Tangis Histeris Nasabah Pecah saat Gerudug Kantor Koperasi di Semarang
loading...
A
A
A
SEMARANG - Tangis histeris nasabah pecah saat mendatangi kantor Koperasi Simpan Pinjam BMT Taruna Sejahtera di Kawasan Ungaran, Kabupaten Semarang , Jawa Tengah ( Jateng ), Kamis (18/3/2021).
Mereka mendesak agar pihak koperasi segera mengembalikan dana simpanan, tangis histeris pun berujung kericuhan pun terjadi saat para nasabah memaksa masuk untuk menyuarakan tuntutan mereka.
Para nasabah yang kebanyakan kaum ibu itu terus mendesak pihak koperasi agar menepati janji-janji manis mereka. kericuhan sempat terjadi saat para nasabah memaksa bertemu langsung dengan penanggung jawab koperasi.
Sikap kesal bercampur marah ini merupakan bentuk kekecewaan para nasabah terhadap pihak koperasi bmt sejahtera yang hingga kini belum juga mengembalikan uang mereka. "Padahal pihak koperasi telah menjanjikan sejak tahun lalu, namun hingga kini belum juga ada kejelasan,” kata salah seorang nasabah koperasi bmt taruna sejahtera, isroi, kamis (18/3/202).
Dia menyebutkan, total uang yang dimasukkannya sekitar Rp64 Juta. “Itu dari saya saja itu, belum lagi yang lain, alasannya tidak bisa cair karena korona, keinginan saya ya harus dicairkan. Karena itu bukan hanya uang saya, karena banyak juga yang kumpul ke saya,” tuturnya.
Isroi mengaku, pihaknya telah menuntut pencairan itu mulai lebaran tahun lalu dan belum juga bisa cair sampai hari ini. “Mungkin ini yang ke 10 kali saya ke sini menuntut segera dicairkan,” tandasnya.
Situasi yang sempat memanas akhirnya mereda setelah pihak kepolisian memediasi para nasabah dengan pihak koperasi. Petugas kepolisian menyarankan agar para nasabah segera membuat laporan ke polres semarang agar kasusnya di proses secara hukum.
Sementara, Kuasa hukum nasabah koperasi BMT Taruna Sejahtera, Bramedika Kris Endira mengaku, pihaknya telah menempuh beberapa cara yakni somasi secara hukum, tapi memang tidak ada respons yang baik dari direktur pt bmt taruna sejahtera.
“Kami selalu dijanji-janji yang intinya ingin menjual aset namun sejauh ini semua tidak terealisasi. Kami sudah pernah bertemu dan alasannya digunakan membeli aset dan mengembangkan usaha , namun usaha yang dijalankan itu tidak sesuai dengan keinginannya. Saya sudah somasi itu bulan Oktober 2020,” tandasnya.
Mereka mendesak agar pihak koperasi segera mengembalikan dana simpanan, tangis histeris pun berujung kericuhan pun terjadi saat para nasabah memaksa masuk untuk menyuarakan tuntutan mereka.
Para nasabah yang kebanyakan kaum ibu itu terus mendesak pihak koperasi agar menepati janji-janji manis mereka. kericuhan sempat terjadi saat para nasabah memaksa bertemu langsung dengan penanggung jawab koperasi.
Sikap kesal bercampur marah ini merupakan bentuk kekecewaan para nasabah terhadap pihak koperasi bmt sejahtera yang hingga kini belum juga mengembalikan uang mereka. "Padahal pihak koperasi telah menjanjikan sejak tahun lalu, namun hingga kini belum juga ada kejelasan,” kata salah seorang nasabah koperasi bmt taruna sejahtera, isroi, kamis (18/3/202).
Dia menyebutkan, total uang yang dimasukkannya sekitar Rp64 Juta. “Itu dari saya saja itu, belum lagi yang lain, alasannya tidak bisa cair karena korona, keinginan saya ya harus dicairkan. Karena itu bukan hanya uang saya, karena banyak juga yang kumpul ke saya,” tuturnya.
Isroi mengaku, pihaknya telah menuntut pencairan itu mulai lebaran tahun lalu dan belum juga bisa cair sampai hari ini. “Mungkin ini yang ke 10 kali saya ke sini menuntut segera dicairkan,” tandasnya.
Situasi yang sempat memanas akhirnya mereda setelah pihak kepolisian memediasi para nasabah dengan pihak koperasi. Petugas kepolisian menyarankan agar para nasabah segera membuat laporan ke polres semarang agar kasusnya di proses secara hukum.
Sementara, Kuasa hukum nasabah koperasi BMT Taruna Sejahtera, Bramedika Kris Endira mengaku, pihaknya telah menempuh beberapa cara yakni somasi secara hukum, tapi memang tidak ada respons yang baik dari direktur pt bmt taruna sejahtera.
“Kami selalu dijanji-janji yang intinya ingin menjual aset namun sejauh ini semua tidak terealisasi. Kami sudah pernah bertemu dan alasannya digunakan membeli aset dan mengembangkan usaha , namun usaha yang dijalankan itu tidak sesuai dengan keinginannya. Saya sudah somasi itu bulan Oktober 2020,” tandasnya.
(nic)