COVID-19 Melonjak, Disdik Sumsel: Sekolah Sesuaikan Kondisi
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Kasus COVID-19 di sejumlah wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) terus mengalami lonjakan. Bahkan hari ini, Senin (28/2/2022) terjadi kenaikan sebanyak 113 kasus. Sehingga total kasus COVID-19 di Sumsel mencapai 76.456 kasus.
Menanggapi situasi kasus COVID-19 tersebut Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel menyerahkan ke pihak sekolah untuk menerapkan kembali pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran tatap muka (PTM).
"Silahkan sekolah menyesuaikan dengan kondisi daerahnya masing-masing. Jadi, kalau misalkan sekolah yang menganggap kasus COVID-19 di wilayahnya dalam kategori aman, maka silakan saja melaksanakan PTM. Tapi, kalau masih ada yang terpapar silahkan distop dulu, PTM saja untuk sementara," ujar Kepala Bidang SMA Disdik Provinsi Sumsel, Masherdata Musa'i, Senin (28/2/2022).
Jika melihat situasi COVID-19 seperti saat ini, maka sementara ini pihak sekolah diimbau melakukan penjadwalan siswa yang akan melaksanakan PTM, yakni 50 persen.
"Silahkan diatur saja. Mungkin sementara ini pihak sekolah yang merasa aman untuk PTM bisa saja bergantian jadwal masuknya, 50 persen dulu maksimal," ujarnya.
Masherdata tidak bisa menyebutkan apakah ada penambahan ataukah pengurangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena menyesuaikan situasi kondisi.
"Lihat situasi kondisi masing-masing. Untuk sementara sebagian besar masih belajar semua. Kapasitasnya diatur maksimum 50 persen. Rata-rata sekolah belajar semua. Artinya silahkan sekolah itu melihat kondisi sekolah dengan kondisi daerahnya masing-masing. Kalau memungkinkan untuk belajar, kalau aman silahkan saja. Tidak masalah," terangnya.
Masherdata juga mengajak piha sekolah untuk bijaksana menyikapi hal ini dan prihatin jika nantinya terpaksa menggantikan PTM dengan PJJ. "Kita sudah punya pengalaman selama ini, namanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini sangat-sangat tidak efektif. Artinya banyak dampak negatifnya," ujarnya.
Menurutnya, peserta didik tidak mampu menyerap mata pelajaran dengan maksimal, juga memang psikologis anak-anak terpengaruh dengan kondisi belajar jarak jauh. "Ini membuka peluang anak-anak untuk bisa aktif kembali. Bisa adaptasi kembali," jelasnya
Menanggapi situasi kasus COVID-19 tersebut Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel menyerahkan ke pihak sekolah untuk menerapkan kembali pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran tatap muka (PTM).
"Silahkan sekolah menyesuaikan dengan kondisi daerahnya masing-masing. Jadi, kalau misalkan sekolah yang menganggap kasus COVID-19 di wilayahnya dalam kategori aman, maka silakan saja melaksanakan PTM. Tapi, kalau masih ada yang terpapar silahkan distop dulu, PTM saja untuk sementara," ujar Kepala Bidang SMA Disdik Provinsi Sumsel, Masherdata Musa'i, Senin (28/2/2022).
Jika melihat situasi COVID-19 seperti saat ini, maka sementara ini pihak sekolah diimbau melakukan penjadwalan siswa yang akan melaksanakan PTM, yakni 50 persen.
"Silahkan diatur saja. Mungkin sementara ini pihak sekolah yang merasa aman untuk PTM bisa saja bergantian jadwal masuknya, 50 persen dulu maksimal," ujarnya.
Masherdata tidak bisa menyebutkan apakah ada penambahan ataukah pengurangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena menyesuaikan situasi kondisi.
"Lihat situasi kondisi masing-masing. Untuk sementara sebagian besar masih belajar semua. Kapasitasnya diatur maksimum 50 persen. Rata-rata sekolah belajar semua. Artinya silahkan sekolah itu melihat kondisi sekolah dengan kondisi daerahnya masing-masing. Kalau memungkinkan untuk belajar, kalau aman silahkan saja. Tidak masalah," terangnya.
Masherdata juga mengajak piha sekolah untuk bijaksana menyikapi hal ini dan prihatin jika nantinya terpaksa menggantikan PTM dengan PJJ. "Kita sudah punya pengalaman selama ini, namanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini sangat-sangat tidak efektif. Artinya banyak dampak negatifnya," ujarnya.
Menurutnya, peserta didik tidak mampu menyerap mata pelajaran dengan maksimal, juga memang psikologis anak-anak terpengaruh dengan kondisi belajar jarak jauh. "Ini membuka peluang anak-anak untuk bisa aktif kembali. Bisa adaptasi kembali," jelasnya
(shf)