Trauma Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Ratusan Warga Bertahan di Pengungsian
loading...
A
A
A
INDRAMAYU - Memasuki hari kelima pasca kebakaran hebat yang melanda Kilang Minyak Pertamina RU VI Balongan , ratusan warga dari dua desa, yakni Desa Balongan, dan Desa Majakerta, memilih tetap bertahan di Posko Pengungsian GOR Bumi Putra Kabupaten Indramayu.
Para pengungsi dari dua desa terdampak kebakaran tangki minyak di Kilang Minyak Pertamina RU VI Balongan tersebut, masih trauma atas terjadinya ledakan dan kebakaran hebat yang terjadi, sehingga mereka takut pulang ke rumahnya masing-masing.
Kekawatiran warga semakin meningkat, usai kembali terjadinya kebakaran pada Kamis (1/4/2021) tengah malam. Kini mereka memilih bertahan di pengungsian, dengan kondisi seadanya.
Salah satu pengungsi dari Wismahaji, Ida Rokaesin mengaku dirinya masih bertahan di pengungsian selama lima hari ini, karena masih trauma atas ledakan dan kebakaran yang terjadi. "Anak-anak juga masih takut," tuturnya.
Dia menyebutkan, warga yang mengungsi mulai mengeluhkan berbagai penyakit yang menyerang. Ada yang gatal-gatal, batuk hingga pilek. Faktor kebersihan dan minimnya fasilitas MCK diduga menjadi penyebab mereka terserang penyakit.
Selain trauma dan takut kembali ke rumah, menurut salah seorang warga Desa Balongan, Santi, warga juga belum diperkenankan untuk kembali ke pemukiman terdampak kebakaran, meski kondisi api sudah padam. "Ya akhirnya bertahan dahulu di pengungsian," ungkapnya.
Para pengungsi dari dua desa terdampak kebakaran tangki minyak di Kilang Minyak Pertamina RU VI Balongan tersebut, masih trauma atas terjadinya ledakan dan kebakaran hebat yang terjadi, sehingga mereka takut pulang ke rumahnya masing-masing.
Kekawatiran warga semakin meningkat, usai kembali terjadinya kebakaran pada Kamis (1/4/2021) tengah malam. Kini mereka memilih bertahan di pengungsian, dengan kondisi seadanya.
Salah satu pengungsi dari Wismahaji, Ida Rokaesin mengaku dirinya masih bertahan di pengungsian selama lima hari ini, karena masih trauma atas ledakan dan kebakaran yang terjadi. "Anak-anak juga masih takut," tuturnya.
Dia menyebutkan, warga yang mengungsi mulai mengeluhkan berbagai penyakit yang menyerang. Ada yang gatal-gatal, batuk hingga pilek. Faktor kebersihan dan minimnya fasilitas MCK diduga menjadi penyebab mereka terserang penyakit.
Selain trauma dan takut kembali ke rumah, menurut salah seorang warga Desa Balongan, Santi, warga juga belum diperkenankan untuk kembali ke pemukiman terdampak kebakaran, meski kondisi api sudah padam. "Ya akhirnya bertahan dahulu di pengungsian," ungkapnya.
(eyt)