Empat Dokter Bedah Kariadi Terpapar Corona, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak 57 pegawai RSUP dr Kariadi Semarang dinyatakan positif Covid-19. Dominasinya merupakan dokter dan tenaga medis, hingga harus menjalani observasi di kamar-kamar isolasi untuk memulihkan kondisinya.
Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Agus Suryanto mengatakan, pada pemeriksaan Selasa (14/4/2020) diketahui sebanyak 34 tenaga medis terpapar virus corona. Sebagian di antaranya merupakan dokter spesialis bedah saraf dan anak.
"Jadi alhamdulillah, sebagian besar dari yang positif itu semua tanpa gejala. Jadi 6 dokter spesialis, yang terdiri dari 4 dokter spesialis bedah saraf dan 1 dokter spesialis penyakit dalam serta 1 dokter spesialis anak," kata Agus, Jumat (17/4/2020).
"Kemudian PPDS (Peserta Pendidikan Dokter Spesialis) ada 24 orang, yang mencolok adalah 15 PPDS bedah. Untuk nondokter ada 2 fisioterapis, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat," katanya.
Pihaknya melakukan penelusuran untuk mengetahui penyebab banyaknya petugas medis yang terpapar corona. Terdapat beberapa klaster yang diduga menjadi penyebab awal penularan Covid-19 bagi tenaga-tenaga medis itu.
"Setelah kami melakukan telusur terhadap kejadian ini, terdapat beberapa peningkatan ini terjadi di beberapa lokus. Yang pertama terdapat di lokus kelompok dokter bedah, jadi ini salah satunya adalah terlambatnya identifikasi pasien Covid-19 itu sendiri sehingga diketahui setelah dilakukan operasi," katanya.
"Kemungkinan kedua, sebetulnya di kelompok bedah ini sebenarnya ada di kelompok obgyn. Di kelompok dokter obstetri ini memang sudah teridentifikasi pasien ini positif. Hamil dan dilakukan operasi. Beberapa kemungkinan kelemahan yang harus kita kaji untuk perbaikan di masa yang akan datang," katanya.
Direktur Utama RSUP dr Kariadi, Agus Suryanto mengatakan, pada pemeriksaan Selasa (14/4/2020) diketahui sebanyak 34 tenaga medis terpapar virus corona. Sebagian di antaranya merupakan dokter spesialis bedah saraf dan anak.
"Jadi alhamdulillah, sebagian besar dari yang positif itu semua tanpa gejala. Jadi 6 dokter spesialis, yang terdiri dari 4 dokter spesialis bedah saraf dan 1 dokter spesialis penyakit dalam serta 1 dokter spesialis anak," kata Agus, Jumat (17/4/2020).
"Kemudian PPDS (Peserta Pendidikan Dokter Spesialis) ada 24 orang, yang mencolok adalah 15 PPDS bedah. Untuk nondokter ada 2 fisioterapis, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat," katanya.
Pihaknya melakukan penelusuran untuk mengetahui penyebab banyaknya petugas medis yang terpapar corona. Terdapat beberapa klaster yang diduga menjadi penyebab awal penularan Covid-19 bagi tenaga-tenaga medis itu.
"Setelah kami melakukan telusur terhadap kejadian ini, terdapat beberapa peningkatan ini terjadi di beberapa lokus. Yang pertama terdapat di lokus kelompok dokter bedah, jadi ini salah satunya adalah terlambatnya identifikasi pasien Covid-19 itu sendiri sehingga diketahui setelah dilakukan operasi," katanya.
"Kemungkinan kedua, sebetulnya di kelompok bedah ini sebenarnya ada di kelompok obgyn. Di kelompok dokter obstetri ini memang sudah teridentifikasi pasien ini positif. Hamil dan dilakukan operasi. Beberapa kemungkinan kelemahan yang harus kita kaji untuk perbaikan di masa yang akan datang," katanya.
(abd)