Sistem PJJ Hadapi Kendala Besar, 50 Persen Siswa Belum Punya Smartphone

Rabu, 07 April 2021 - 10:58 WIB
loading...
Sistem PJJ Hadapi Kendala Besar, 50 Persen Siswa Belum Punya Smartphone
Siswa SD menerima bantuan paket smartphone dan kuota internet sebagai sarana pendukung PJJ. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Pandemi COVID-19 yang telah lebih dari satu tahun lamanya menghantam Indonesia tak hanya berdampak pada sektor perekonomian ataupun kesehatan, tetapi juga sektor pendidikan.

Akibatnya, satuan pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai perguruan tinggi terpaksa harus menggelar kegiatan belajar mengajar secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

General Manager Brand Communication & Content-Analgesic, Cough & Cold, and Herbal Products, Audrey Y Gandadjaja dalam keterangan resminya mengatakan, kondisi tersebut tentu saja menjadi tantangan karena masih banyak siswa tidak memiliki fasilitas penunjang PJJ memadai seperti smartphone dan kuota internet.

Menurut Laporan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), lanjut dia, sebanyak 50 persen lebih siswa tidak memiliki smartphone.

Hal ini berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang telah menginput 21,7 juta nomor ponsel siswa dari total 44 juta murid di seluruh Indonesia.

"Mereka yang belum memiliki smartphone tentu akan merasakan kesulitan untuk mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh dan bahkan terancam putus sekolah karena tidak punya fasilitas belajar online," kata Audrey, Rabu (7/4/2021).

Guna membantu meringankan beban siswa PJJ, pihaknya membagikan ratusan paket smartphone dan kuota internet kepada siswa-siswa SD yang tidak memiliki fasilitas belajar online melalui sekolah-sekolah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, Medan, Palembang, Lampung, dan Samarinda.

"Program bantuan ini merupakan kelanjutan dari kampanye Bodrex Merah Putih Berbagi pada tahun 2020 dalam rangka memperingati 50 tahun bodrex," ujarnya.

Audrey melanjutkan, sebagai salah satu brand obat sakit kepala di Indonesia, pihaknya ingin memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat, terutama di sektor pendidikan selama masa pandemi COVID-19.

"Smartphone yang kami donasikan tersebut akan menjadi inventaris sekolah untuk dipinjamkan kepada siswa yang memiliki keterbatasan fasilitas dalam proses pembelajaran jarak jauh selama dibutuhkan," jelasnya.

Audrey menjelaskan, sekolah yang terpilih mendapatkan bantuan paket smartphone dan kuota internet adalah yang memberlakukan sistem PJJ dan memiliki siswa yang belum memiliki fasilitas belajar online Siswa-siswa yang terpilih diutamakan yang duduk di kelas 3 SD hingga 6 SD.

"Kami berharap, donasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi siswa untuk digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi," kata Audrey.

Salah satu siswa yang mendapatkan bantuan adalah Dias Baihaqi yang duduk di kelas 4 SDN Cipinang Besar Selatan 03 Pagi Jakarta.

Baca juga: Tim SAR Kerahkan Tujuh Kapal Mencari 13 Penumpang MV Barokah Jaya

Dias mengaku, selama ini dia dan adiknya saling bergantian menggunakan satu smartphone yang sama untuk mengerjakan tugas. Belum lagi sang ayah pun membutuhkan smartphone itu untuk keperluan dagangnya.

Baca juga: Olah TKP Kilang Minyak Balongan, Kapolda Jabar Tiba di Mapolres Indramayu

"Saya selalu terlambat mengerjakan tugas karena pakainya bergantian. Saya sangat berterima kasih untuk bantuan smartphone dan kuota internetnya. Ini sangat membantu," kata Dias.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1800 seconds (0.1#10.140)