Miris, Tak Ada Salep untuk Gatal, Korban Banjir Demak Terpaksa Obati Kulit Pakai Solar
loading...
A
A
A
DEMAK - Tidak ada salep kulit, warga korban banjir di Desa Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terpaksa menggunakan solar untuk mengobati kaki dari penyakit kulit. Penyakit kulit mendera warga, setelah permukimannya tergenang air kotor .
Lima hari sejak banjir kedua melanda Desa Sayung, belum ada tim medis yang masuk ke lokasi bencana . Namun beberapa bantuan sembako dan makanan instan mulai berdatangan dari para relawan.
Sumadi, salah seorang korban banjir di Desa Sayung, mengaku terpaksa mengolesi kakinya yang gatal akibat terkena banjir dengan solar. "Menggunakan solar jadi pilihan, karena tidak ada salep. Selain itu, setelah diolesi solar kulit tidak gatal lagi," ungkapnya.
Selain ketersediaan salep tidak ada, penggunaan solar sebagai obat gatal pada kulit ini menjadi pilihan warga Desa Sayung, karena harga salep kulit cukup mahal. "Kita gunakan bahan seadanya saja untuk obat," tuturnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Demak, Maskuri menilai, banjir Sayung tahun ini paling tinggi dibanding sebelumnya. "Namun seharusnya, luapan Sungai Tuntang, dan Sungai Dombo Sayung ini, bisa diantisipasi oleh pemerintah, seperti melakukan normalisasi," tegasnya.
Banjir kedua yang melanda wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, telah merendam delapan desa. Selain Desa Sayung, banjir juga menggenangi pemukiman Desa Purwosari, Desa Kalisari, Desa Loireng, Desa Tambakroto, Desa Pilangsari, Desa Prampelan, dan Desa Dombo.
Lima hari sejak banjir kedua melanda Desa Sayung, belum ada tim medis yang masuk ke lokasi bencana . Namun beberapa bantuan sembako dan makanan instan mulai berdatangan dari para relawan.
Sumadi, salah seorang korban banjir di Desa Sayung, mengaku terpaksa mengolesi kakinya yang gatal akibat terkena banjir dengan solar. "Menggunakan solar jadi pilihan, karena tidak ada salep. Selain itu, setelah diolesi solar kulit tidak gatal lagi," ungkapnya.
Selain ketersediaan salep tidak ada, penggunaan solar sebagai obat gatal pada kulit ini menjadi pilihan warga Desa Sayung, karena harga salep kulit cukup mahal. "Kita gunakan bahan seadanya saja untuk obat," tuturnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Demak, Maskuri menilai, banjir Sayung tahun ini paling tinggi dibanding sebelumnya. "Namun seharusnya, luapan Sungai Tuntang, dan Sungai Dombo Sayung ini, bisa diantisipasi oleh pemerintah, seperti melakukan normalisasi," tegasnya.
Baca Juga
Banjir kedua yang melanda wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, telah merendam delapan desa. Selain Desa Sayung, banjir juga menggenangi pemukiman Desa Purwosari, Desa Kalisari, Desa Loireng, Desa Tambakroto, Desa Pilangsari, Desa Prampelan, dan Desa Dombo.
(eyt)