Keluar dari Keterpurukan, Motzint Berbagi Strategi Eksis di Industri Fashion

Sabtu, 23 Januari 2021 - 13:03 WIB
loading...
Keluar dari Keterpurukan,...
Sejumlah pegawai sibuk menyiapkan produk Motzint Original yang dijual secara online. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Pandemi COVID-19 memaksa para pelaku usaha, khususnya sektor industri fashion, mampu beradaptasi sekaligus mengubah strategi agar kinerja bisnisnya tetap baik.

Owner brand fashion asal Bandung Motzint Original, Gilang Permana Kencana (26) mengakui, pandemi COVID-19 telah berdampak signifikan terhadap kinerja bisnisnya yang sudah dibangun sejak 2014 silam.

"Tahun lalu toko offline terpaksa tutup, penjualan ke luar kota gak jalan. Reseller juga sama kondisinya, gak bisa menjual barang," ungkap Gilang di Bandung, Sabtu (23/1/2021).

Bahkan, pria jebolan STIE Tridharma itu nyaris mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah pegawainya dengan harapan keuangan perusahaan tetap terjaga. Beruntung, niatnya itu tak terlaksana setelah dia mengubah strategi dan kebijakan.

Jika awalnya Gilang fokus mengandalkan penjualan Motzint secara offline, kini dia menjaring ceruk pendapatan melalui penjualan online dengan memanfaatkan beberapa marketplace, seperti Shopee.

Lambat laun, setelah menjalani proses di tengah pandemi, Motzint akhirnya mampu bertahan, bahkan mendongkrak penjualan.

"Tadinya mau PHK, tapi pegawai kan punya keluarga juga, kasihan. Makanya, saya coba pelajari bisnis di online, marketplace, dan lain-lain. Alhamdulillah ada hasilnya, saya juga gak jadi mem-PHK pegawai," papar Gilang.

Kini, lanjut Gilang, sedikitnya 15 pegawai di toko Motzint dialihkan untuk mengelola penjualan online. Mereka pun bertugas menjaga sekitar 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk mengejar target penjualan, Gilang pun menambah pegawai di bagian produksi. Sedikitnya 40 pegawai dikerahkan untuk menjahit baju, celana, hingga jaket. "Dari menjelang akhir tahun kemarin, penjualan konsisten di angka 10.000 barang terjual," kata Gilang.

Lebih lanjut Gilang menuturkan, pencapaiannya itu membuat dirinya yakin bahwa industri fashion masih bisa berkembang, meski di tengah situasi pandemi. Gilang pun berharap, para pengusaha, khususnya anak muda memiliki optimisme serupa.

Dari pengalamannya, ada sejumlah hal yang menjadi kunci dalam beradaptasi, di antaranya menguasai ekosistem penjualan online yang memiliki pangsa pasar yang lebih luas.

Baca juga: Diduga Jatuh saat Melaut, Nelayan Cirebon Ditemukan Meninggal

"Pelajari sistemnya karena kan harus dipikirkan biaya iklan untuk promosi, konten dan lain sebagainya. Tentukan target market, harus tahu selera pasar, dan perbanyak relasi. Poin terakhir, khusus anak muda kalu bisa harus punya mentor yang punya pengalaman. Ya saya optimistis lah industri kreatif, industri fashion tetap bisa berkembang," tandasnya.

Baca juga: Puluhan Rumah Rusak Disapu Puting Beliung di Tasikmalaya, Warga Mengungsi

Terpisah, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, banyak masyarakat berinovasi melakukan kegiatan ekonomi. Hal itu, kata dia, secara langsung membuka peluang kerja.

"Banyak (kegiatan ekonomi yang terbentuk). Rekrutmen tenaga kerja bisa tetap dilakukan karena ternyata usaha mereka bagus, order ada terus," katanya.

"Pada dasarnya, kami memberikan apresiasi dan memberikan semangat bagi masyarakat yang tetap optimistis dan terus berinovasi di tengah pandemi," kata Yana.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2059 seconds (0.1#10.140)