Tradisi Bakar Batu Warga Muslim Wamena Papua di Bulan Ramadhan

Minggu, 25 April 2021 - 14:45 WIB
loading...
Tradisi Bakar Batu Warga Muslim Wamena Papua di Bulan Ramadhan
Tradisi Bakar Batu atau Barapen warga muslim Wamena, Papua. iNews TV/Edy
A A A
JAYAPURA - Sudah menjadi tradisi oleh masyarakat muslim saat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan . Mulai berbondong-bondong ziarah ke makam sanak saudara, menggelar selamatan hingga ada yang menyajikan makan bersama. Sama halnya yang dilakukan komunitas muslim Wamena di Kota Jayapura. Mereka memiliki tradisi Bakar Batu atau Barapen.

Komunitas muslim Wamena adalah warga Kampung Walesi, Wamena Kabupaten Jayawijaya yang memeluk agama Islam dan kini berdomisili di Kota Jayapura. Muslim Wamena sendiri memang sudah dari dulu memeluk agama Islam, dan di Wamena, hanya di Walesi yang masyrakatnya memeluk agama Islam lalu kemudian menyebar di beberapa wilayah di Papua.

Jumlah Komunitas muslim Wamena yang berada di Kota Jayapura, tepatnya berdomisili di Jalan Krisna, Kelurahan Angkasa, Kota Jayapura terdata sebanyak 33 Kepala Keluarga. Mereka hidup berdampingan dengan umat lain di wilayah ini.

Yang menjadi tradisi unik setiap Ramadhan dari warga Muslim Wamena ini adalah acara bakar batu atau Barapen. Biasanya, bakar batu dilakukan jelang Bulan Ramadhan. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT sehingga mereka bisa kembeli bertemu dengan bulan suci Ramadhan.

Namun pelaksanaan bakar batu juga kerap dilakukan pada hari-hari lain seperti Idul Fitri atau Idul Adha, atau pada momen-momen tertentu. Dan daging yang dimasak, bukan lagi daging babi seperti layaknya adat bakar batu di pegunungan Papua, untuk muslim daging babi diganti dengan daging yang halal dikonsumsi, seperti daging ayam, sapi atau daging kambing.

Pengurus Masjid Firdaus Asso, Firman Asso mengakui jika tradisi bakar batu menggunakan daging halal sudah berlangsung sejak dulu. Sebagai Muslim, pihaknya juga memegang erat aturan agama. "Sejak nenek moyang kami yang sudah memeluk agama Islam terlebih dahulu, jadi kami kalau bakar batu ya ganti dengan daging ayam, sapi atau daging kambing," ucapnya.

Dikatakan, bulan Ramdhan menjadi berkah juga untuk pihaknya. Berbagai pihak kerap datang dan memberikan bantuan. "Sebelumnya dari Dharmawanita Provinsi Papua, dan kali ini Pertamina yang bawa bantuan. Ya kami mengucapkan banyak terimakasih, semoga menjadi amal dan Ramadhan tahun depan bisa mampir lagi," katanya.

Sementara, Unit Manajer Comunication, Relation and CSR MOR VIII PT. Pertamina Papua- Maluku (Persero) Edi Mangun mengatakan jika tradisi Bakar Batu sengaja ditampilkan untuk mengenalkan tradisi turun temurun tersebut kepada khalayak. Utamanya manajemen PT. Pertamina yang sebagian besar merupakan dari luar Papua. Baca: KRI Nanggala - 402 Tenggelam, Penyelam Pasukan Elit TNI AL Bergerak ke Sasaran.

"Kalau ke Wamena kan jauh ya, jadi sengaja kami ajak manajemen untuk melihat proses adat bakar batu di sini, karena kebanyakan kan manajemen ini dari luar Papua ya, sehingga supaya mereka tahu inilah adat Papua,"kata Edi, Sabtu (24/4/2021) malam.

Selain untuk itu, pihaknya juga mengaku ingin bersilaturahmi bersama masyarakat Muslim Wamena di Angkasa. "Kita pilih lokasi temen-temen Muslim Wamena ini untuk buka puasa adalah sebagai wujud silatutahmi kami Pertamina kepada saudara-saudara kami disini. Nanti ada beberapa titik lagi, tapi bukan di Jayapura,"jelasnya. Baca Juga: Meski Nanggala 402 Dinyatakan Tenggelam, Gresilia Tetap Optimis Suaminya Selamat.

Selain menggelar buka puasa bersama, Muslim Wamena di Kota Jayapura juga mendapat bantuan berupa uang tunai dan sembako dari Pertamina MOR VIII Papua-Maluku.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1720 seconds (0.1#10.140)