirikan sebuah masjid. Pendirian masjid ini merupakan upaya dakwah yang pertama kali dilakukannya. Memang cara seperti ini kerap dilakukan oleh para wali sebagai basis dalam menyebarkan Islam.
Masjid merupakan tempat yang memiliki banyak fungsi. Masjid digunakan sebagai tempat untuk kegiatan salat berjamaah, belajar mengaji, untuk acara-acara keagamaan, dan bahkan untuk tempat tidur.
Makam Syekh Maulana Ishaq ada yang meyakini berada di Gresik, tidak jauh dari alun alun tepatnya di kompleks makam Maulana Malik Ibrahim di Desa Gapurosukolilo Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Makam tersebut sering dikunjungi peziarah.
Namun ada juga yang berkeyakinan bahwa makam Syech Maulana Ishaq berada di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Berdasarkan penelitian Fasih Ulum, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, kedatangan Syekh Maulana Ishaq ke desa Kemantren terjadi selama dua kali. Pertama di tahun 1443 M bertepatan dengan kelahiran anaknya yang bernama Raden Paku. Kedua sekitar tahun 1473 M setelah kembali dari Pasai.
Baca juga: Kisah Pangeran Soka, Syekh Magelung dan Sunan Gunung Jati
Syekh Maulana Ishaq menetap di Desa Kemantren dan menyebarkan Islam kepada masyarakat setempat dengan cara-cara yang damai, sopan dan santun, tidak dengan kekerasan, dan juga dengan cara-cara yang sesuaidengan keadaan sosial budaya yang menjadi kesukaan dari masyarakat pada saat itu.
Dalam hal ini metode dakwah yang dilakukan oleh Syekh Maulana Ishaq adalah mengajak masyarakat untuk mengikuti agama Islam secara bijaksana (dakwah bil-hikmah). Dengan menggunakan metode dakwah bilhikmah yang mempunyai arti bijaksana, dengan menggunakan akal budi yang mulia, dan hati yang bersih.
Ada beragam cara yang dilakukan oleh Syekh Maulana Ishaq dalam berdakwah menyebarkan agama Islam di desa Kemantren. Pada bidang pendidikan, sebagaimana yang pernah dilakukan di Kerajaan Blambangan dalam berdakwah yaitu mendirikan masjid.
Baca juga: Perjuangan Sunan Giri dalam Berdakwah, Merangkul Bukan Memukul
Syekh Maulana Ishaq dalam menyebarkan Islam di desa Kemantren juga mendirikan sebuah masjid. Pendirian masjid ini merupakan upaya dakwah yang pertama kali dilakukannya. Memang cara seperti ini kerap dilakukan oleh para wali sebagai basis dalam menyebarkan Islam.
Masjid merupakan tempat yang memiliki banyak fungsi. Masjid digunakan sebagai tempat untuk kegiatan salat berjamaah, belajar mengaji, untuk acara-acara keagamaan, dan bahkan untuk tempat tidur.