Dorong Perdagangan, Pelindo Diminta Maksimalkan Aktivitas Pelabuhan

Jum'at, 05 Maret 2021 - 09:24 WIB
loading...
Dorong Perdagangan,...
Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
BANDUNG - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I didorong mampu memaksimalkan potensi pelabuhan, mendorong ekonomi kawasan melalui kegiatan ekspor impor.

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan, salah satu kawasan yang bisa dimaksimalkan adalah pelabuhan di Sumatera.

Pelindo I, kata dia, pada dasarnya berpotensi penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera melalui peranannya sebagai pengelola sejumlah pelabuhan di wilayah itu.

"Peningkatan kontribusi terhadap PDB bisa dilakukan dengan memacu volume ekspor komoditas unggulan wilayah dengan dukungan pelabuhan yang efisien," kata Setijadi, dalam siaran persnya, Jumat (5/3/2021).

Saat ini, beberapa pelabuhan yang dikelola Pelindo I dapat berperan penting, seperti Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Wilayah Sumatera berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2019 sebesar 21,32 persen dan PDB 2020 sebesar 21,36 persen.

Sementara pada tahun 2019 dan 2020 wilayah Jawa berkontribusi berturut-turut sebesar 59,00 persen dan 58,75 persen.

Menurut dia, komoditas ekspor utama Sumatera Utara adalah lemak dan minyak hewan/nabati yang pada tahun 2019 mencapai USD 2,843 miliar. Diikuti karet dan barang dari karet (USD 1,081 miliar) dan produk kimia (USD 810 juta).

"Saya berharap, dengan berbagai faktor potensial dan dinamika perkembangan tersebut, Pelindo I sebagai operator pelabuhan utama di wilayah Sumatera dapat berperan penting mendorong peningkatan kontribusi wilayah itu hingga 25 persen terhadap PDB dalam beberapa tahun mendatang," beber dia.

Secara geografis, kata dia, pelabuhan di Sumatera memiliki letak strategis dalam jaringan pelayaran dan rantai pasok global.

Pelabuhan Kuala Tanjung, misalnya, berada di tengah Selat Malaka sebagai jalur perdagangan tersibuk di dunia yang dilintasi sekitar 94.000 kapal per tahun.

Pelabuhan yang ditetapkan sebagai hub internasional itu mempunyai kedalaman kolam -17 meter LWS. Sehingga dapat mengakomodasi kapal-kapal besar berbobot hingga 50.000 DWT serta berbagai jenis muatan, dari petikemas, curah cair, hingga kargo umum.

Pelabuhan Kuala Tanjung terhubung melalui jaringan jalan tol Trans-Sumatera dan kereta api dengan Kuala Tanjung Industrial Zone (KTIZ).

Selain itu Kuala Tanjung juga terhubung dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, yang merupakan pusat industri berbasis kelapa sawit utama di Sumatera bagian utara.

Baca juga: Sebut KLB Dagelan, DPC-DPD Demokrat se-Jabar Serukan Deligitimasi

Konektivitas jaringan transportasi itu sangat mempengaruhi biaya pengiriman barang secara end-to-end. Berdasarkan perhitungan INSA dan Pelni, biaya transportasi hinterland berkontribusi hingga 50% dari keseluruhan biaya tersebut.

Pelindo I juga mengintegrasikan operasional kepelabuhanan dan industri dalam satu area, yaitu di Pelabuhan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE), sehingga proses-proses produksi dan logistik lebih efisien.

Baca juga: Kelola PI Blok ONWJ, Migas Hulu Jabar Bukukan Pendapatan Rp262 Miliar

SCI mengapresiasi Pelindo I dalam pengembangan ekosistem Pelabuhan Kuala Tanjung. Pelindo I telah bekerja sama dengan DHL Global Forwarding Indonesia dalam memberikan pelayanan operasional logistik terintegrasi dan akan bekerja sama dengan pemain logistik internasional lainnya seperti Amazone dan Alibaba.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1844 seconds (0.1#10.140)