Pasien COVID-19 Ditunggui Keluarga, Ganjar Tegur Dirut RSUD dan Bupati Kudus

Senin, 31 Mei 2021 - 16:47 WIB
loading...
Pasien COVID-19 Ditunggui...
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengecek penanganan COVID-19 di RS Mardi Rahayu, Kudus, Senin (31/5/2021). Foto/Ist
A A A
KUDUS - Pasien positif COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi RSUD Loekmono Hadi, Kudus, Jateng ditunggui oleh keluarganya. Padahal keluarga yang menunggu tidak positif COVID-19 dan saat menunggu tak mengenakan alat pelindung diri (APD).

Baca juga: Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo Dipuji seperti Jokowi di Kedung Banteng

Temuan itu terungkap saat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengecek sejumlah layanan kesehatan di Kabupaten Kudus, Senin (31/5/2021). Pengecekan dilakukan karena peningkatan kasus COVID-19 di Kudus yang melonjak tajam.

Baca juga: Menyayat Hati, Curhat Pengantin Perempuan yang Pasangannya Tewas Loncat dari Lantai 7 Hotel

Sejumlah rumah sakit dikunjungi Ganjar antara lain RSUD Loekmono Hadi Kudus, rumah sakit darurat yang ada di Asrama Mahasiswa Akbid Kudus, Rumah Sakit Mardi Rahayu dan di desa Pedawangan Kecamatan Bae Kudus.

Saat melakukan pengecekan, Ganjar menemukan pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan COVID-19 di RSUD Loekmono Hadi, Kudus. Saat meninjau ruang isolasi di rumah sakit tersebut, dia melihat sejumlah pasien COVID-19 ditunggu oleh keluarganya.

Padahal, keluarga pasien itu tidak positif COVID-19. Mereka juga tidak memakai APD lengkap saat berada satu gedung dengan pasien COVID-19 itu.

Saat Ganjar datang, para keluarga pasien yang sedang menunggu itu juga tidak mengedepankan protokol kesehatan. Mereka duduk-duduk bersama keluarga pasien lain dan bahkan pasien COVID-19.

"Sampean ngapain pak, di situ? Positif juga?," tanya Ganjar pada beberapa orang yang sedang duduk-duduk di lorong tempat isolasi itu. "Tidak pak, ini lagi nunggu keluarga," kata mereka.

Jawaban itu membuat Ganjar terkejut. Ganjar langsung menegur Dirut RSUD Loekmono Hadi dan Bupati Kudus, Hartopo yang mendampinginya. Ganjar menegaskan apa yang terjadi itu salah dan harus dievaluasi karena membahayakan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2109 seconds (0.1#10.140)