Kisah Lamajang Tigang Juru, Kerajaan di Selatan Mahameru yang Menggetarkan Majapahit

Jum'at, 30 April 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Dalam penelitian yang pernah dilakukan, arkeolog dari Balai Arkeologi Yogjakarta, Gunadi Kasno Wiharjo menyebut, reruntuhan bangunan dari susunan batu-bata merah yang kini tidak terurus itu, merupakan bangunan benteng mahadahsyat yang pernah ada di tanah Nusantara. Mengingat, baru kali ini ditemukan bangunan benteng di masa kerajaan-kerajaan Nusantara kuno.

Tim arkeolog dari Balai Arkeologi Yogjakarta, dibantu komunitas Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit (MPPM) Kabupaten Lumajang. Pernah mencoba melakukan eskavasi, dan menyisir bangunan benteng . Dari hasil penggalian yang pernah dilakukan, ditemukan tembok benteng yang tersusun dari batu bata berukuran 25 x 40 cm, dan ketebalannya mencapai 6 cm.

Para arkeolog itu, melakukan eskavasi untuk mencari bentuk asli dari susunan tembok benteng . Susunan bangunan benteng tersebut, akan menjadi bukti nyata bahwa benteng ini masih utuh dan wajib dilestarikan sebagai kawasan cagar budaya nasional.

Pembangunan benteng di masa pra kolonial ini, dinilai oleh para arkeolog sangat istimewa, karena baru di Situs Biting ini ditemukan adanya benteng pertahanan yang dibangun oleh kerajaan di Nusantara.



Biasanya, benteng yang ditemukan di Indonesia, merupakan sisa peninggalan Belanda atau Portugis. Benteng di Situs Biting ini disusun dengan sangat modern, karena di sisi luar benteng terdapat sungai alam dan dilengkapi dengan Bastion, atau Pengungakan, atau disebut juga menara pengawas.

Situs Biting ini, sudah menjadi fokus penelitian berbagai pihak sejak masa kolonial Belanda, dan dilanjutkan di masa setelah kemerdekaan. Pada tahun 1861, peneliti asal Belanda, J. Mageman, merupakan orang pertama yang melakukan penelitian situs tersebut.

Tidak hanya berhenti di situ saja. Peneliti dari Dinas Arkeologi Belanda lainnya, yakni A Muhlenfend juga mencoba melakukan penelitian pada tahun 1920. Penelitian lebih mendalam, dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogjakarta, pada tahun 1982-1991.

Ada sebanyak 11 tahap penelitian yang dilakukan Balai Aekeologi Yogjakarta di masa itu. Hasilnya sangat positif. Di mana, dari hasil penelitian ditetapkan, daerah Biting merupakan kawasan lindung budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Kisah Lamajang Tigang Juru, Kerajaan di Selatan Mahameru yang Menggetarkan Majapahit
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4172 seconds (0.1#10.140)