Keluar dari Keterpurukan, Motzint Berbagi Strategi Eksis di Industri Fashion
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pandemi COVID-19 memaksa para pelaku usaha, khususnya sektor industri fashion, mampu beradaptasi sekaligus mengubah strategi agar kinerja bisnisnya tetap baik.
Owner brand fashion asal Bandung Motzint Original, Gilang Permana Kencana (26) mengakui, pandemi COVID-19 telah berdampak signifikan terhadap kinerja bisnisnya yang sudah dibangun sejak 2014 silam.
"Tahun lalu toko offline terpaksa tutup, penjualan ke luar kota gak jalan. Reseller juga sama kondisinya, gak bisa menjual barang," ungkap Gilang di Bandung, Sabtu (23/1/2021).
Bahkan, pria jebolan STIE Tridharma itu nyaris mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah pegawainya dengan harapan keuangan perusahaan tetap terjaga. Beruntung, niatnya itu tak terlaksana setelah dia mengubah strategi dan kebijakan.
Jika awalnya Gilang fokus mengandalkan penjualan Motzint secara offline, kini dia menjaring ceruk pendapatan melalui penjualan online dengan memanfaatkan beberapa marketplace, seperti Shopee.
Lambat laun, setelah menjalani proses di tengah pandemi, Motzint akhirnya mampu bertahan, bahkan mendongkrak penjualan.
"Tadinya mau PHK, tapi pegawai kan punya keluarga juga, kasihan. Makanya, saya coba pelajari bisnis di online, marketplace, dan lain-lain. Alhamdulillah ada hasilnya, saya juga gak jadi mem-PHK pegawai," papar Gilang.
Kini, lanjut Gilang, sedikitnya 15 pegawai di toko Motzint dialihkan untuk mengelola penjualan online. Mereka pun bertugas menjaga sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk mengejar target penjualan, Gilang pun menambah pegawai di bagian produksi. Sedikitnya 40 pegawai dikerahkan untuk menjahit baju, celana, hingga jaket. "Dari menjelang akhir tahun kemarin, penjualan konsisten di angka 10.000 barang terjual," kata Gilang.
Lebih lanjut Gilang menuturkan, pencapaiannya itu membuat dirinya yakin bahwa industri fashion masih bisa berkembang, meski di tengah situasi pandemi. Gilang pun berharap, para pengusaha, khususnya anak muda memiliki optimisme serupa.
Owner brand fashion asal Bandung Motzint Original, Gilang Permana Kencana (26) mengakui, pandemi COVID-19 telah berdampak signifikan terhadap kinerja bisnisnya yang sudah dibangun sejak 2014 silam.
"Tahun lalu toko offline terpaksa tutup, penjualan ke luar kota gak jalan. Reseller juga sama kondisinya, gak bisa menjual barang," ungkap Gilang di Bandung, Sabtu (23/1/2021).
Bahkan, pria jebolan STIE Tridharma itu nyaris mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah pegawainya dengan harapan keuangan perusahaan tetap terjaga. Beruntung, niatnya itu tak terlaksana setelah dia mengubah strategi dan kebijakan.
Jika awalnya Gilang fokus mengandalkan penjualan Motzint secara offline, kini dia menjaring ceruk pendapatan melalui penjualan online dengan memanfaatkan beberapa marketplace, seperti Shopee.
Lambat laun, setelah menjalani proses di tengah pandemi, Motzint akhirnya mampu bertahan, bahkan mendongkrak penjualan.
"Tadinya mau PHK, tapi pegawai kan punya keluarga juga, kasihan. Makanya, saya coba pelajari bisnis di online, marketplace, dan lain-lain. Alhamdulillah ada hasilnya, saya juga gak jadi mem-PHK pegawai," papar Gilang.
Kini, lanjut Gilang, sedikitnya 15 pegawai di toko Motzint dialihkan untuk mengelola penjualan online. Mereka pun bertugas menjaga sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk mengejar target penjualan, Gilang pun menambah pegawai di bagian produksi. Sedikitnya 40 pegawai dikerahkan untuk menjahit baju, celana, hingga jaket. "Dari menjelang akhir tahun kemarin, penjualan konsisten di angka 10.000 barang terjual," kata Gilang.
Lebih lanjut Gilang menuturkan, pencapaiannya itu membuat dirinya yakin bahwa industri fashion masih bisa berkembang, meski di tengah situasi pandemi. Gilang pun berharap, para pengusaha, khususnya anak muda memiliki optimisme serupa.