Sistem Pendataan Dapodik Semrawut, PPDB Berpotensi Bermasalah
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sistem pendataan di Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar semrawut. Kondisi itu bisa memicu terjadinya persoalan pada saat penerimaan peserta didik baru ( PPDB ). Data siswa di sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) selalu saja tidak sinkron. Tak jarang, alamat siswa tidak terbaca di sistem.
Sekretaris Disdik Makassar , Amelia Malik tidak menampik kondisi tersebut. Kata dia, selama ini Disdik kesulitan melakukan pendataan lantaran tidak memiliki aplikasi sendiri. Data-data semua mengacu di dapodik.
"Data dapodik juga kalau sekolah tidak meng-update kita susah mendapatkan data," ucap Amelia, dalam Forum Perangkat Daerah Disdik Makassar, Senin (15/3/2021).
Apalagi untuk penerimaan jalur zonasi di PPDB . Semua data mengacu di dapodik, sedangkan data dapodik ada beberapa yang sinkron dengan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).
"Ini yang masih menjadi persoalan yang mesti kita selesaikan," tutur dia.
Dia mencontohkan ketika akan dilakukan vaksinasi untuk 1.000 guru lanjut usia (lansia), Disdik tidak memiliki data pasti. Bahkan, data di dapodik pun juga belum ter-update.
"Kemarin kita diminta data 1.000 guru lansia untuk divaksin, ternyata di dapodik juga tidak diupdate. Alamatnya ada di Palopo, Toraja, " keluh dia.
Begitu pula dengan data kondisi sekolah. Amelia juga menyebutkan Disdik Makassar tidak memiliki rincian data sekolah dengan kondisi terkini.
Sehingga dia tidak bisa menjelaskan sekolah mana dengan kondisi paling buruk, atau bahkan paling bagus. Baik dalam hal kondisi gedung ataupun sarana dan prasarana.
Padahal menurut dia pendataan itu penting. Bahkan berpengaruh pada penerimaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ).
Dia mencontohkan, ada sekolah yang seringkali mendapat bantuan Dana Insentif Daerah (DID) padahal kerusakan atau yang diperbaiki hanya pagar atau cuma lantai.
"Padahal di Biringkanayya ada sekolah namanya Maelwang, setelah kita cek kondisinya hancur sekali tapi tidak pernah mendapatkan bantuan. Ternyata di dapodik yang dia masukkan itu kondisinya pada saat masih bagus. Tidak pernah diupdate," jelas dia.
Sehingga menurut dia, penting Disdik Makassar punya aplikasi sendiri untuk bisa mengawasi data-data tersebut. Apalagi saat ini pemetaan guru-guru masih sistem manual dan sedikit menyulitkan.
"Jadi nanti bisa kita awasi dan kita evaluasi melalui aplikasi itu secara keseluruhan. Sistem pendataan kita masih di excel saja, sehingga susah kita dalam memprediksi dan berencana kita-kira berapa jumlah guru yang kita butuhkan, di sekolah mana yang kekurangan guru," ungkap Amelia.
Sementara, Plt Kepala Disdik Makassar , Neilma Palamba berharap tahun ini bisa mendapatdukungan anggaran untuk pengadaan aplikasi. Rencananya, aplikasi itu akan diberi nama 'Carade'.
"Aplikasi ini semua data dapodik dan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) terintegrasi," kata Neilma.
Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya berencana akan melakukan penandatangan kerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) terkait data-data siswa.
"MoU dengan Disdukcapil minimal untuk peserta didik dulu. Kalau di dapodik itu banyak data sekolah tidak terupdate. Tapi nanti pake teknologi (aplikasi) kita bisa lihat kondisinya," tutur dia.
Sekretaris Disdik Makassar , Amelia Malik tidak menampik kondisi tersebut. Kata dia, selama ini Disdik kesulitan melakukan pendataan lantaran tidak memiliki aplikasi sendiri. Data-data semua mengacu di dapodik.
"Data dapodik juga kalau sekolah tidak meng-update kita susah mendapatkan data," ucap Amelia, dalam Forum Perangkat Daerah Disdik Makassar, Senin (15/3/2021).
Apalagi untuk penerimaan jalur zonasi di PPDB . Semua data mengacu di dapodik, sedangkan data dapodik ada beberapa yang sinkron dengan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).
"Ini yang masih menjadi persoalan yang mesti kita selesaikan," tutur dia.
Dia mencontohkan ketika akan dilakukan vaksinasi untuk 1.000 guru lanjut usia (lansia), Disdik tidak memiliki data pasti. Bahkan, data di dapodik pun juga belum ter-update.
"Kemarin kita diminta data 1.000 guru lansia untuk divaksin, ternyata di dapodik juga tidak diupdate. Alamatnya ada di Palopo, Toraja, " keluh dia.
Begitu pula dengan data kondisi sekolah. Amelia juga menyebutkan Disdik Makassar tidak memiliki rincian data sekolah dengan kondisi terkini.
Sehingga dia tidak bisa menjelaskan sekolah mana dengan kondisi paling buruk, atau bahkan paling bagus. Baik dalam hal kondisi gedung ataupun sarana dan prasarana.
Padahal menurut dia pendataan itu penting. Bahkan berpengaruh pada penerimaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ).
Dia mencontohkan, ada sekolah yang seringkali mendapat bantuan Dana Insentif Daerah (DID) padahal kerusakan atau yang diperbaiki hanya pagar atau cuma lantai.
"Padahal di Biringkanayya ada sekolah namanya Maelwang, setelah kita cek kondisinya hancur sekali tapi tidak pernah mendapatkan bantuan. Ternyata di dapodik yang dia masukkan itu kondisinya pada saat masih bagus. Tidak pernah diupdate," jelas dia.
Sehingga menurut dia, penting Disdik Makassar punya aplikasi sendiri untuk bisa mengawasi data-data tersebut. Apalagi saat ini pemetaan guru-guru masih sistem manual dan sedikit menyulitkan.
"Jadi nanti bisa kita awasi dan kita evaluasi melalui aplikasi itu secara keseluruhan. Sistem pendataan kita masih di excel saja, sehingga susah kita dalam memprediksi dan berencana kita-kira berapa jumlah guru yang kita butuhkan, di sekolah mana yang kekurangan guru," ungkap Amelia.
Sementara, Plt Kepala Disdik Makassar , Neilma Palamba berharap tahun ini bisa mendapatdukungan anggaran untuk pengadaan aplikasi. Rencananya, aplikasi itu akan diberi nama 'Carade'.
"Aplikasi ini semua data dapodik dan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) terintegrasi," kata Neilma.
Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya berencana akan melakukan penandatangan kerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) terkait data-data siswa.
"MoU dengan Disdukcapil minimal untuk peserta didik dulu. Kalau di dapodik itu banyak data sekolah tidak terupdate. Tapi nanti pake teknologi (aplikasi) kita bisa lihat kondisinya," tutur dia.
(agn)