Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran

Minggu, 24 Mei 2020 - 01:56 WIB
loading...
Titik Air Mata Wali Kota Malang dan Perawat COVID-19 di Malam Takbiran
Wali Kota Malang, Sutiaji saat berbicang secara daring di malam Idul Fitri, dengan para tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien COVID-19. Foto/Dok.Humas Pemkot Malang
A A A
Suara takbir silih berganti berkumandang dari masjid di malam yang begitu syahdu. Takbir terus saja berkumandang, menyambut penantian panjang hari kemenangan.

(Baca juga: Keluar Tanpa Masker Saat PSBB Malang Raya, Langsung Rapid Test )

Di antara malam yang semakin pekat, dari ruang sunyi perawatan khusus pasien COVID-19, suara Dian bergetar dan air mata tak bisa lagi dibendungnya. Menitik deras, membasahi pipi yang sebagian tertutup jilbab dan masker medis.

"Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar.., Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil - hamd," suaranya bergetar lirih, menyebut kebesaran sang pencipta di tengah malam menuju Idul Fitri.

Dian, menjadi salah satu perawat yang bertugas menjalankan misi kemanusiaan merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.

Saat yang lain bisa berkumpul dengan keluarga untuk takbiran di rumah, Dian hanya bisa terjaga di antara rasa lelah dan tanggungjawab pengabdian pada kemanusiaan.

(Baca juga: Cegah Penularan COVID-19, Polri Tutup Pintu Masuk Jakarta )

Di antara getar suara yang dipenuhi rasa sesak akan kerinduan pada keluarga. Dia tetap berusaha sekuat tenaga dan hati melantunkan takbir ditemani Wali Kota Malang, Sutiaji.

Ya, di malam yang pekat menuju pagi itu, Sutiaji sengaja menyapa para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanganan COVID-19 di Kota Malang, untuk takbir bersama secara daring menyambut hari kemenangan yang fitri 1 Syawal 1441 H.

Dian telah tiga bulan ini harus terpisah dengan keluarganya, karena harus menjalankan misi kemanusiaan merawat pasien COVID-19. Rasa gundah dan kesedihan yang selama ini terpendam, tertumpah bersama tetes air matanya saat disapa sang wali kota.

"Pak Wali, kami sudah mengikhlaskan diri dalam tugas hingga tidak bisa bertemu keluarga. Namun yang membuat kami sedih sekaligus kecewa, karena masih melihat masyarakat yang tidak patuh imbauan pemerintah," ungkapnya.

(Baca juga: Sambut Lebaran, Jumlah Positif COVID-19 Jatim Bertambah 466 )

"Lebih-lebih mereka beraktivitas seakan tidak ada virus di tengah mereka. Padahal setiap hari kami di sini (rumah sakit) melihat pasien terus bertambah dari berbagai daerah. Sehingga ada yang harusnya sudah membaik, menjadi tidak segera sembuh. Di luar seakan tidak ada apa-apa, padahal di dalam makin berat," imbuh Dian.

"Yang menakutkan adalah Orang Tanpa Gejala (OTG), Pak Wali. Baik yang masuk ke rumah sakit maupun yang ada di luaran sana. Jadi kami berharap masyarakat dapat membantu, jangan jadikan kekecewaan ini terus menumpuk, yang akhirnya kami patah harap," tutur Dian, yang membuat Sutiaji jadi terharu.

Munculnya ungkapan "Terserah Anda, Kami Capek", diakui Dian dan para tenaga kesehatan yang bertugas menangani COVID-19 sebagai ungkapan perasaan melihat banyak masyarakat yang masih abai dengan ancaman serius virus Corona jenis baru itu.

(Baca juga: Takbir Keliling Berkumandang Sambut Hari Kemenangan )

Di antara kepiluan, dan kerinduan yang dirasakan para tenaga kesehatan untuk bisa segera berkumpul dengan keluarga. Sutiaji terus memompa semangat para tenaga kesehatan tersebut.

"Mbak Dian, yakini sebagaimana janji Allah, barang siapa melakukan kebaikan, akan dibalas 10 kali lipat bahkan hingga 700 kali," ujar orang nomor satu di Balai Kota Malang ini.

"Yakini kami (Pemkot Malang) bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang, akan terus berjuang untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 di tengah masyarakat," ungkapnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2994 seconds (0.1#10.140)