Gubernur Khofifah Tekankan Perluasan Digitalisasi Keuangan pada Bank Jatim
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menekankan kepada seluruh jajaran PT Bank Pembangunan Daerah Tbk atau Bank Jatim untuk melakukan percepatan perluasan digitalisasi keuangan.
Pasalnya, saat ini pola transaksi masyarakat semakin bergeser dari konvensional ke digital. Masyarakat semakin terbiasa melakukan transaksi secara digital. Apalagi jika menyasar segmen milenial dan di tengah terbatasnya aktivitas fisik di masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Kereta Pada 6-17 Mei Hanya untuk Perjalanan Mendesak dan Kepentingan Non Mudik
Menurut Khofifah, Bank Jatim memiliki sejumlah kesempatan dan peluang untuk tumbuh dan berkembang. Seperti halnya mengupayakan percepatan dan perluasan proses transformasi digital. Ditambah lagi, pemanfaatan teknologi menjadi salah satu kunci utama untuk dapat bersaing dengan bank-bank lain.
"Masyarakat saat ini lebih nyaman melakukan transaksi secara digital melalui smartphone dibandingkan dengan mendatangi kantor bank secara langsung," kata Khofifah, Selasa (4/5/2021).
Untuk itu, dirinya berharap, penerapan teknologi perbankan di institusi perbankan plat merah itu dapat diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang baik. Termasuk penerapan strategi anti fraud untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyalahgunaan transaksi digital. Selain itu, SDM juga harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup terkait penggunaan teknologi tersebut.
"Apalagi di era saat ini inovasi terus berlanjut, kolaborasi semakin meluas, dan perusahaan konvensional juga melakukan go digital. Di sektor keuangan, perusahaan fintech terus mengeluarkan produk barunya dan berkolaborasi dengan berbagai bank termasuk Bank Jatim," ungkapnya.
Baca juga: RUPS Bank Jatim Sepakati Pembagian Dividen Sebesar Rp733,5 Miliar
Lebih lanjut orang nomor satu di Jatim ini berharap, keberadaan Bank Jatim sebagai bagian dari industri perbankan tidak hanya untuk menjadi profit institution saja, tetapi juga harus memiliki kewajiban moral meningkatkan dan menggairahkan sektor ekonomi di daerahnya. Termasuk turut membantu penyaluran kredit guna penguatan ekspansi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Dengan adanya tambahan pendanaan, maka kelompok UMKM akan menjadi lebih maju dan berkembang. Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja akan semakin besar seiring dengan semakin berkembangnya UMKM. Sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan, dan tingkat kemiskinan dapat menjadi lebih kecil," terangnya.
Per Maret 2021, Bank Jatim turut berkontribusi dalam membantu penyaluran Dana Bergulir sebesar Rp506,676 miliar untuk 12.624 debitur dengan rincian Dana Bergulir Umum sebanyak Rp456,811 miliar untuk 12.442 debitur. Serta Dana Bergulir Hulu Hilir sebanyak Rp49,865 miliar untuk 182 debitur.
Pasalnya, saat ini pola transaksi masyarakat semakin bergeser dari konvensional ke digital. Masyarakat semakin terbiasa melakukan transaksi secara digital. Apalagi jika menyasar segmen milenial dan di tengah terbatasnya aktivitas fisik di masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Kereta Pada 6-17 Mei Hanya untuk Perjalanan Mendesak dan Kepentingan Non Mudik
Menurut Khofifah, Bank Jatim memiliki sejumlah kesempatan dan peluang untuk tumbuh dan berkembang. Seperti halnya mengupayakan percepatan dan perluasan proses transformasi digital. Ditambah lagi, pemanfaatan teknologi menjadi salah satu kunci utama untuk dapat bersaing dengan bank-bank lain.
"Masyarakat saat ini lebih nyaman melakukan transaksi secara digital melalui smartphone dibandingkan dengan mendatangi kantor bank secara langsung," kata Khofifah, Selasa (4/5/2021).
Untuk itu, dirinya berharap, penerapan teknologi perbankan di institusi perbankan plat merah itu dapat diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang baik. Termasuk penerapan strategi anti fraud untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyalahgunaan transaksi digital. Selain itu, SDM juga harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup terkait penggunaan teknologi tersebut.
"Apalagi di era saat ini inovasi terus berlanjut, kolaborasi semakin meluas, dan perusahaan konvensional juga melakukan go digital. Di sektor keuangan, perusahaan fintech terus mengeluarkan produk barunya dan berkolaborasi dengan berbagai bank termasuk Bank Jatim," ungkapnya.
Baca juga: RUPS Bank Jatim Sepakati Pembagian Dividen Sebesar Rp733,5 Miliar
Lebih lanjut orang nomor satu di Jatim ini berharap, keberadaan Bank Jatim sebagai bagian dari industri perbankan tidak hanya untuk menjadi profit institution saja, tetapi juga harus memiliki kewajiban moral meningkatkan dan menggairahkan sektor ekonomi di daerahnya. Termasuk turut membantu penyaluran kredit guna penguatan ekspansi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Dengan adanya tambahan pendanaan, maka kelompok UMKM akan menjadi lebih maju dan berkembang. Di sisi lain, penyerapan tenaga kerja akan semakin besar seiring dengan semakin berkembangnya UMKM. Sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan, dan tingkat kemiskinan dapat menjadi lebih kecil," terangnya.
Per Maret 2021, Bank Jatim turut berkontribusi dalam membantu penyaluran Dana Bergulir sebesar Rp506,676 miliar untuk 12.624 debitur dengan rincian Dana Bergulir Umum sebanyak Rp456,811 miliar untuk 12.442 debitur. Serta Dana Bergulir Hulu Hilir sebanyak Rp49,865 miliar untuk 182 debitur.
(msd)