Amankan Jaringan Listrik, PLN Gerak Cepat Tanggulangi Dampak Bencana Ekstrem
loading...
A
A
A
BANDUNG - PT PLN (Persero) menjamin listrik aman di tengah cuaca ekstrem yang melanda Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Perbaikan gardu terdampak dilakukan secara cepat, mengerahkan ribuan personel siaga di titik rawan bencana.
Cuaca ekstrem akibat efek La Nina masih terus melanda Indonesia sejak akhir 2020 lalu. Bencana banjir, tanah longsor, puting beliung, dan banjir bandang terjadi bergantian di sejumlah wilayah. Kerugian materil dan nonmateril tak terhitung jumlahnya. Jutaan warga mengungsi dan lainnya mengalami kerugian akibat infrastruktur, sarana, dan prasarana rusak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sejak awal tahun hingga 14 Februari 2021, sebanyak 429 kejadian bencana terjadi di Indonesia. Didominasi banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Tercatat ada 245 kejadian banjir, kemudian tanah longsor 77 kejadian, 81 kali puting beliung, 10 kali gempa bumi, delapan kali gelombang pasang dan abrasi, serta delapan kali kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Dibanding daerah lainnya, mayoritas bencana alam terjadi di pulau Jawa. Tertinggi ada di Provinsi Jawa Barat dengan 93 kejadian, Jawa Tengah 74 kejadian, Jawa Timur 59 kali kejadian, serta Banten 19 kejadian. Hingga Februari 2021, banjir masih terus terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Barat seperti Karawang, Bekasi, dan Subang.
Akibat bencana tersebut, jutaan warga terdampak dan 2.683.241 jiwa mengungsi, 223 jiwa meninggal dunia dan delapan hilang, serta 12.063 jiwa luka-luka. BNPB mencatat 49.733 rumah mengalami kerusakan berat hingga ringan, sebanyak 1.275 fasilitas umum rusak.
Terakhir, banjir menggenangi wilayah Karawang, Bekasi, dan kawasan Pantura lainnya pada Sabtu (20/2/2021). Puluhan ribu warga terdampak, sektor usaha terganggu, dan jaringan listrik sempat padam akibat meluapnya air sungai dan tanggul jebol.
Data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, hingga Minggu (21/2/2021) terdapat 2.119 unit gardu distribusi yang terdampak banjir di Jawa Barat. Namun, 1.369 gardu dan jaringan listrik bagi 333.505 pelanggan bisa segera dinyalakan kembali.
Menurut Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PT PLN (Persero) Haryanto WS, PLN terus memastikan agar pasokan listrik tetap bisa dinikmati masyarakat saat cuaca ekstrem terjadi. PLN bersiaga penuh menerjunkan 6.170 personel. Mereka dikerahkan untuk melakukan pemantauan kelistrikan dan pengamanan pada daerah terdampak banjir di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
“Petugas PLN terus bersiaga memantau kondisi wilayah yang terdampak banjir, guna melakukan proses pemulihan dan memastikan keselamatan masyarakat,” jelas dia.
Cepat Tanggap
Upaya PLN menanggulangi dampak buruk cuaca ekstrem terhadap listrik terbukti mampu mempercepat proses pemulihan pasokan listrik kepada masyarakat. Apalagi, listrik termasuk objek vital. Energinya sangat dibutuhkan masyarakat, digunakan untuk menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Kerja keras PLN menjaga jaringan listrik terbukti berhasil. Pada bencana Februari ini, PLN berhasil menyalakan 2.117 atau 99% dari 2.147 gardu distribusi yang terdampak banjir di Jawa Barat. Ribuan gardu distribusi terdampak banjir berhasil dipulihkan dalam waktu tak kurang dari empat hari.
"516.483 pelanggan yang terdampak banjir sudah bisa menikmati listrik kembali," kata General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) Agung Nugraha.
PLN menyiapkan sarana, prasarana, dan SDM untuk penanganan gangguan listrik akibat bencana, berupa 72 posko bersiaga 24 jam dengan kekuatan 3.799 orang personel, 103 mesin genset, 20 UPS, 99 unit gardu bergerak, 12 unit kendaraan deteksi, 700 unit kendaraan operasional, dan 9 perahu karet. Fasilitas tersebut disebar di wilayah Jawa Barat yang terdampak banjir.
Respons cepat PLN tak lepas dari upaya memantau perkembangan dan situasi di lokasi terdampak maupun berpotensi terjadinya bencana alam. Sehingga, bila potensi bencana meningkat, PLN segera melakukan antisipasi agar jaringan listrik tetap aman bagi masyarakat. PLN juga terus berkoordinasi dengan aparatur kewilayahan dan pemerintah daerah agar bisa segera mengambil langkah konkret mengamankan jaringan listrik.
Kecepatan PLN menanggulangi gangguan listrik akibat cuaca ekstrem juga pernah dibuktikan pada Desember 2020 lalu. PLN hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memulihkan kondisi kelistrikan pascacuaca ekstrem yang terjadi pada 8 Desember 2020. Padahal, banjir dan puting beliung telah memporak-porandakan banyak kawasan.
"PLN berhasil memulihkan 100% kelistrikan di lima daerah terdampak bencana dalam waktu tiga hari, yaitu di Garut, Cianjur, Cimahi, Purwakarta, dan Tasikmalaya. Kami menurunkan 380 personel untuk percepatan penanganan jaringan listrik terdampak bencana," kata Agung.
Saat itu, sebanyak 7.155 gardu listrik padam. Namun, 4.748 gardu bisa dipulihkan secara cepat dan 2.436 gardu perlu penanganan lebih lanjut karena letaknya di daerah sulit dijangkau. Untuk melakukan pemulihan di pelosok, personel PLN mesti menerjang kawasan perbukitan, hutan, dan jalan terjal.
Sinergi Lintas Sektoral
Upaya pengendalian pasokan listrik pada cuaca ekstrem, juga dilakukan PLN dengan melibatkan unsur terkait. Di Jawa Barat, pemulihan jaringan listrik melibatkan unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kesatuan Pemangku Hutan (KPH), TNI (Kodim dan Koramil), serta Polri (Polres dan Polsek), dan aparat kewilayahan lainnya.
Kodam III Siliwangi misalnya, menerjunkan 40 personel di bawah kendali operasi Komandan Kodim Karawang, membantu mengamankan jaringan listrik. Kodam III mengarahkan 16 personel dari Arhanud III Bandung, 18 personel dari Yon Zipur III, dan lima personel dari Denzipur Karawang. Selain personel, Kodam III/Siliwangi juga mengerahkan perahu karet bermotor dan pompa air.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto mengaku, mendukung sepenuhnya upaya PLN dalam mengamankan pasokan listrik di wilayah bencana, terutama di Kabupaten Karawang. Karena, ini salah satu upaya menjaga keselamatan masyarakat terdampak banjir.
“Kami siap membantu PLN dalam penanganan bencana ini, karena ini masalah kita bersama. Masyarakat setempat juga bisa terlibat, agar semakin cepat pemulihannya, dengan tetap mengutamakan keselamatan,” jelas Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto.
Apresiasi Personel Lapangan
Atas kinerja cepat personel di lapangan menangani dampak bencana, PLN pernah memberikan penghargaan kepada petugas yang berada di garis depan. Mereka dinilai berjasa dalam me-recovery jaringan listrik secara cepat. Pada penanganan bencana Desember 2020 lalu, PLN memberi penghargaan kepada Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Garut, UP3 Cianjur, UP3 Sukabumi, UP3 Cimahi, UP3 Purwakarta, dan UP3 Tasikmalaya. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada sejumlah stakeholder seperti BPBD, Kesatuan Pemangku Hutan, TNI, Polri dan lainnya.
"Penghargaan ini bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih PLN atas dedikasi yang ditunjukkan rekan-rekan di lapangan. Dalam waktu 48 jam, tim PLN dibantu stakeholder berhasil memulihkan sebanyak 7.155 tiang listrik yang sempat mengalami kerusakan," kata Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PT PLN (Persero) Haryanto WS.
Menurut dia, atas respons cepat personel di lapangan, masyarakat bisa kembali menikmati aliran listrik dengan baik. Terlebih, saat itu pelajar mengandalkan listrik untuk mengisi daya perangkat smartphone agar bisa mengikuti proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) serta work from home (WFH).
Haryanto menambahkan, dalam penanganan gangguan listrik, PLN selalu berkolaborasi dengan wilayah distribusi yang berdekatan. Di antaranya PLN Unit Induk Distribusi Banten dan PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat. Selain itu, PLN juga mendapatkan bantuan dari aparat desa, kecamatan, TNI, dan Polri.
“Bencana di Jawa Barat ini dapat dijadikan lesson learned bagi unit lain di seluruh wilayah Indonesia, yaitu dengan melakukan mitigasi pengamanan kelistrikan di daerah rawan bencana. Upaya cepat dalam recovery serta koordinasi dengan unit terdekat dan seluruh stakeholder yang ada, bisa menjadi contoh," imbuh Haryanto.
Listrik Sumber Kehidupan
Pelayanan yang dilakukan PLN dalam memulihkan dampak kerusakan listrik akibat cuaca ekstrem, adalah bentuk komitmen BUMN ini kepada pelanggan. PLN sadar, listrik adalah salah satu sumber energi vital untuk menunjang aktivitas masyarakat dan industri.
General Manager PLN UID Jabar Agung Nugraha mengatakan, hingga Januari 2021, PLN UID Jabar melayani 15,222 juta pelanggan. Tiga golongan pelanggan terbanyak berasal dari segmen rumah tangga yaitu 14,145 juta, pelanggan bisnis 638.219, dan sosial sebanyak 315.417 pelanggan.
Dari jutaan pelanggan PLN, kapasitas daya tersambung PLN UID Jabar sebesar 96.599 kVA. Dengan komposisi terbesar berasal dari rumah tangga sebesar 12.962 MVA, industri 8.593 MVA, dan bisnis 4.210 MVA.
Sementara secara nasional, hingga Juni 2020, jumlah pelanggan PLN sekitar 76,85 juta, dengan penjualan sebesar 118.439 GWh. Komposisi pelanggan terdiri atas segmen rumah tangga berkontribusi 46,64%, diikuti industri 28,84%, bisnis 16,95%, publik 3,45%, sosial 3,40%, dan lain-lain 0,73%.
PLN juga terus memperluas coverage kelistrikan di seluruh Indonesia. Tahun ini, PLN menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 100%, dari posisi saat ini sekitar 99,09%. Wilayah timur Indonesia seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bidikan utama meningkatkan rasio elektrifikasi, ketimbang daerah lainnya yang telah lebih banyak tersambung listrik.
Gerakkan Ekonomi
Jawa Barat adalah salah satu sentra industri nasional. Sekitar 40% industri manufaktur ada di provinsi dengan penduduk lebih dari 48 juta jiwa ini. Industri manufaktur tersebut menyumbang multiplier efek besar bagi ekonomi Jawa Barat dan nasional.
Sejauh ini, PLN cukup berhasil menyediakan ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat. Hingga November 2020, PLN tercatat telah memenuhi kebutuhan konsumsi listrik nasional sebesar 221,87 terawatt hour (TWh). Walaupun, untuk cadangan listrik PLN tercatat surplus hingga 30%.
Selain jaminan suplai, PLN juga memastikan harga listrik tetap terjangkau, sebagaimana amanat pemerintah. Di mana, harga listrik di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan negara-negara di ASEAN, terutama untuk tarif listrik tegangan tinggi (TT). Pada Januari 2020, tarif untuk industri besar tegangan tinggi Rp997/kwh.
Di Malaysia misalnya, tarif listrik industri besar tegangan tinggi Rp1.068/kwh, Thailand Rp1.161/kwh, Singapura Rp1.792/kwh, Filipina Rp1.450/kwh, dan di Vietnam Rp1.017/kwh. Tak hanya itu, tarif industri menengah tegangan menengah (TM) juga rendah, sebesar Rp1.115/kwh.
Bukti listrik sangat dibutuhkan masyarakat terutama industri tampak pada masuknya listrik sebagai komponen penting yang menunjang iklim usaha. Listrik meraih poin terkecil dibandingkan indikator lainnya. Indikator ini dinilai dengan metode, semakin kecil angkanya, menunjukkan kemudahan yang diberikan PLN kepada investor.
Listrik PLN juga tercatat mampu menopang kebutuhan industri kesehatan saat pandemi. PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (PLN UID Jabar) mencatat, selama tahun 2020 pelanggan besar bidang usaha kesehatan di Jawa Barat mengalami kenaikan konsumsi listrik yang cukup signifikan sebesar 8,15% dibandingkan 2019 lalu.
Manager Komunikasi PLN UID Jawa Barat Iwan Ridwan menjelaskan, penjualan kWh tahun 2020 yang mengalami peningkatan utamanya adalah pelanggan besar bidang kesehatan. Meliputi rumah sakit, puskesmas, dan praktik dokter dengan kenaikan 7,19% menjadi 340.393.015 kWh. Sementara industri farmasi, obat, kesehatan naik 9,1% menjadi 355.827.943 kWh.
“Pandemi yang berlangsung sejak Maret 2020, membuat kebutuhan masyarakat akan suplemen, obat-obatan dan berbagai alat kesehatan meningkat. Begitu pula rumah sakit, puskesmas, dan berbagai klinik yang melayani pemeriksaan kesehatan. Kondisi tersebut tentu membutuhkan dukungan listrik, sehingga konsumsi listrik di bidang tersebut meningkat,” ujar Iwan.
Untuk Jawa Barat, jumlah pelanggan besar industri farmasi, obat, kesehatan terbanyak ada di Cimahi (18 pelangan), Cikarang (17 pelanggan), dan Gunung Putri (17 pelanggan). Sadangkan pelanggan rumah sakit, puskesmas, dan praktik dokter terbanyak ada di Bandung (27 pelanggan), Bogor (20 pelanggan) dan Bekasi (19 pelanggan).
Iwan menambahkan, selain bidang kesehatan, kenaikan konsumsi listrik juga dialami oleh pelanggan besar bidang peternakan sebesar 2,7% menjadi 224.945.524 kWh. Disusul pergudangan dengan kenaikan 1,72% menjadi 57.843.605 kWh serta sektor pertanian, perhutanan, dan perkebunan naik 1,44 % menjadi 113.966.573 kWh.
Catat Pertumbuhan
Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil akibat pandemi, PLN mampu mencatat kenaikan konsumsi listrik. Keberhasilan ini menunjukan mulai bergeraknya ekonomi Indonesia.
Secara tahunan, penjualan tenaga listrik di Jawa Barat per Januari 2021 naik 8,85% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi 4.704,97 GWh (Giga Watt Hour). Pencapaian ini juga melampaui target penjualan Januari 2021 sebesar 4,345 GWh.
Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar dalam peningkatan penjualan listrik PLN UID Jabar di awal periode 2021. Kenaikan penjualan listrik disebabkan naiknya konsumsi golongan rumah tangga sebesar 29,99% menjadi 2.068,156 GWh serta layanan khusus naik 7,4% menjadi 19,119 GWh.
Disamping hasil penjualan tenaga listrik yang meningkat dan melampaui target, PLN UID Jabar juga berhasil membuka tahun 2021 dengan tren positif di beberapa indikator lain seperti penambahan jumlah pelanggan dan jumlah daya tersambung.
Baca Juga
Cuaca ekstrem akibat efek La Nina masih terus melanda Indonesia sejak akhir 2020 lalu. Bencana banjir, tanah longsor, puting beliung, dan banjir bandang terjadi bergantian di sejumlah wilayah. Kerugian materil dan nonmateril tak terhitung jumlahnya. Jutaan warga mengungsi dan lainnya mengalami kerugian akibat infrastruktur, sarana, dan prasarana rusak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sejak awal tahun hingga 14 Februari 2021, sebanyak 429 kejadian bencana terjadi di Indonesia. Didominasi banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Tercatat ada 245 kejadian banjir, kemudian tanah longsor 77 kejadian, 81 kali puting beliung, 10 kali gempa bumi, delapan kali gelombang pasang dan abrasi, serta delapan kali kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Dibanding daerah lainnya, mayoritas bencana alam terjadi di pulau Jawa. Tertinggi ada di Provinsi Jawa Barat dengan 93 kejadian, Jawa Tengah 74 kejadian, Jawa Timur 59 kali kejadian, serta Banten 19 kejadian. Hingga Februari 2021, banjir masih terus terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Barat seperti Karawang, Bekasi, dan Subang.
Akibat bencana tersebut, jutaan warga terdampak dan 2.683.241 jiwa mengungsi, 223 jiwa meninggal dunia dan delapan hilang, serta 12.063 jiwa luka-luka. BNPB mencatat 49.733 rumah mengalami kerusakan berat hingga ringan, sebanyak 1.275 fasilitas umum rusak.
Terakhir, banjir menggenangi wilayah Karawang, Bekasi, dan kawasan Pantura lainnya pada Sabtu (20/2/2021). Puluhan ribu warga terdampak, sektor usaha terganggu, dan jaringan listrik sempat padam akibat meluapnya air sungai dan tanggul jebol.
Data PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, hingga Minggu (21/2/2021) terdapat 2.119 unit gardu distribusi yang terdampak banjir di Jawa Barat. Namun, 1.369 gardu dan jaringan listrik bagi 333.505 pelanggan bisa segera dinyalakan kembali.
Menurut Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PT PLN (Persero) Haryanto WS, PLN terus memastikan agar pasokan listrik tetap bisa dinikmati masyarakat saat cuaca ekstrem terjadi. PLN bersiaga penuh menerjunkan 6.170 personel. Mereka dikerahkan untuk melakukan pemantauan kelistrikan dan pengamanan pada daerah terdampak banjir di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
“Petugas PLN terus bersiaga memantau kondisi wilayah yang terdampak banjir, guna melakukan proses pemulihan dan memastikan keselamatan masyarakat,” jelas dia.
Cepat Tanggap
Upaya PLN menanggulangi dampak buruk cuaca ekstrem terhadap listrik terbukti mampu mempercepat proses pemulihan pasokan listrik kepada masyarakat. Apalagi, listrik termasuk objek vital. Energinya sangat dibutuhkan masyarakat, digunakan untuk menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan, dan lainnya.
Kerja keras PLN menjaga jaringan listrik terbukti berhasil. Pada bencana Februari ini, PLN berhasil menyalakan 2.117 atau 99% dari 2.147 gardu distribusi yang terdampak banjir di Jawa Barat. Ribuan gardu distribusi terdampak banjir berhasil dipulihkan dalam waktu tak kurang dari empat hari.
"516.483 pelanggan yang terdampak banjir sudah bisa menikmati listrik kembali," kata General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) Agung Nugraha.
PLN menyiapkan sarana, prasarana, dan SDM untuk penanganan gangguan listrik akibat bencana, berupa 72 posko bersiaga 24 jam dengan kekuatan 3.799 orang personel, 103 mesin genset, 20 UPS, 99 unit gardu bergerak, 12 unit kendaraan deteksi, 700 unit kendaraan operasional, dan 9 perahu karet. Fasilitas tersebut disebar di wilayah Jawa Barat yang terdampak banjir.
Respons cepat PLN tak lepas dari upaya memantau perkembangan dan situasi di lokasi terdampak maupun berpotensi terjadinya bencana alam. Sehingga, bila potensi bencana meningkat, PLN segera melakukan antisipasi agar jaringan listrik tetap aman bagi masyarakat. PLN juga terus berkoordinasi dengan aparatur kewilayahan dan pemerintah daerah agar bisa segera mengambil langkah konkret mengamankan jaringan listrik.
Kecepatan PLN menanggulangi gangguan listrik akibat cuaca ekstrem juga pernah dibuktikan pada Desember 2020 lalu. PLN hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk memulihkan kondisi kelistrikan pascacuaca ekstrem yang terjadi pada 8 Desember 2020. Padahal, banjir dan puting beliung telah memporak-porandakan banyak kawasan.
"PLN berhasil memulihkan 100% kelistrikan di lima daerah terdampak bencana dalam waktu tiga hari, yaitu di Garut, Cianjur, Cimahi, Purwakarta, dan Tasikmalaya. Kami menurunkan 380 personel untuk percepatan penanganan jaringan listrik terdampak bencana," kata Agung.
Saat itu, sebanyak 7.155 gardu listrik padam. Namun, 4.748 gardu bisa dipulihkan secara cepat dan 2.436 gardu perlu penanganan lebih lanjut karena letaknya di daerah sulit dijangkau. Untuk melakukan pemulihan di pelosok, personel PLN mesti menerjang kawasan perbukitan, hutan, dan jalan terjal.
Sinergi Lintas Sektoral
Upaya pengendalian pasokan listrik pada cuaca ekstrem, juga dilakukan PLN dengan melibatkan unsur terkait. Di Jawa Barat, pemulihan jaringan listrik melibatkan unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kesatuan Pemangku Hutan (KPH), TNI (Kodim dan Koramil), serta Polri (Polres dan Polsek), dan aparat kewilayahan lainnya.
Kodam III Siliwangi misalnya, menerjunkan 40 personel di bawah kendali operasi Komandan Kodim Karawang, membantu mengamankan jaringan listrik. Kodam III mengarahkan 16 personel dari Arhanud III Bandung, 18 personel dari Yon Zipur III, dan lima personel dari Denzipur Karawang. Selain personel, Kodam III/Siliwangi juga mengerahkan perahu karet bermotor dan pompa air.
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto mengaku, mendukung sepenuhnya upaya PLN dalam mengamankan pasokan listrik di wilayah bencana, terutama di Kabupaten Karawang. Karena, ini salah satu upaya menjaga keselamatan masyarakat terdampak banjir.
“Kami siap membantu PLN dalam penanganan bencana ini, karena ini masalah kita bersama. Masyarakat setempat juga bisa terlibat, agar semakin cepat pemulihannya, dengan tetap mengutamakan keselamatan,” jelas Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto.
Apresiasi Personel Lapangan
Atas kinerja cepat personel di lapangan menangani dampak bencana, PLN pernah memberikan penghargaan kepada petugas yang berada di garis depan. Mereka dinilai berjasa dalam me-recovery jaringan listrik secara cepat. Pada penanganan bencana Desember 2020 lalu, PLN memberi penghargaan kepada Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Garut, UP3 Cianjur, UP3 Sukabumi, UP3 Cimahi, UP3 Purwakarta, dan UP3 Tasikmalaya. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada sejumlah stakeholder seperti BPBD, Kesatuan Pemangku Hutan, TNI, Polri dan lainnya.
"Penghargaan ini bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih PLN atas dedikasi yang ditunjukkan rekan-rekan di lapangan. Dalam waktu 48 jam, tim PLN dibantu stakeholder berhasil memulihkan sebanyak 7.155 tiang listrik yang sempat mengalami kerusakan," kata Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PT PLN (Persero) Haryanto WS.
Menurut dia, atas respons cepat personel di lapangan, masyarakat bisa kembali menikmati aliran listrik dengan baik. Terlebih, saat itu pelajar mengandalkan listrik untuk mengisi daya perangkat smartphone agar bisa mengikuti proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) serta work from home (WFH).
Haryanto menambahkan, dalam penanganan gangguan listrik, PLN selalu berkolaborasi dengan wilayah distribusi yang berdekatan. Di antaranya PLN Unit Induk Distribusi Banten dan PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat. Selain itu, PLN juga mendapatkan bantuan dari aparat desa, kecamatan, TNI, dan Polri.
“Bencana di Jawa Barat ini dapat dijadikan lesson learned bagi unit lain di seluruh wilayah Indonesia, yaitu dengan melakukan mitigasi pengamanan kelistrikan di daerah rawan bencana. Upaya cepat dalam recovery serta koordinasi dengan unit terdekat dan seluruh stakeholder yang ada, bisa menjadi contoh," imbuh Haryanto.
Listrik Sumber Kehidupan
Pelayanan yang dilakukan PLN dalam memulihkan dampak kerusakan listrik akibat cuaca ekstrem, adalah bentuk komitmen BUMN ini kepada pelanggan. PLN sadar, listrik adalah salah satu sumber energi vital untuk menunjang aktivitas masyarakat dan industri.
General Manager PLN UID Jabar Agung Nugraha mengatakan, hingga Januari 2021, PLN UID Jabar melayani 15,222 juta pelanggan. Tiga golongan pelanggan terbanyak berasal dari segmen rumah tangga yaitu 14,145 juta, pelanggan bisnis 638.219, dan sosial sebanyak 315.417 pelanggan.
Dari jutaan pelanggan PLN, kapasitas daya tersambung PLN UID Jabar sebesar 96.599 kVA. Dengan komposisi terbesar berasal dari rumah tangga sebesar 12.962 MVA, industri 8.593 MVA, dan bisnis 4.210 MVA.
Sementara secara nasional, hingga Juni 2020, jumlah pelanggan PLN sekitar 76,85 juta, dengan penjualan sebesar 118.439 GWh. Komposisi pelanggan terdiri atas segmen rumah tangga berkontribusi 46,64%, diikuti industri 28,84%, bisnis 16,95%, publik 3,45%, sosial 3,40%, dan lain-lain 0,73%.
PLN juga terus memperluas coverage kelistrikan di seluruh Indonesia. Tahun ini, PLN menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 100%, dari posisi saat ini sekitar 99,09%. Wilayah timur Indonesia seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bidikan utama meningkatkan rasio elektrifikasi, ketimbang daerah lainnya yang telah lebih banyak tersambung listrik.
Gerakkan Ekonomi
Jawa Barat adalah salah satu sentra industri nasional. Sekitar 40% industri manufaktur ada di provinsi dengan penduduk lebih dari 48 juta jiwa ini. Industri manufaktur tersebut menyumbang multiplier efek besar bagi ekonomi Jawa Barat dan nasional.
Sejauh ini, PLN cukup berhasil menyediakan ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat. Hingga November 2020, PLN tercatat telah memenuhi kebutuhan konsumsi listrik nasional sebesar 221,87 terawatt hour (TWh). Walaupun, untuk cadangan listrik PLN tercatat surplus hingga 30%.
Selain jaminan suplai, PLN juga memastikan harga listrik tetap terjangkau, sebagaimana amanat pemerintah. Di mana, harga listrik di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan negara-negara di ASEAN, terutama untuk tarif listrik tegangan tinggi (TT). Pada Januari 2020, tarif untuk industri besar tegangan tinggi Rp997/kwh.
Di Malaysia misalnya, tarif listrik industri besar tegangan tinggi Rp1.068/kwh, Thailand Rp1.161/kwh, Singapura Rp1.792/kwh, Filipina Rp1.450/kwh, dan di Vietnam Rp1.017/kwh. Tak hanya itu, tarif industri menengah tegangan menengah (TM) juga rendah, sebesar Rp1.115/kwh.
Bukti listrik sangat dibutuhkan masyarakat terutama industri tampak pada masuknya listrik sebagai komponen penting yang menunjang iklim usaha. Listrik meraih poin terkecil dibandingkan indikator lainnya. Indikator ini dinilai dengan metode, semakin kecil angkanya, menunjukkan kemudahan yang diberikan PLN kepada investor.
Listrik PLN juga tercatat mampu menopang kebutuhan industri kesehatan saat pandemi. PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (PLN UID Jabar) mencatat, selama tahun 2020 pelanggan besar bidang usaha kesehatan di Jawa Barat mengalami kenaikan konsumsi listrik yang cukup signifikan sebesar 8,15% dibandingkan 2019 lalu.
Manager Komunikasi PLN UID Jawa Barat Iwan Ridwan menjelaskan, penjualan kWh tahun 2020 yang mengalami peningkatan utamanya adalah pelanggan besar bidang kesehatan. Meliputi rumah sakit, puskesmas, dan praktik dokter dengan kenaikan 7,19% menjadi 340.393.015 kWh. Sementara industri farmasi, obat, kesehatan naik 9,1% menjadi 355.827.943 kWh.
“Pandemi yang berlangsung sejak Maret 2020, membuat kebutuhan masyarakat akan suplemen, obat-obatan dan berbagai alat kesehatan meningkat. Begitu pula rumah sakit, puskesmas, dan berbagai klinik yang melayani pemeriksaan kesehatan. Kondisi tersebut tentu membutuhkan dukungan listrik, sehingga konsumsi listrik di bidang tersebut meningkat,” ujar Iwan.
Untuk Jawa Barat, jumlah pelanggan besar industri farmasi, obat, kesehatan terbanyak ada di Cimahi (18 pelangan), Cikarang (17 pelanggan), dan Gunung Putri (17 pelanggan). Sadangkan pelanggan rumah sakit, puskesmas, dan praktik dokter terbanyak ada di Bandung (27 pelanggan), Bogor (20 pelanggan) dan Bekasi (19 pelanggan).
Iwan menambahkan, selain bidang kesehatan, kenaikan konsumsi listrik juga dialami oleh pelanggan besar bidang peternakan sebesar 2,7% menjadi 224.945.524 kWh. Disusul pergudangan dengan kenaikan 1,72% menjadi 57.843.605 kWh serta sektor pertanian, perhutanan, dan perkebunan naik 1,44 % menjadi 113.966.573 kWh.
Catat Pertumbuhan
Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil akibat pandemi, PLN mampu mencatat kenaikan konsumsi listrik. Keberhasilan ini menunjukan mulai bergeraknya ekonomi Indonesia.
Secara tahunan, penjualan tenaga listrik di Jawa Barat per Januari 2021 naik 8,85% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi 4.704,97 GWh (Giga Watt Hour). Pencapaian ini juga melampaui target penjualan Januari 2021 sebesar 4,345 GWh.
Konsumsi rumah tangga berkontribusi besar dalam peningkatan penjualan listrik PLN UID Jabar di awal periode 2021. Kenaikan penjualan listrik disebabkan naiknya konsumsi golongan rumah tangga sebesar 29,99% menjadi 2.068,156 GWh serta layanan khusus naik 7,4% menjadi 19,119 GWh.
Disamping hasil penjualan tenaga listrik yang meningkat dan melampaui target, PLN UID Jabar juga berhasil membuka tahun 2021 dengan tren positif di beberapa indikator lain seperti penambahan jumlah pelanggan dan jumlah daya tersambung.
(shf)