Amankan Jaringan Listrik, PLN Gerak Cepat Tanggulangi Dampak Bencana Ekstrem
loading...
A
A
A
Cepat Tanggap
Upaya PLN menanggulangi dampak buruk cuaca ekstrem terhadap listrik terbukti mampu mempercepat proses pemulihan pasokan listrik kepada masyarakat. Apalagi, listrik termasuk objek vital. Energinya sangat dibutuhkan masyarakat, digunakan untuk menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Kerja keras PLN menjaga jaringan listrik terbukti berhasil. Pada bencana Februari ini, PLN berhasil menyalakan 2.117 atau 99% dari 2.147 gardu distribusi yang terdampak banjir di Jawa Barat. Ribuan gardu distribusi terdampak banjir berhasil dipulihkan dalam waktu tak kurang dari empat hari.
"516.483 pelanggan yang terdampak banjir sudah bisa menikmati listrik kembali," kata General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) Agung Nugraha.
PLN menyiapkan sarana, prasarana, dan SDM untuk penanganan gangguan listrik akibat bencana, berupa 72 posko bersiaga 24 jam dengan kekuatan 3.799 orang personel, 103 mesin genset, 20 UPS, 99 unit gardu bergerak, 12 unit kendaraan deteksi, 700 unit kendaraan operasional, dan 9 perahu karet. Fasilitas tersebut disebar di wilayah Jawa Barat yang terdampak banjir.
Respons cepat PLN tak lepas dari upaya memantau perkembangan dan situasi di lokasi terdampak maupun berpotensi terjadinya bencana alam. Sehingga, bila potensi bencana meningkat, PLN segera melakukan antisipasi agar jaringan listrik tetap aman bagi masyarakat. PLN juga terus berkoordinasi dengan aparatur kewilayahan dan pemerintah daerah agar bisa segera mengambil langkah konkret mengamankan jaringan listrik.
Kecepatan PLN menanggulangi gangguan listrik akibat cuaca ekstrem juga pernah dibuktikan pada Desember 2020 lalu. PLN hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memulihkan kondisi kelistrikan pascacuaca ekstrem yang terjadi pada 8 Desember 2020. Padahal, banjir dan puting beliung telah memporak-porandakan banyak kawasan.
"PLN berhasil memulihkan 100% kelistrikan di lima daerah terdampak bencana dalam waktu tiga hari, yaitu di Garut, Cianjur, Cimahi, Purwakarta, dan Tasikmalaya. Kami menurunkan 380 personel untuk percepatan penanganan jaringan listrik terdampak bencana," kata Agung.
Saat itu, sebanyak 7.155 gardu listrik padam. Namun, 4.748 gardu bisa dipulihkan secara cepat dan 2.436 gardu perlu penanganan lebih lanjut karena letaknya di daerah sulit dijangkau. Untuk melakukan pemulihan di pelosok, personel PLN mesti menerjang kawasan perbukitan, hutan, dan jalan terjal.
Sinergi Lintas Sektoral
Upaya pengendalian pasokan listrik pada cuaca ekstrem, juga dilakukan PLN dengan melibatkan unsur terkait. Di Jawa Barat, pemulihan jaringan listrik melibatkan unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kesatuan Pemangku Hutan (KPH), TNI (Kodim dan Koramil), serta Polri (Polres dan Polsek), dan aparat kewilayahan lainnya.
Kodam III Siliwangi misalnya, menerjunkan 40 personel di bawah kendali operasi Komandan Kodim Karawang, membantu mengamankan jaringan listrik. Kodam III mengarahkan 16 personel dari Arhanud III Bandung, 18 personel dari Yon Zipur III, dan lima personel dari Denzipur Karawang. Selain personel, Kodam III/Siliwangi juga mengerahkan perahu karet bermotor dan pompa air.
Upaya PLN menanggulangi dampak buruk cuaca ekstrem terhadap listrik terbukti mampu mempercepat proses pemulihan pasokan listrik kepada masyarakat. Apalagi, listrik termasuk objek vital. Energinya sangat dibutuhkan masyarakat, digunakan untuk menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Kerja keras PLN menjaga jaringan listrik terbukti berhasil. Pada bencana Februari ini, PLN berhasil menyalakan 2.117 atau 99% dari 2.147 gardu distribusi yang terdampak banjir di Jawa Barat. Ribuan gardu distribusi terdampak banjir berhasil dipulihkan dalam waktu tak kurang dari empat hari.
"516.483 pelanggan yang terdampak banjir sudah bisa menikmati listrik kembali," kata General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) Agung Nugraha.
PLN menyiapkan sarana, prasarana, dan SDM untuk penanganan gangguan listrik akibat bencana, berupa 72 posko bersiaga 24 jam dengan kekuatan 3.799 orang personel, 103 mesin genset, 20 UPS, 99 unit gardu bergerak, 12 unit kendaraan deteksi, 700 unit kendaraan operasional, dan 9 perahu karet. Fasilitas tersebut disebar di wilayah Jawa Barat yang terdampak banjir.
Respons cepat PLN tak lepas dari upaya memantau perkembangan dan situasi di lokasi terdampak maupun berpotensi terjadinya bencana alam. Sehingga, bila potensi bencana meningkat, PLN segera melakukan antisipasi agar jaringan listrik tetap aman bagi masyarakat. PLN juga terus berkoordinasi dengan aparatur kewilayahan dan pemerintah daerah agar bisa segera mengambil langkah konkret mengamankan jaringan listrik.
Kecepatan PLN menanggulangi gangguan listrik akibat cuaca ekstrem juga pernah dibuktikan pada Desember 2020 lalu. PLN hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memulihkan kondisi kelistrikan pascacuaca ekstrem yang terjadi pada 8 Desember 2020. Padahal, banjir dan puting beliung telah memporak-porandakan banyak kawasan.
"PLN berhasil memulihkan 100% kelistrikan di lima daerah terdampak bencana dalam waktu tiga hari, yaitu di Garut, Cianjur, Cimahi, Purwakarta, dan Tasikmalaya. Kami menurunkan 380 personel untuk percepatan penanganan jaringan listrik terdampak bencana," kata Agung.
Saat itu, sebanyak 7.155 gardu listrik padam. Namun, 4.748 gardu bisa dipulihkan secara cepat dan 2.436 gardu perlu penanganan lebih lanjut karena letaknya di daerah sulit dijangkau. Untuk melakukan pemulihan di pelosok, personel PLN mesti menerjang kawasan perbukitan, hutan, dan jalan terjal.
Sinergi Lintas Sektoral
Upaya pengendalian pasokan listrik pada cuaca ekstrem, juga dilakukan PLN dengan melibatkan unsur terkait. Di Jawa Barat, pemulihan jaringan listrik melibatkan unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kesatuan Pemangku Hutan (KPH), TNI (Kodim dan Koramil), serta Polri (Polres dan Polsek), dan aparat kewilayahan lainnya.
Kodam III Siliwangi misalnya, menerjunkan 40 personel di bawah kendali operasi Komandan Kodim Karawang, membantu mengamankan jaringan listrik. Kodam III mengarahkan 16 personel dari Arhanud III Bandung, 18 personel dari Yon Zipur III, dan lima personel dari Denzipur Karawang. Selain personel, Kodam III/Siliwangi juga mengerahkan perahu karet bermotor dan pompa air.