Dorong Perdagangan, Pelindo Diminta Maksimalkan Aktivitas Pelabuhan
loading...
A
A
A
Pelabuhan Kuala Tanjung, misalnya, berada di tengah Selat Malaka sebagai jalur perdagangan tersibuk di dunia yang dilintasi sekitar 94.000 kapal per tahun.
Pelabuhan yang ditetapkan sebagai hub internasional itu mempunyai kedalaman kolam -17 meter LWS. Sehingga dapat mengakomodasi kapal-kapal besar berbobot hingga 50.000 DWT serta berbagai jenis muatan, dari petikemas, curah cair, hingga kargo umum.
Pelabuhan Kuala Tanjung terhubung melalui jaringan jalan tol Trans-Sumatera dan kereta api dengan Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ).
Selain itu Kuala Tanjung juga terhubung dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, yang merupakan pusat industri berbasis kelapa sawit utama di Sumatera bagian utara.
Baca juga: Sebut KLB Dagelan, DPC-DPD Demokrat se-Jabar Serukan Deligitimasi
Konektivitas jaringan transportasi itu sangat mempengaruhi biaya pengiriman barang secara end-to-end. Berdasarkan perhitungan INSA dan Pelni, biaya transportasi hinterland berkontribusi hingga 50% dari keseluruhan biaya tersebut.
Pelindo I juga mengintegrasikan operasional kepelabuhanan dan industri dalam satu area, yaitu di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE), sehingga proses-proses produksi dan logistik lebih efisien.
Baca juga: Kelola PI Blok ONWJ, Migas Hulu Jabar Bukukan Pendapatan Rp262 Miliar
SCI mengapresiasi Pelindo I dalam pengembangan ekosistem Pelabuhan Kuala Tanjung. Pelindo I telah bekerja sama dengan DHL Global Forwarding Indonesia dalam memberikan pelayanan operasional logistik terintegrasi dan akan bekerja sama dengan pemain logistik internasional lainnya seperti Amazone dan Alibaba.
Pelabuhan yang ditetapkan sebagai hub internasional itu mempunyai kedalaman kolam -17 meter LWS. Sehingga dapat mengakomodasi kapal-kapal besar berbobot hingga 50.000 DWT serta berbagai jenis muatan, dari petikemas, curah cair, hingga kargo umum.
Pelabuhan Kuala Tanjung terhubung melalui jaringan jalan tol Trans-Sumatera dan kereta api dengan Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ).
Selain itu Kuala Tanjung juga terhubung dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, yang merupakan pusat industri berbasis kelapa sawit utama di Sumatera bagian utara.
Baca juga: Sebut KLB Dagelan, DPC-DPD Demokrat se-Jabar Serukan Deligitimasi
Konektivitas jaringan transportasi itu sangat mempengaruhi biaya pengiriman barang secara end-to-end. Berdasarkan perhitungan INSA dan Pelni, biaya transportasi hinterland berkontribusi hingga 50% dari keseluruhan biaya tersebut.
Pelindo I juga mengintegrasikan operasional kepelabuhanan dan industri dalam satu area, yaitu di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE), sehingga proses-proses produksi dan logistik lebih efisien.
Baca juga: Kelola PI Blok ONWJ, Migas Hulu Jabar Bukukan Pendapatan Rp262 Miliar
SCI mengapresiasi Pelindo I dalam pengembangan ekosistem Pelabuhan Kuala Tanjung. Pelindo I telah bekerja sama dengan DHL Global Forwarding Indonesia dalam memberikan pelayanan operasional logistik terintegrasi dan akan bekerja sama dengan pemain logistik internasional lainnya seperti Amazone dan Alibaba.
(boy)